Sinergi Seni dan Kecerdasan Buatan, Wajah Baru Kreativitas dalam Era Digital

Senin, 22 April 2024 - 01:00 WIB
loading...
Sinergi Seni dan Kecerdasan...
Sebuah percakapan mengenai masa depan seni dan penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam industri kreatif telah diungkap dalam acara #stARTwithInkLords. Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Sebuah percakapan mengenai masa depan seni dan penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam industri kreatif telah diungkap dalam acara #stARTwithInkLords, yang diadakan di Jakarta beberapa waktu lalu. Acara ini membuka mata banyak insan kreatif terhadap peluang baru yang bisa dibuka oleh AI, serta memperlihatkan bagaimana teknologi ini dapat menjadi alat bantu yang kuat untuk seniman, bukan sebagai pengganti mereka.

"Kami melihat AI bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai teman kolaboratif yang dapat membawa kreativitas manusia ke tingkat yang lebih tinggi," kata Anne Ploin selaku peneliti dari Oxford Internet Institute.

Ploin menekankan bahwa integrasi AI dalam seni harus dilihat sebagai perluasan dari alat yang sudah ada, bukan penggantinya.

"AI membantu saya untuk menerjemahkan konsep-konsep abstrak menjadi karya seni visual yang kompleks dengan lebih efisien. Ini membuka lebih banyak ruang untuk eksperimen dan inovasi," jelas Rizky Amom selaku seniman visual Indonesia.

Pengalaman Amom menunjukkan bahwa AI bisa menjadi partner dalam proses kreatif, memberikan seniman kemampuan untuk eksplorasi tanpa batas. Di sisi lain, Ink Lords, sub-brand dari AIRSCREAM yang berbasis di Inggris, menunjukkan aplikasi praktis AI dalam bisnis mereka. Brand and Marketing Global Head Ink Lords Andrew Koh berujar penggunaan AI dalam desain kemasan produk mereka.



"Desain kemasan kami, yang terinspirasi dari mitologi Indonesia, tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya tetapi juga inovasi teknologi yang kami gunakan," ujar Andrew.

Menurutnya, sinergi antara seni dan teknologi ini tidak hanya menarik perhatian pasar tapi juga mempertajam identitas brand mereka. Selain menjelaskan mengenai produk terbaru, Saga U1 dan Mono X, yang telah diadaptasi dengan fitur-fitur canggih sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia, Andrew juga menjelaskan bagaiman proses pembuatan desain kemasan yang dioperasikan oleh desainer profesonal.

"Walaupun kami menggunakan aplikasi desain AI, kami tetap melibatkan grafis desainer profesional sehingga proses serta hasilnya sesuai dengan ekspektasi kami, langkah ini merupakan bagian dari nilai-nilai yang dianut oleh Inklord sebagai pencipta tren," ungkap Andrew.

Melalui #stARTwithInkLords, jelas bahwa AI dan seni bukan lagi dua dunia yang terpisah tetapi adalah entitas yang dapat bersinergi dengan harmonis. Acara tersebut telah menunjukkan bagaimana AI bisa menjadi alat yang berharga dalam industri kreatif, mendorong seniman untuk menggali potensi mereka lebih dalam lagi.

Sebagai penutup, Muhammad Rifai, seorang seniman lain yang hadir, menyampaikan optimisme terhadap masa depan seni dan AI. "Dengan AI, kami tidak hanya menciptakan karya yang baru dan inovatif tetapi juga memperkuat dialog antara teknologi dan seni tradisional," papar Rifai.



Acara #stARTwithInkLords bukan hanya sebuah forum diskusi, tetapi juga sebuah titik balik dalam cara kita memahami dan mengintegrasikan AI dalam dunia seni dan kreativitas. Kita semua menantikan evolusi selanjutnya dari kolaborasi ini di masa depan.
(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3421 seconds (0.1#10.140)