Pentingnya Miliki Skill Jadi Pendengar yang Baik, Bisa Bantu Jaga Kesehatan Mental Orang Sekitar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Isu kesehatan mental saat ini sangat mengkhawatirkan di Indonesia, yang berujung pada kisah memilukan. Itu disebabkan sulitnya seseorang mendapatkan teman bercerita yang tepat sehingga tak dapat menemukan solusi akan masalah yang dihadapi.
Pandu Ady Winata, CEO Teman Curhat, mengungkapkan pentingnya memiliki kemampuan menjadi pendengar yang baik. Hal ini disampaikan dalam workshop “Mental Health Ranger: How to be a Good Listener” di Menara 165 ESQ, Jakarta Selatan, Sabtu (11/5/2024).
“Kita melakukan workshop bagaimana menjadi pendengar yang baik, karena sangat penting untuk memiliki skill menjadi pendengar yang baik. Untuk membantu orang di sekitar kita, baik itu teman, keluarga, sahabat, agar mereka bisa menjadi sosok pendengar yang baik demi menjadi Mental Health Ranger,” kata Pandu.
Dijelaskan bahwa mental health ranger adalah seseorang yang memastikan kondisi orang di sekitar memiliki kesehatan mental yang baik. Bahkan, dapat mencegah seseorang untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
“Agar tidak terjadi, kita harus hadir sebagai sosok yang baik bagi mereka, sosok yang bisa mengerti di kala mereka datang dan bercerita. Sehingga kita bisa membantu mereka agar mereka lebih didengar,” ujar Pandu.
Jelang ulang tahun ke-24 Emotional Spiritual Quotient (ESQ), kesehatan mental menjadi fokus utama. Ini menyoroti soal masalah kesehatan mental yang kian hari terus meningkatkan perhatian publik.
Menurut Pandu, kesehatan mental sangat penting untuk membuat seseorang tetap berpikir jernih dalam menghadapi masalahnya. Tapi, hal tersebut juga membutuhkan bantuan dari orang-orang sekitar agar seseorang yang merasa depresi tidak merasa sendirian.
“Banyak yang menganggap kesehatan mental masalah sepele, tapi angka bunuh diri di Indonesia terus meningkat. Kita gagas untuk Indonesia 2045, di Milad ke-24 ESQ ini kelak Indonesia akan menjadi negara maju dengan mental yang kuat,” ucapnya.
Kasus bunuh diri yang tinggi dikatakan Pandu karena dari lingkungan keluarga tidak ada yang bisa menjadi pendengar yang baik. Oleh sebab itu, orang tua juga perlu memiliki kemampuan sebagai pendengar yang baik agar anak-anak mereka mau menceritakan keluh kesah mereka.
“Bukan cuma Gen-Z yang harus jadi pendengar yang baik, orang tua juga. Karena ada banyak anak yang tidak mau menceritakan masalahnya kepada orang tua mereka karena takut,” tutur Pandu.
“Jadi kemampuan menjadi pendengar yang baik ini perlu dimiliki semua orang. Jadi orang itu tahu bagaimana menyikapi bagaimana kalau ada yang bercerita sama kita, begitu pun sebaliknya,” pungkasnya.
Pandu Ady Winata, CEO Teman Curhat, mengungkapkan pentingnya memiliki kemampuan menjadi pendengar yang baik. Hal ini disampaikan dalam workshop “Mental Health Ranger: How to be a Good Listener” di Menara 165 ESQ, Jakarta Selatan, Sabtu (11/5/2024).
“Kita melakukan workshop bagaimana menjadi pendengar yang baik, karena sangat penting untuk memiliki skill menjadi pendengar yang baik. Untuk membantu orang di sekitar kita, baik itu teman, keluarga, sahabat, agar mereka bisa menjadi sosok pendengar yang baik demi menjadi Mental Health Ranger,” kata Pandu.
Dijelaskan bahwa mental health ranger adalah seseorang yang memastikan kondisi orang di sekitar memiliki kesehatan mental yang baik. Bahkan, dapat mencegah seseorang untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
“Agar tidak terjadi, kita harus hadir sebagai sosok yang baik bagi mereka, sosok yang bisa mengerti di kala mereka datang dan bercerita. Sehingga kita bisa membantu mereka agar mereka lebih didengar,” ujar Pandu.
Jelang ulang tahun ke-24 Emotional Spiritual Quotient (ESQ), kesehatan mental menjadi fokus utama. Ini menyoroti soal masalah kesehatan mental yang kian hari terus meningkatkan perhatian publik.
Menurut Pandu, kesehatan mental sangat penting untuk membuat seseorang tetap berpikir jernih dalam menghadapi masalahnya. Tapi, hal tersebut juga membutuhkan bantuan dari orang-orang sekitar agar seseorang yang merasa depresi tidak merasa sendirian.
“Banyak yang menganggap kesehatan mental masalah sepele, tapi angka bunuh diri di Indonesia terus meningkat. Kita gagas untuk Indonesia 2045, di Milad ke-24 ESQ ini kelak Indonesia akan menjadi negara maju dengan mental yang kuat,” ucapnya.
Kasus bunuh diri yang tinggi dikatakan Pandu karena dari lingkungan keluarga tidak ada yang bisa menjadi pendengar yang baik. Oleh sebab itu, orang tua juga perlu memiliki kemampuan sebagai pendengar yang baik agar anak-anak mereka mau menceritakan keluh kesah mereka.
“Bukan cuma Gen-Z yang harus jadi pendengar yang baik, orang tua juga. Karena ada banyak anak yang tidak mau menceritakan masalahnya kepada orang tua mereka karena takut,” tutur Pandu.
“Jadi kemampuan menjadi pendengar yang baik ini perlu dimiliki semua orang. Jadi orang itu tahu bagaimana menyikapi bagaimana kalau ada yang bercerita sama kita, begitu pun sebaliknya,” pungkasnya.
(tsa)