6 Cara Membesarkan Anak Agar Cerdas Menurut Ahli Harvard
loading...
A
A
A
Jadi semakin banyak kata yang mereka dengar, semakin besar pengaruhnya. Mereka juga akan memiliki kosa kata dan pemahaman membaca yang lebih baik. Mengajari mereka kata-kata emosi seperti sedih, bahagia, frustrasi sangat lah bermanfaat.
Semakin banyak mereka tahu, semakin fleksibel mereka bertindak. Terapkan cara ini dengan menguraikan perasaan orang lain. Bicarakan tentang apa yang menyebabkan emosi dan bagaimana pengaruhnya terhadap seseorang.
Meski terkadang melelahkan, menjelaskan banyak hal kepada anak baik untuk perkembangan otaknya. Hindari menjawab pertanyaan “mengapa” dengan, “Karena saya bilang begitu.”
Anak-anak yang memahami alasan untuk berperilaku tertentu dapat mengatur tindakan mereka dengan lebih efektif. Anak akan lebih mengerti jika orang tua menjelaskan alasan di balik perintah yang diberikan.
Seperti halnya, "Saya tidak boleh makan semua kuenya karena saya akan sakit perut, dan kakak dan adik saya akan kecewa karena tidak mendapatkan makanan penutup". Alasan ini membantu anak memahami konsekuensi tindakan mereka dan menumbuhkan empati.
Saat anak Anda memukul kepala orang lain, jangan panggil dia “anak nakal”. Orang tua bisa menjelaskan secara spesifik kepada anak. “Berhentilah memukul adikmu. Itu menyakitinya dan membuatnya merasa kesal. Katakan padanya kamu minta maaf.”
Aturan yang sama juga berlaku untuk pujian. Hindar menyebut putri Anda “gadis yang baik”. Sebaliknya, komentari tindakannya. “Kamu membuat pilihan yang baik dengan tidak memukul balik adikmu.”
Kata-kata seperti ini akan membantu otak anak membangun konsep yang lebih berguna tentang tindakannya dan dirinya sendiri.
Anak-anak belajar secara alami dengan menonton, bermain, dan yang paling penting, dengan meniru orang dewasa. Ini adalah cara belajar yang efisien, dan memberi mereka rasa penguasaan.
Semakin banyak mereka tahu, semakin fleksibel mereka bertindak. Terapkan cara ini dengan menguraikan perasaan orang lain. Bicarakan tentang apa yang menyebabkan emosi dan bagaimana pengaruhnya terhadap seseorang.
3. Jelaskan Berbagai Hal
Meski terkadang melelahkan, menjelaskan banyak hal kepada anak baik untuk perkembangan otaknya. Hindari menjawab pertanyaan “mengapa” dengan, “Karena saya bilang begitu.”
Anak-anak yang memahami alasan untuk berperilaku tertentu dapat mengatur tindakan mereka dengan lebih efektif. Anak akan lebih mengerti jika orang tua menjelaskan alasan di balik perintah yang diberikan.
Seperti halnya, "Saya tidak boleh makan semua kuenya karena saya akan sakit perut, dan kakak dan adik saya akan kecewa karena tidak mendapatkan makanan penutup". Alasan ini membantu anak memahami konsekuensi tindakan mereka dan menumbuhkan empati.
4. Jelaskan Aktivitasnya, Bukan Orangnya
Saat anak Anda memukul kepala orang lain, jangan panggil dia “anak nakal”. Orang tua bisa menjelaskan secara spesifik kepada anak. “Berhentilah memukul adikmu. Itu menyakitinya dan membuatnya merasa kesal. Katakan padanya kamu minta maaf.”
Aturan yang sama juga berlaku untuk pujian. Hindar menyebut putri Anda “gadis yang baik”. Sebaliknya, komentari tindakannya. “Kamu membuat pilihan yang baik dengan tidak memukul balik adikmu.”
Kata-kata seperti ini akan membantu otak anak membangun konsep yang lebih berguna tentang tindakannya dan dirinya sendiri.
5. Ajak Anak Melakukan Kegiatan Bersama
Anak-anak belajar secara alami dengan menonton, bermain, dan yang paling penting, dengan meniru orang dewasa. Ini adalah cara belajar yang efisien, dan memberi mereka rasa penguasaan.