IDF Beri Penghargaan ke Maestro Tari Gusmiati Suid

Minggu, 11 November 2018 - 10:35 WIB
IDF Beri Penghargaan ke Maestro Tari Gusmiati Suid
IDF Beri Penghargaan ke Maestro Tari Gusmiati Suid
A A A
JAKARTA - Indonesian Dance Festival (IDF) 2018 yang resmi dibuka Plt Kepala Dinas Pariwisata (Kadisparbud) DKI Jakarta Asiantoro di Gedung Teater Besar Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada Selasa (6/11) memberikan penghargaan untuk maestro tari kontemporer Indonesia, almarhum Gusmiati Suid.

Penghargaan yang diserahkan Prof Dr Edi Sedyawati dan Dr Julianti Parani itu diterima oleh kedua putri Gusmiati Suid. Sepanjang kariernya, Gusmiati Suid telah melahirkan karya-karya tari terkenal, di antaranya tari Kabar Burung, Api dalam Sekam, dan tari Rantak pada 1976.

Pemimpin Sanggar Tari Gumarang Sakti bersama putranya, Boy G Sakti, itu juga telah melahirkan banyak karya seni tari bertaraf nasional dan internasional melalui sanggar tersebut.

“IDF hadir berdasarkan keprihatinan dosen-dosen yang juga merupakan seniman tari di IKJ akan sepinya kegiatan seni tari bertaraf internasional sehingga menggugah mereka untuk mendirikan IDF pada tahun 1992,” kata Direktur Keuangan IDF Nungki Kusumastuti.

Para dosen Fakultas Seni Pertunjukan tersebut adalah Sal Murgiyanto, Nungki Kusumastuti, Maria Darmaningsih, Melina Surjadewi, Dedy Luthan, Tom Ibnur. Dengan didukung Farida Oetojo, Sardono W Kusumo dan lainnya, mereka menggarap festival tari kontemporer yang eksistensinya tetap terjaga hingga tahun ini.

Menurut Nungki, selama lebih dari dua dekade, IDF berkibar di dunia tari internasional. Sebagai sebuah acara biennale,IDF mendorong munculnya banyak koreografer terkemuka sambil berusaha keras untuk menampilkan festival bergengsi dan bertaraf internasional.

“IDF tidak hanya menampilkan karya-karya koreografer terkenal di dunia internasional, tetapi juga berupaya menemukan bakatbakat para koreografer muda Indonesia,” kata Nungki.

Program-program utama festival ini meliputi: pementasan tari yang terdiri atas showcase (Kampana) dan main performance,workshop (akademi IDF), presentasi, seminar, penerbitan dan publikasi seni tari, kompetisi, master class,commission works,dan berbagai program stimulasi karya-karya baru serta berbagai presentasi karya-karya inovatif dari para seniman muda potensial.

Sementara itu Rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Seno Gumira Ajidarma mengatakan, IDF harus menjadi wadah pembelajaran, bukan saja bagi seniman tari, tapi juga seniman lain, termasuk peminat seni. Kegiatan-kegiatan pada pelaksanaan IDF harus dapat menjadi penentu standar kualitas dan meningkatkan penyelenggaraan acara menjadi lebih baik. (Nuriwan Trihendrawan)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7524 seconds (0.1#10.140)