Benarkah Tepung dari Kulit Pisang Bermanfaat bagi Kesehatan Tubuh?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sedang ramai di kalangan pemerhati kesehatan, tepung dari kulit pisang yang diyakini membawa manfaat bagi tubuh. Benarkah klaim tersebut?
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini ada sekelompok orang yang memanfaatkan kulit pisang untuk sesuatu yang lebih berguna. Ini juga dinilai meminimalisir sampah kulit pisang yang memberi dampak buruk bagi lingkungan.
Dijelaskan di laman Medical News Today, kulit pisang mengandung senyawa organik dalam jumlah yang tinggi.
"Penguraian kulit pisang di tempat pembuangan akhir (TPA) menghasilkan gas metana yang menimbulkan efek rumah kaca," ungkap laporan tersebut, dikutip Selasa (28/5/2024).
Upaya yang dilakukan untuk mengurai sampah kulit pisang adalah mengubahnya menjadi tepung. Selain menjadi tepung, kulit pisang juga sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif, pupuk, dan lain-lain.
Kulit pisang sendiri mengandung tinggi serat, magnesium, potasium, dan antioksidan. Kandungan itu yang dimanfaatkan untuk kesehatan manusia.
"Mengganti 7,5% tepung gandum dengan tepung pisang pada adonan kue dan roti dapat meningkatkan kadar protein. Jumlah maksimal tepung pisang yang disarankan pada resep adalah 10%. Jika lebih dari itu, adonan menjadi lebih basah," papar laporan tersebut.
Meski membawa manfaat yang baik bagi kesehatan, penting untuk memperhatikan pengolahannya sebelum menjadi tepung.
"Kulit pisang itu biasanya mengandung pestisida yang tinggi, sehingga sebelum diolah perlu pastikan kulit pisangnya benar-benar bersih," tandas laporan itu.
Dengan mengetahui adanya manfaat dari kulit pisang ini, para peneliti berharap, para petani pisang tidak membuang kulit pisang begitu saja yang pada akhirnya menjadi limbah buruk bagi lingkungan.
"Para petani bisa mengakali limbah pisang ini dan mengolahnya menjadi tepung, sehingga memiliki nilai jual," kata peneliti.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini ada sekelompok orang yang memanfaatkan kulit pisang untuk sesuatu yang lebih berguna. Ini juga dinilai meminimalisir sampah kulit pisang yang memberi dampak buruk bagi lingkungan.
Dijelaskan di laman Medical News Today, kulit pisang mengandung senyawa organik dalam jumlah yang tinggi.
"Penguraian kulit pisang di tempat pembuangan akhir (TPA) menghasilkan gas metana yang menimbulkan efek rumah kaca," ungkap laporan tersebut, dikutip Selasa (28/5/2024).
Upaya yang dilakukan untuk mengurai sampah kulit pisang adalah mengubahnya menjadi tepung. Selain menjadi tepung, kulit pisang juga sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif, pupuk, dan lain-lain.
Kulit pisang sendiri mengandung tinggi serat, magnesium, potasium, dan antioksidan. Kandungan itu yang dimanfaatkan untuk kesehatan manusia.
"Mengganti 7,5% tepung gandum dengan tepung pisang pada adonan kue dan roti dapat meningkatkan kadar protein. Jumlah maksimal tepung pisang yang disarankan pada resep adalah 10%. Jika lebih dari itu, adonan menjadi lebih basah," papar laporan tersebut.
Meski membawa manfaat yang baik bagi kesehatan, penting untuk memperhatikan pengolahannya sebelum menjadi tepung.
"Kulit pisang itu biasanya mengandung pestisida yang tinggi, sehingga sebelum diolah perlu pastikan kulit pisangnya benar-benar bersih," tandas laporan itu.
Dengan mengetahui adanya manfaat dari kulit pisang ini, para peneliti berharap, para petani pisang tidak membuang kulit pisang begitu saja yang pada akhirnya menjadi limbah buruk bagi lingkungan.
"Para petani bisa mengakali limbah pisang ini dan mengolahnya menjadi tepung, sehingga memiliki nilai jual," kata peneliti.
(tsa)