Film Adaptasi Tak Selalu Diburu Penggemar

Sabtu, 29 Juni 2019 - 10:06 WIB
Film Adaptasi Tak Selalu Diburu Penggemar
Film Adaptasi Tak Selalu Diburu Penggemar
A A A
MEMBUAT film adaptasi punya keuntungan karena memiliki basis penggemar dari sumber aslinya. Namun, bukan berarti para penggemar tersebut otomatis menonton filmnya. Mengapa?

Film makin banyak memiliki sumber untuk diadaptasi, mulai dari buku atau novel, komik, Wattpad , sampai Webtoon . Biasanya, sumber yang diadaptasi adalah yang laris manis alias banyak dibaca orang. Dengan mengangkatnya ke format layar lebar, diharapkan filmnya pun bisa membuat para pembaca untuk ikut menonton di bioskop.

Namun, tak selamanya teori ini berhasil. Tak sedikit film hasil adaptasi yang gagal di pasaran, atau tak meraup penonton sejumlah yang diharapkan.

Afdila Rosalinnisa, mahasiswi semester 4 Jurusan Pertanian, Universitas Diponegoro, mengaku sebagai salah satu pembaca setia Wattpad sejak kelas 12 SMA. Dia memilih untuk tidak menonton filmnya jika cerita yang dibacanya diadaptasi jadi film.

"Uangnya lebih baik digunakan untuk kebutuhan yang lain dan lebih esensial daripada sekadar beli sesuatu untuk tujuan hiburan," katanya kepada GENSINDO. Izzaturahma, mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta, juga sama dengan Afdila, meski dengan alasan yang berbeda. "Kalau film, aku enggak tertarik buat nonton . Karena imajinasi aku tentang tokohnya enggak cocok sama yang di film," ujar Izza.

Buat Izza, meski yang memerankan karakternya adalah aktor idolanya sekalipun, dia akan tetap memilih untuk membeli dan membaca bukunya saja meski harganya mahal.

Sementara, Naura Qotrunnada dari STAN punya alasan yang juga berbeda. "Saya beli bukunya, tapi tidak menonton film karena menghargai karya penulisnya," sebutnya. "Saya tidak suka setiap bagian klimaks yang seru di buku malah di-skip demi durasi film. Lebih berasa feel-nya kalau membaca di buku," tambah Naura.

Naura mengaku pengalamannya menonton film hasil adaptasi sebanyak dua kali tak pernah sukses membuatnya puas. Dia merasa kecewa dengan film yang ditayangkan. Selain durasinya yang singkat, juga sebagian cerita tidak dimasukkan. "Kalau nonton filmnya kurang ada feel-nya. Beda dengan di buku," katanya.

ANITA RAHIM GEN SINDO
Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4155 seconds (0.1#10.140)