3.000 Penggemar Taylor Swift Kena Tipu Tiket Konser Eras Tour Inggris
loading...
A
A
A
INGGRIS - Ribuan penggemar Taylor Swift dilaporkan mengalami penipuan tiket konser Eras Tour di Inggris pada akhir 2023. Hal ini diungkap oleh sebuah bank, Lloyds Bank.
Setidaknya 3.000 korban telah tertipu untuk membeli tiket palsu konser Swift sejak Juli 2023. Di mana aksi penipuan ini menyebabkan kerugian sebesar USD1,69 juta atau Rp27 miliar.
Dilansir dari The Straits Times, Rabu (17/4/2024) jumlah rata-rata kerugian yang dialami setiap korban adalah 332 pound atau Rp6 juta, meskipun dalam beberapa kasus jumlahnya lebih dari 1.000 pound atau Rp20 juta.
Bank tersebut mengatakan lebih dari 90 persen kasus yang dilaporkan dimulai dengan iklan atau postingan palsu di Facebook. Penipuan tiket konser Swift telah meningkat sebesar 158 persen sejak musim panas lalu dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Foto/News Sky
Namun, tak hanya pacar Travis Kelce, penyanyi Amerika lainnya seperti Beyonce, band Inggris Coldplay, dan musisi Harry Styles juga sering namanya digunakan untuk aksi penipuan. Dari semua penipuan tiket konser, korban rata-rata kehilangan 133 pound atau Rp2,6 juta.
Pencarian di Facebook mengungkapkan lusinan grup tidak resmi telah dibentuk. Banyak di antaranya memiliki puluhan ribu anggota, khusus untuk orang-orang yang ingin membeli dan menjual tiket konser pelantun Shake it Off tersebut.
"Facebook Marketplace, platform perdagangan perusahaan media sosial, memiliki berbagai daftar tiket di berbagai tempat di seluruh negeri," kata Lloyds Bank.
Penipuan ini biasanya melibatkan iklan palsu, postingan atau daftar di media sosial, menawarkan tiket dengan harga diskon, atau akses ke acara yang sudah terjual habis dengan harga melambung.
Korban diminta membayar tiket di muka, tetapi setelah pembayaran dilakukan, penipu menghilang. Hal ini membuat pembeli tidak mempunyai tiket dan kehabisan uang.
"Jika Anda diminta membayar melalui transfer bank, terutama dari penjual yang Anda temukan di media sosial, hal ini akan segera memicu peringatan," jelas direktur pencegahan penipuan Lloyds Bank Liz Ziegler.
"Membeli langsung dari platform resmi dan bereputasi baik adalah satu-satunya cara untuk menjamin Anda membayar tiket asli. Meski begitu, selalu bayar dengan kartu debit atau kredit untuk perlindungan terbaik," sambungnya.
Penggemar berusia 25 hingga 34 tahun yang mencoba membeli tiket yang terjual habis kemungkinan besar menjadi sasaran empuk dari aksi penipuan ini. Di sisi lain, Eras Tour diperkirakan menghasilkan pendapatan kotor lebih dari USD1 miliar atau Rp16 triliun, dengan tiket terjual habis segera setelah mulai dijual.
Setidaknya 3.000 korban telah tertipu untuk membeli tiket palsu konser Swift sejak Juli 2023. Di mana aksi penipuan ini menyebabkan kerugian sebesar USD1,69 juta atau Rp27 miliar.
Dilansir dari The Straits Times, Rabu (17/4/2024) jumlah rata-rata kerugian yang dialami setiap korban adalah 332 pound atau Rp6 juta, meskipun dalam beberapa kasus jumlahnya lebih dari 1.000 pound atau Rp20 juta.
Bank tersebut mengatakan lebih dari 90 persen kasus yang dilaporkan dimulai dengan iklan atau postingan palsu di Facebook. Penipuan tiket konser Swift telah meningkat sebesar 158 persen sejak musim panas lalu dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Foto/News Sky
Namun, tak hanya pacar Travis Kelce, penyanyi Amerika lainnya seperti Beyonce, band Inggris Coldplay, dan musisi Harry Styles juga sering namanya digunakan untuk aksi penipuan. Dari semua penipuan tiket konser, korban rata-rata kehilangan 133 pound atau Rp2,6 juta.
Pencarian di Facebook mengungkapkan lusinan grup tidak resmi telah dibentuk. Banyak di antaranya memiliki puluhan ribu anggota, khusus untuk orang-orang yang ingin membeli dan menjual tiket konser pelantun Shake it Off tersebut.
"Facebook Marketplace, platform perdagangan perusahaan media sosial, memiliki berbagai daftar tiket di berbagai tempat di seluruh negeri," kata Lloyds Bank.
Penipuan ini biasanya melibatkan iklan palsu, postingan atau daftar di media sosial, menawarkan tiket dengan harga diskon, atau akses ke acara yang sudah terjual habis dengan harga melambung.
Korban diminta membayar tiket di muka, tetapi setelah pembayaran dilakukan, penipu menghilang. Hal ini membuat pembeli tidak mempunyai tiket dan kehabisan uang.
"Jika Anda diminta membayar melalui transfer bank, terutama dari penjual yang Anda temukan di media sosial, hal ini akan segera memicu peringatan," jelas direktur pencegahan penipuan Lloyds Bank Liz Ziegler.
"Membeli langsung dari platform resmi dan bereputasi baik adalah satu-satunya cara untuk menjamin Anda membayar tiket asli. Meski begitu, selalu bayar dengan kartu debit atau kredit untuk perlindungan terbaik," sambungnya.
Penggemar berusia 25 hingga 34 tahun yang mencoba membeli tiket yang terjual habis kemungkinan besar menjadi sasaran empuk dari aksi penipuan ini. Di sisi lain, Eras Tour diperkirakan menghasilkan pendapatan kotor lebih dari USD1 miliar atau Rp16 triliun, dengan tiket terjual habis segera setelah mulai dijual.
(dra)