Bolehkah Pasien Gagal Ginjal Berpuasa?

Jum'at, 15 Maret 2024 - 04:39 WIB
loading...
Bolehkah Pasien Gagal Ginjal Berpuasa?
Bolehkan pasien gagal ginjal berpuasa? Ini mengingat kondisi pasien gagal ginjal yang dinilai tidak memungkinkan untuk puasa. Foto/ .medium.
A A A
JAKARTA - Bolehkan pasien gagal ginjal berpuasa? Ini mengingat kondisi pasien gagal ginjal tahap lanjut sebenarnya tidak memungkinkan untuk menjalani puasa.

Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) menganjurkan para pasien gagal ginjal kronis untuk tidak melakukan puasa selama bulan Ramadan. Imbauan ini merujuk pada kesepakatan dan panduan dari beberapa ahli.



“Memang belum ada kesepakatan, tapi ada beberapa ahli sudah melaporkan melalui beberapa panduan. Jadi pasien-pasien dengan penyakit ginjal tahap lanjut tidak dianjurkan berpuasa Ramadan,” ujar Ketua Umum PERNEFRI Dr.dr. Pringgodigdo Nugroho dalam jumpa pers Hari Ginjal Sedunia.

Begitu juga dengan para pasien cuci darah. Menurut dr.Pringgo, mereka termasuk dalam kategori pasien tahap lanjut yang juga tidak dianjurkan untuk melakukan puasa di bulan Ramadan.

“Bagaimana untuk pasien yang cuci darah? Sebenarnya ini kategori pasien yang tahap lanjut juga ya,” ungkapnya.

Meski tidak dianjurkan, dr.Pringgo menyebut, bahwa masih banyak pasien gagal ginjal kronis atau pasien cuci darah yang justru bisa tetap melakukan puasa. Hal tersebut menurutnya kondisional, sesuai dengan kemampuan para pasien.

“Namun sekali lagi memang ini menyangkut juga keyakinan ya. Karena kalau dari sisi ahli banyak yang menyampaikan ini tidak boleh, namun kenyataannya, pasien-pasien yang cuci darah ini banyak yang melakukan puasa Ramadhan,” paparnya.

“Jadi ada beberapa laporan, bukan karena anjuran dari dokter, tapi atas kemauan pasiennya itu melakukan puasa ini dilaporkan dan ada yang bisa menjalaninya dengan penuh, ada yang bisa menjalaninya di luar pada saat cuci darah,” kata dia lagi.

Meski begitu, dia mengingatkan para pasien gagal ginjal kronis dan pasien cuci darah agar melakukan konsultasi kepada dokter jika memang memaksakan diri ingin berpuasa.



“Yang penting dari studi-studi ini melihat bahwa tergantung kondisinya. Kondisi saat memulai puasa Ramadan sebaiknya dikonsultasikan ke dokter,” imbaunya.

“Dan dilakukan pemeriksaan dan hasil laboratoriumnya, kondisi secara umumnya untuk menjalani puasa Ramadhan, mungkin ini bisa dilakukan ya. Jadi secara umum, memang tidak dianjurkan (puasa),” kata dia lagi.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0992 seconds (0.1#10.140)