Mengenal Penyakit Tonsillopharyngitis, Diidap Widuri Anak Widi Mulia

Senin, 25 Maret 2024 - 14:57 WIB
loading...
Mengenal Penyakit Tonsillopharyngitis, Diidap Widuri Anak Widi Mulia
Widi Mulia mengabarkan anaknya, Widuri mengidap tonsillopharyngitis. Foto/ Instagram
A A A
JAKARTA - Widi Mulia mengabarkan bahwa anak pertamanya, Widuri mengidap tonsillopharyngitis. Sang anak terlihat terbaring di ranjang rumah sakit dengan tangan di infus.

Apa itu tonsillopharyngitis?

Tonsillopharyngitis adalah infeksi akut pada faring, tonsil palatina atau keduanya. Gejala pada penyakit ini biasanya sakit tenggorokan, odynophagia, limfadenopati serviks dan demam.


Penyebab tonsillopharyngitis

Tonsilofaringitis biasanya disebabkan oleh virus, paling sering disebabkan oleh virus flu biasa (adenovirus, rhinovirus, influenza, virus corona, dan virus pernapasan), tetapi kadang-kadang oleh virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks, sitomegalovirus, atau HIV.

Penyebab tonsillopharyngitis adalah bakteri streptokokus beta-hemolitik grup A (GABHS). Biasanya sering diidap oleh anak usia 5 dan 15 tahun dan jarang terjadi sebelum usia tiga tahun. Penyakit ini lebih jarang terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.

Gejala tonsillopharyngitis

Para penderita tonsillopharyngitis akan mengalami beberapa gejala, seperti nyeri saat menelan dan sering menjalar ke telinga. Anak-anak yang masih sangat kecil yang belum bisa mengeluh sakit tenggorokan seringkali menolak makan.

Selain itu jug demam tinggi, malaise, sakit kepala, dan gangguan pencernaan sering terjadi, begitu pula halitosis dan suara hilang dan serak. Amandel bengkak dan merah dan sering kali mengeluarkan eksudat bernanah.

Kondisi ini, akan sembuh dalam waktu 7 hari, dengan atau tanpa antibiotik. Penyakit ini bila tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi supuratif lokal, misalnya abses peritonsil atau selulitis dan terkadang menyebabkan demam rematik atau glomerulonefritis.

Pemeriksaan klinis

Tonsillopharyngitis dapat dicek melalui tes antigen cepat, kultur, atau keduanya, secara rutin atau selektif. Tes antigen cepat bersifat spesifik tetapi tidak sensitif dan mungkin perlu diikuti dengan kultur yang 90% spesifik dan 90% sensitif.



Pada orang dewasa, banyak pihak berwenang merekomendasikan penggunaan 4 kriteria skor Centor yang yakni, riwayat demam, eksudat tonsil, tidak adanya batuk, dan limfadenopati serviks anterior yang nyeri

Pengobatan simtomatik

Untuk pengobatannya sendiri bisa diberi antibiotik, tonsilektomi berulang, dan perawatan suportif untuk tonsilofaringitis meliputi analgesia, hidrasi, dan istirahat.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1069 seconds (0.1#10.140)