Cegah Stunting, Program BISA Sukses Tingkatkan Kebiasaan CTPS di Jabar dan NTT hingga 81,5%

Selasa, 30 April 2024 - 14:14 WIB
loading...
Cegah Stunting, Program BISA Sukses Tingkatkan Kebiasaan CTPS di Jabar dan NTT hingga 81,5%
Cegah Stunting, Program BISA Sukses Tingkatkan Kebiasaan CTPS di Jabar dan NTT hingga 81,5%
A A A
JAKARTA - Program Better Investment for Stunting Alleviation (BISA) atau Investasi yang Lebih Baik untuk Pengentasan Stunting yang digagas Save the Children bersama PT Unilever Indonesia melalui brand Lifebuoy telah berhasil meningkatkan perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu bisa dilihat dari data survei baseline pada 2018 dan endline program di tahun 2024 yang menunjukkan kenaikan dari 54,8% menjadi 81,5% atau sebanyak 4.187 jiwa di Jawa Barat dan NTT.

Mencuci tangan menggunakan sabun sendiri merupakan kegiatan sederhana tetapi mempunyai dampak yang besar, salah satunya mencegah stunting atau malnutrisi. Kegiatan ini merupakan teknik dasar dan terpenting untuk mencegah penyakit menular seperti diare dengan tingkat keberhasilan 80% untuk pencegahan infeksi umum, dan 45% berkaitan dengan pencegahan penyakit yang lebih besar.

Diketahui, diare yang berlangsung terus-menerus pada balita dapat menghambat penyerapan nutrisi yang bisa menyebabkan stunting.

“Cuci tangan dengan sabun merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit menular yang bisa berkontribusi pada stunting. Program BISA telah menunjukkan hasil yang mengesankan dalam meningkatkan perilaku CTPS di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur. Kami berharap program ini dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia untuk membantu mencegah penyakit menular dan meningkatkan kesehatan ibu, anak-anak, dan masyarakat setempat,” papar Aduma Situmorang, Acting Director of Health and Nutrition.

Hubungan antara gizi, air, sanitasi, dan kebersihan (WASH) sangat kompleks dan tumpang tindih. Air yang tercemar serta perilaku sanitasi dan kebersihan yang rendah dapat berkontribusi pada stunting melalui tiga kunci yaitu diare, cacing usus, dan disfungsi usus lingkungan (EED) akibat paparan jangka panjang terhadap kondisi lingkungan yang tidak higienis.

Di Indonesia, tahun 2021 kasus diare pada balita yang terlaporkan mencapai 818.687 kasus. Provinsi Jawa Barat menempati urutan pertama dengan jumlah kasus 158.355, dan NTT di urutan kesembilan sebesar 17.523 kasus.

Sebagai langkah kolaboratif untuk mencegah stunting akibat penyakit menular, Save the Children bersama Lifebuoy telah menjalankan program BISA sejak 2019 yang berfokus pada perubahan perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dan bertujuan untuk mempromosikan praktik kebersihan di antara ibu hamil, pengasuh anak di bawah lima tahun, serta remaja di dua provinsi yaitu Jawa Barat dan NTT.

“Selama satu abad terakhir, Lifebuoy telah berkomitmen untuk membangun kebiasaan kebersihan bagi lebih dari 1 miliar orang dengan memberikan pendidikan kepada anak-anak dan ibu melalui berbagai program yang terbukti dan terlokalisasi. Program ini sangat istimewa karena menggabungkan keahlian kami dan juga Save the Children untuk mengubah kehidupan perempuan, gadis remaja, dan anak-anak, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan gizi yang lebih baik melalui praktik kebersihan tangan yang tepat dan agar dapat membantu anak-anak untuk mencapai potensi terbaik mereka,” kata Parnil Sarin, Global Brand Director Lifebuoy.

Strategi progam BISA untuk mengubah perilaku adalah dengan menggunakan modul “Orang Tua Bertangan Ajaib” atau “Mom’s Magic Hand (MMH)” dari Lifebuoy, dengan pendekatan emotional-demonstration (Emo-Demo), sebuah metode interaktif untuk menyampaikan pesan sederhana dengan cara menyenangkan, seperti penggunaan kartu, stiker, lagu, dan pengingat visual lain untuk mengajarkan langkah-langkah mencuci tangan menggunakan sabun dan tujuh waktu penting CTPS.

Selama kurang lebih enam tahun, program BISA telah menjangkau 543.063 ibu hamil, pengasuh anak di bawah lima tahun, dan remaja.

“Sebelumnya kami sudah mendapatkan penyuluhan dan dibagikan brosur CTPS, akan tetapi penyuluhannya kurang menarik. Dan sebelumnya ketika kami dari kebun, kadang cuci tangan, kadang tidak. Kalaupun cuci tangan kami menggunakan satu ember air untuk cuci tangan bersama-sama tanpa sabun. Setelah kami diperkenalkan dengan modul dengan pendekatan emo-demo, kami lebih mudah mengingat enam langkah cuci tangan dan juga tujuh waktu penting CTPS,” ungkap Adriana Metkono, Kader di Timor Tengah Utara.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1461 seconds (0.1#10.140)