3 Cara Jaga Kesehatan Mulut saat Berpuasa
loading...
A
A
A
SURABAYA - Menjaga kesehatan mulut penting dilakukan, khususnya saat berpuasa. Mulut manusia mengandung banyak bakteri dan jamur. Tanpa disadari, selama makan manusia memberikan nutrisi yang dibutuhkan bakteri dan jamur tersebut.
Hal ini bisa lebih buruk lagi ketika terdapat gigi berlubang.
“Di dalam mulut terdapat banyak sekali mikroorganisme, bahkan dalam mulut yang sehat sekali pun. Apalagi kalau mulut yang tidak sehat seperti gigi berlubang,” kata Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair) Dr Desiana Radithia drg SpPM Subsp inf(K).
Saat berpuasa, manusia akan membunuh mikroorganisme yang berada di mulut. Selama berpuasa, durasi jeda makan manusia akan meningkat. Mikroorganisme akan kehilangan nutrisi yang mereka butuhkan dan kemudian mati. Selama berpuasa produksi air liur juga akan menurun sehingga kondisinya menjadi asam.
“Dengan berpuasa jeda makan akan semakin lama. Jadi mikroorganisme akan kehilangan asupan makanan yang continue, jumlah mereka akan menurun karena mati,” tuturnya.
Namun, produksi air liur yang berkurang juga memiliki dampak negatif. Desiana menerangkan, berkurangnya air liur bisa menyebabkan mulut kering, bibir pecah-pecah, serta bau yang tidak sedap.
“Air liur itu seperti pedang bermata dua, dapat menguntungkan dapat merugikan,” ujarnya.
Ada tiga cara menjaga kesehatan gigi dan mulut di bulan Ramadhan. Pertama, menyikat gigi 2 kali sehari pada saat berbuka dan sahur. Teknik menyikat gigi dengan benar merupakan hal yang wajib.
Menyikat dengan cara memutar sikat pada gigi geraham dan gerakan vertikal pada gigi seri berguna untuk membersihkan gusi. Lalu saat membersihkan lidah, gunakan bagian belakang sikat gigi. Hal ini berguna agar lidah tidak menjadi sarang bakteri.
Kedua dengan kumur-kumur. Berkumur ini efektif untuk menyapu kulit mati pada mulut sehingga bakteri tidak menumpuk di sana.
“Cara berkumur yang efektif adalah dengan mengatupkan mulut lalu mendorong air menggunakan otot mulut, naik turun secara berulang kali,” papar Desiana.
Ketiga dengan menggesek benang gigi. Benang gigi berguna untuk menjangkau sela-sela gigi yang tidak terjangkau oleh sikat gigi. Tidak lupa ia memperingatkan agar menggunakan benang gigi, bukan tusuk gigi.
“Ingat pakai benang gigi, bukan tusuk gigi, karena tusuk gigi dapat membuat ruang antara sela-sela gigi,” imbuhnya.
“Sebagai dokter gigi tentu saja aku bilangnya hindari yang manis-manis. Tapi, dengan kondisi kadar gula yang turun, ya mau bagaimana lagi, sebaiknya konsumsi yang manis-manis,” ucapnya.
Namun, Desiana tetap menyarankan untuk tidak memakan makanan manis secara berlebihan dan minum air putih setelah makan agar dapat menetralisir kondisi mulut.
“Ketika berbuka puasa itu kondisi mulut masih kekurangan air liur, jadi air putih dapat menggantikan peran air liur untuk menyapu sisa makanan dan menetralkan kondisi mulut,” katanya.
Hal ini bisa lebih buruk lagi ketika terdapat gigi berlubang.
“Di dalam mulut terdapat banyak sekali mikroorganisme, bahkan dalam mulut yang sehat sekali pun. Apalagi kalau mulut yang tidak sehat seperti gigi berlubang,” kata Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair) Dr Desiana Radithia drg SpPM Subsp inf(K).
Saat berpuasa, manusia akan membunuh mikroorganisme yang berada di mulut. Selama berpuasa, durasi jeda makan manusia akan meningkat. Mikroorganisme akan kehilangan nutrisi yang mereka butuhkan dan kemudian mati. Selama berpuasa produksi air liur juga akan menurun sehingga kondisinya menjadi asam.
“Dengan berpuasa jeda makan akan semakin lama. Jadi mikroorganisme akan kehilangan asupan makanan yang continue, jumlah mereka akan menurun karena mati,” tuturnya.
Namun, produksi air liur yang berkurang juga memiliki dampak negatif. Desiana menerangkan, berkurangnya air liur bisa menyebabkan mulut kering, bibir pecah-pecah, serta bau yang tidak sedap.
“Air liur itu seperti pedang bermata dua, dapat menguntungkan dapat merugikan,” ujarnya.
Menjaga Kesehatan Mulut dan Gigi
Menurut Desiana, ketika berpuasa ataupun tidak, sebenarnya tak ada perbedaan yang signifikan dalam menjaga kesehatan. Hanya, pada bulan Ramadan memerlukan concern lebih.Ada tiga cara menjaga kesehatan gigi dan mulut di bulan Ramadhan. Pertama, menyikat gigi 2 kali sehari pada saat berbuka dan sahur. Teknik menyikat gigi dengan benar merupakan hal yang wajib.
Menyikat dengan cara memutar sikat pada gigi geraham dan gerakan vertikal pada gigi seri berguna untuk membersihkan gusi. Lalu saat membersihkan lidah, gunakan bagian belakang sikat gigi. Hal ini berguna agar lidah tidak menjadi sarang bakteri.
Kedua dengan kumur-kumur. Berkumur ini efektif untuk menyapu kulit mati pada mulut sehingga bakteri tidak menumpuk di sana.
“Cara berkumur yang efektif adalah dengan mengatupkan mulut lalu mendorong air menggunakan otot mulut, naik turun secara berulang kali,” papar Desiana.
Ketiga dengan menggesek benang gigi. Benang gigi berguna untuk menjangkau sela-sela gigi yang tidak terjangkau oleh sikat gigi. Tidak lupa ia memperingatkan agar menggunakan benang gigi, bukan tusuk gigi.
“Ingat pakai benang gigi, bukan tusuk gigi, karena tusuk gigi dapat membuat ruang antara sela-sela gigi,” imbuhnya.
Rekomendasi Makanan untuk Berbuka
Dr. Desiana juga mengungkapkan, ketika berpuasa kadar gula dalam tubuh akan menurun. Ketika berbuka puasa, tubuh memerlukan makanan manis untuk menggantikan kadar gula tersebut. Namun, ia menyarankan untuk menghindari makanan yang dapat meninggalkan sisa di mulut.“Sebagai dokter gigi tentu saja aku bilangnya hindari yang manis-manis. Tapi, dengan kondisi kadar gula yang turun, ya mau bagaimana lagi, sebaiknya konsumsi yang manis-manis,” ucapnya.
Namun, Desiana tetap menyarankan untuk tidak memakan makanan manis secara berlebihan dan minum air putih setelah makan agar dapat menetralisir kondisi mulut.
“Ketika berbuka puasa itu kondisi mulut masih kekurangan air liur, jadi air putih dapat menggantikan peran air liur untuk menyapu sisa makanan dan menetralkan kondisi mulut,” katanya.
(tsa)