Awas! Makan Beras Mentah Bisa Bikin Keracunan dan Merusak Dinding Usus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Viral di media sosial belum lama ini sebuah video yang menampilkan aksi seorang emak-emak menyantap beras dalam keadaan mentah alias tidak dimasak menjadi nasi ataupun olahan lainnya.
Video aksi emak-emak yang makan beras mentah ini diunggah di akun X @tanyarlfes. Dalam video tersebut, si emak terlihat lahap menyantap beras dalam takaran yang cukup banyak. Bahkan, ia mengambil beras yang tampak memenuhi toples dengan satu sendok penuh layaknya sedang menyendok nasi.
Video tersebut viral dan sukses memancing berbagai komentar dari netizen. Tidak yang sedikit yang penasaran terkait efek dari aksi random emak-emak makan beras terhadap kesehatan pencernaan.
Lantas, adakah bahaya kesehatan yang mengancam jika mengonsumsi beras dalam takaran yang cukup banyak seperti yang dilakukan emak-emak tersebut? Berikut ulasannya melansir dari berbagai sumber.
Beras mentah sendiri tidak menghasilkan aturan keamanan karena dianggap sebagai biji-bijian makanan yang biasanya diproses sebelum dikonsumsi.
Undang-Undang Modernisasi Keamanan Pangan (FSMA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) tidak mengkategorikan beras mentah sebagai bahan makanan yang layak dikonsumsi jika tidak diolah melalui proses pemasakan terlebih dulu. Pasalnya, mengonsumsi beras mentah dipercaya dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan yang serius.
Salah satunya yakni keracunan makanan. Pasalnya, beras dapat menampung bakteri berbahaya seperti Bacillus cereus (B. cereus).
Cereus merupakan jenis bakteri yang banyak ditemukan di tanah dan dapat mencemari beras mentah. Bakteri ini membentuk spora, yang berfungsi sebagai perisai agar B. cereus dapat bertahan saat dimasak.
Namun, bakteri ini umumnya tidak menjadi masalah pada nasi yang baru dimasak karena suhu tinggi dapat meminimalkan pertumbuhannya. Sementara pada beras mentah yang tidak disimpan dengan benar, suhu yang lebih dingin dapat mendorong pertumbuhan bakteri.
Keracunan akibat makan beras mentah dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, kram perut, atau diare dalam waktu 15-30 menit setelah dikonsumsi. Mengonsumsi beras mentah juga disebut bisa menimbulkan masalah pencernaan karena beberapa senyawa yang dikandungnya. Salah satunya lektin, yakni sejenis protein yang bertindak sebagai insektisida alami.
Lektin terkadang disebut sebagai antinutrien karena dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi. Manusia tidak dapat mencerna lektin, sehingga lektin melewati saluran pencernaan tanpa perubahan dan dapat merusak dinding usus.
Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti diare dan muntah. Untungnya, sebagian besar lektin akan hilang jika beras dimasak hingga matang.
Selain itu, makan beras mentah dalam jumlah besar akibat pica telah dikaitkan dengan berbagai efek samping. Mulai dari tubuh kelelahan karena energi yang didapat tidak mencukupi, kerusakan gigi karena tekstur beras yang keras, hingga anemia defisiensi besi yang menyebabkan rambut rontok, tubuh mudah memar dan lelah, serta kulit pucat.
Video aksi emak-emak yang makan beras mentah ini diunggah di akun X @tanyarlfes. Dalam video tersebut, si emak terlihat lahap menyantap beras dalam takaran yang cukup banyak. Bahkan, ia mengambil beras yang tampak memenuhi toples dengan satu sendok penuh layaknya sedang menyendok nasi.
Video tersebut viral dan sukses memancing berbagai komentar dari netizen. Tidak yang sedikit yang penasaran terkait efek dari aksi random emak-emak makan beras terhadap kesehatan pencernaan.
Lantas, adakah bahaya kesehatan yang mengancam jika mengonsumsi beras dalam takaran yang cukup banyak seperti yang dilakukan emak-emak tersebut? Berikut ulasannya melansir dari berbagai sumber.
Beras mentah sendiri tidak menghasilkan aturan keamanan karena dianggap sebagai biji-bijian makanan yang biasanya diproses sebelum dikonsumsi.
Undang-Undang Modernisasi Keamanan Pangan (FSMA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) tidak mengkategorikan beras mentah sebagai bahan makanan yang layak dikonsumsi jika tidak diolah melalui proses pemasakan terlebih dulu. Pasalnya, mengonsumsi beras mentah dipercaya dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan yang serius.
Salah satunya yakni keracunan makanan. Pasalnya, beras dapat menampung bakteri berbahaya seperti Bacillus cereus (B. cereus).
Cereus merupakan jenis bakteri yang banyak ditemukan di tanah dan dapat mencemari beras mentah. Bakteri ini membentuk spora, yang berfungsi sebagai perisai agar B. cereus dapat bertahan saat dimasak.
Namun, bakteri ini umumnya tidak menjadi masalah pada nasi yang baru dimasak karena suhu tinggi dapat meminimalkan pertumbuhannya. Sementara pada beras mentah yang tidak disimpan dengan benar, suhu yang lebih dingin dapat mendorong pertumbuhan bakteri.
Keracunan akibat makan beras mentah dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, kram perut, atau diare dalam waktu 15-30 menit setelah dikonsumsi. Mengonsumsi beras mentah juga disebut bisa menimbulkan masalah pencernaan karena beberapa senyawa yang dikandungnya. Salah satunya lektin, yakni sejenis protein yang bertindak sebagai insektisida alami.
Lektin terkadang disebut sebagai antinutrien karena dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi. Manusia tidak dapat mencerna lektin, sehingga lektin melewati saluran pencernaan tanpa perubahan dan dapat merusak dinding usus.
Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti diare dan muntah. Untungnya, sebagian besar lektin akan hilang jika beras dimasak hingga matang.
Selain itu, makan beras mentah dalam jumlah besar akibat pica telah dikaitkan dengan berbagai efek samping. Mulai dari tubuh kelelahan karena energi yang didapat tidak mencukupi, kerusakan gigi karena tekstur beras yang keras, hingga anemia defisiensi besi yang menyebabkan rambut rontok, tubuh mudah memar dan lelah, serta kulit pucat.
(tsa)