Banjir Kritikan, Gucci Tarik Sweater Balaclava dari Peredaran

Sabtu, 23 Februari 2019 - 06:57 WIB
Banjir Kritikan, Gucci Tarik Sweater Balaclava dari Peredaran
Banjir Kritikan, Gucci Tarik Sweater Balaclava dari Peredaran
A A A
FLORENCE - Sweater balaclava hitam dari koleksi musim gugur Gucci mengundang kehebohan di media sosial. Koleksi itu disebut-sebut sebagai "Haute Couture Blackface" untuk milenium.

Dilansir dari Fox News, sweater yang dibanderol USD900 ini memiliki penutup mulut besar dengan bibir merah besar di atasnya. Desainnya yang tak biasa rupanya terinspirasi dari topeng ski vintage.

"Terinspirasi oleh topeng ski vintage, balaclava rajutan warna-warni berjalan di runway menambah nuansa misterius pada koleksi ini," tulis deskripsi koleksi tersebut.

Sementara, banyaknya kritikan terkait desain sweater tersebut membuat Gucci menarik koleksi tersebut dari pasaran dan mengeluarkan permintaan maaf. Gambar-gambar dari sweater itu dibagikan di Twitter dan dikritik oleh ribuan orang, yang mengatakan tidak dapat menerima desain tersebut dan rasis.

"Ah ya, wajah hitam tapi buat itu fashion ya?"

"Omong kosong ini benar-benar tidak dapat diterima dan @gucci perlu menyingkirkan omong kosong ini segera dan meminta maaf kepada masyarakat (kulit hitam) kami."

"Kurangnya orisinalitas dan kreativitas yang dimiliki merek-merek ini benar-benar meresahkan dan seringnya penggunaan trauma hitam untuk mendapatkan modal sangat kotor."

Dilansir dari Metro, Gucci membuat postingan permintaan maaf di Twitter untuk kesalahan yang disebabkan oleh koleksinya.

"Gucci sangat meminta maaf atas kesalahan yang disebabkan oleh jumper balaclava wol. Kami dapat mengonfirmasi bahwa barang tersebut telah dihapus dari toko online kami dan semua toko fisik. Kami menganggap keragaman sebagai nilai mendasar untuk dijunjung tinggi, dihormati, dan di garis depan setiap keputusan yang kami buat," tulis permintaan maaf Gucci.

"Kami berkomitmen penuh untuk meningkatkan keragaman di seluruh organisasi kami dan mengubah insiden ini menjadi momen pembelajaran yang kuat bagi tim Gucci dan selanjutnya," tambahnya.

Sayangnya, permintaan maaf Gucci di Twitter dinilai belum cukup. Meski demikian, Gucci bukan satu-satunya rumah mode yang dituduh rasisme dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, Dolce & Gabbana membatalkan pertunjukan besar di Shanghai, China, setelah orang-orang mengancam akan memboikot brand tersebut karena seri video makan dengan sumpit mereka, yang dinilai stereotip rasis.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7894 seconds (0.1#10.140)