Jepang Gunakan AI untuk Carikan Warganya Jodoh demi Tingkatkan Angka Pernikahan
loading...
A
A
A
Sekitar 90 pasangan menikah setiap tahun dengan dukungan dari pusat tersebut. "Kaum muda cenderung menyerahkan urusannya kepada orang lain. Jadi menurut saya kita perlu, sesekali, meminta data besar untuk merekomendasikan pasangan," ujar Katsuji Katayanagi dari pusat dukungan pernikahan.
Di sistem lain, pengguna menjawab lebih dari 100 pertanyaan, berdasarkan AI yang menganalisis kualitas yang dicari seseorang dari calon pasangan dan sebaliknya sebelum memperkenalkan calon pasangan.
Di Prefektur Saitama, tempat sistem ini diperkenalkan pada 2018, terdapat 139 pasangan yang telah menikah pada akhir November tahun lalu. Beberapa pasangan mengaku bertemu dengan seseorang yang mungkin tidak mereka pilih sendiri, dan seorang petugas mengatakan bahwa sistem tersebut menyediakan berbagai pertemuan.
Kepala administrator biro anak dan remaja di prefektur Shiga Mayu Komori menyarankan agar mereka yang mendaftar untuk layanan ini serius untuk menikah. Hal ini mengingat biaya pendaftaran sebesar 15 ribu yen atau Rp1,5 juta untuk dua tahun. “Banyak orang juga merasa yakin karena ini dijalankan oleh pemerintah prefektur,” jelas Komori.
Di sistem lain, pengguna menjawab lebih dari 100 pertanyaan, berdasarkan AI yang menganalisis kualitas yang dicari seseorang dari calon pasangan dan sebaliknya sebelum memperkenalkan calon pasangan.
Di Prefektur Saitama, tempat sistem ini diperkenalkan pada 2018, terdapat 139 pasangan yang telah menikah pada akhir November tahun lalu. Beberapa pasangan mengaku bertemu dengan seseorang yang mungkin tidak mereka pilih sendiri, dan seorang petugas mengatakan bahwa sistem tersebut menyediakan berbagai pertemuan.
Kepala administrator biro anak dan remaja di prefektur Shiga Mayu Komori menyarankan agar mereka yang mendaftar untuk layanan ini serius untuk menikah. Hal ini mengingat biaya pendaftaran sebesar 15 ribu yen atau Rp1,5 juta untuk dua tahun. “Banyak orang juga merasa yakin karena ini dijalankan oleh pemerintah prefektur,” jelas Komori.
(dra)