Geger Bapak Kos di Semarang Makan Daging Kucing, Ini Bahayanya untuk Kesehatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kejadian mengejutkan terjadi di Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah setelah seorang bapak kos berinisial NY dilaporkan mengonsumsi daging kucing . Aksinya ini menimbulkan kepanikan di kalangan warga setempat.
NY mengaku telah mengonsumsi 10 daging kucing untuk pengobatan. Bapak kos tersebut percaya bahwa menyantap hewan berbulu itu bisa membantu menurunkan kadar gula darah dalam tubuhnya karena mengidap penyakit diabetes.
Kasus ini mengundang perhatian karena bahaya kesehatan yang mungkin timbul dari konsumsi daging kucing, termasuk risiko penyakit zoonosis, keracunan makanan, dan infeksi parasit. Berikut bahaya konsumsi daging kucing dilansir dari Health Shots, Sabtu (10/8/2024).
Daging kucing berpotensi menularkan penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Kucing bisa menjadi pembawa berbagai patogen seperti virus, bakteri, dan parasit yang berbahaya bagi manusia. Beberapa contoh penyakit zoonosis yang dapat ditularkan melalui konsumsi daging kucing meliputi:
- Toksoplasmosis: Infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang sering ditemukan pada kucing. Toksoplasmosis dapat menyebabkan gejala flu, namun pada kasus yang parah dapat menyebabkan kerusakan pada otak, mata, dan organ lainnya.
- Rabies: Rabies adalah penyakit virus yang mempengaruhi sistem saraf pusat dan hampir selalu berakibat fatal jika tidak segera diobati. Meskipun penularan utama adalah melalui gigitan, virus rabies juga dapat ditemukan pada jaringan daging hewan yang terinfeksi.
- Cat-Scratch Disease (CSD): Penyakit ini disebabkan oleh bakteri bartonella henselae yang biasanya menyebar melalui gigitan atau cakaran kucing, tetapi juga bisa menyebar melalui konsumsi daging kucing yang terinfeksi.
Daging kucing yang tidak diolah dengan benar dapat menyebabkan keracunan makanan. Kucing sering terpapar lingkungan yang kotor atau terkontaminasi, sehingga daging mereka mungkin mengandung bakteri berbahaya seperti Salmonella dan Escherichia coli (E. coli).
Konsumsi daging yang terkontaminasi ini dapat menyebabkan gejala keracunan makanan seperti mual, muntah, diare, dan demam.
Kucing sering menjadi inang bagi berbagai jenis parasit seperti cacing pita, cacing gelang, dan protozoa. Parasit ini dapat berpindah ke manusia melalui konsumsi daging kucing yang tidak dimasak dengan sempurna.
Infeksi parasit dapat menyebabkan berbagai gejala mulai dari gangguan pencernaan hingga masalah kesehatan yang lebih serius seperti kerusakan organ.
Kucing yang hidup di lingkungan perkotaan atau dekat dengan industri mungkin terpapar bahan kimia berbahaya dan logam berat seperti timbal, merkuri, atau pestisida. Zat-zat ini dapat terakumulasi dalam jaringan tubuh kucing dan, jika dagingnya dikonsumsi, dapat menyebabkan keracunan pada manusia.
Keracunan logam berat dapat mengakibatkan gangguan sistem saraf, kerusakan organ, dan bahkan kematian.
NY mengaku telah mengonsumsi 10 daging kucing untuk pengobatan. Bapak kos tersebut percaya bahwa menyantap hewan berbulu itu bisa membantu menurunkan kadar gula darah dalam tubuhnya karena mengidap penyakit diabetes.
Kasus ini mengundang perhatian karena bahaya kesehatan yang mungkin timbul dari konsumsi daging kucing, termasuk risiko penyakit zoonosis, keracunan makanan, dan infeksi parasit. Berikut bahaya konsumsi daging kucing dilansir dari Health Shots, Sabtu (10/8/2024).
Bahaya Makan Daging Kucing
1. Risiko Penyakit Zoonosis
Daging kucing berpotensi menularkan penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Kucing bisa menjadi pembawa berbagai patogen seperti virus, bakteri, dan parasit yang berbahaya bagi manusia. Beberapa contoh penyakit zoonosis yang dapat ditularkan melalui konsumsi daging kucing meliputi:
- Toksoplasmosis: Infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang sering ditemukan pada kucing. Toksoplasmosis dapat menyebabkan gejala flu, namun pada kasus yang parah dapat menyebabkan kerusakan pada otak, mata, dan organ lainnya.
- Rabies: Rabies adalah penyakit virus yang mempengaruhi sistem saraf pusat dan hampir selalu berakibat fatal jika tidak segera diobati. Meskipun penularan utama adalah melalui gigitan, virus rabies juga dapat ditemukan pada jaringan daging hewan yang terinfeksi.
- Cat-Scratch Disease (CSD): Penyakit ini disebabkan oleh bakteri bartonella henselae yang biasanya menyebar melalui gigitan atau cakaran kucing, tetapi juga bisa menyebar melalui konsumsi daging kucing yang terinfeksi.
2. Keracunan Makanan
Daging kucing yang tidak diolah dengan benar dapat menyebabkan keracunan makanan. Kucing sering terpapar lingkungan yang kotor atau terkontaminasi, sehingga daging mereka mungkin mengandung bakteri berbahaya seperti Salmonella dan Escherichia coli (E. coli).
Konsumsi daging yang terkontaminasi ini dapat menyebabkan gejala keracunan makanan seperti mual, muntah, diare, dan demam.
3. Infeksi Parasit
Kucing sering menjadi inang bagi berbagai jenis parasit seperti cacing pita, cacing gelang, dan protozoa. Parasit ini dapat berpindah ke manusia melalui konsumsi daging kucing yang tidak dimasak dengan sempurna.
Infeksi parasit dapat menyebabkan berbagai gejala mulai dari gangguan pencernaan hingga masalah kesehatan yang lebih serius seperti kerusakan organ.
4. Kontaminasi Kimia dan Logam Berat
Kucing yang hidup di lingkungan perkotaan atau dekat dengan industri mungkin terpapar bahan kimia berbahaya dan logam berat seperti timbal, merkuri, atau pestisida. Zat-zat ini dapat terakumulasi dalam jaringan tubuh kucing dan, jika dagingnya dikonsumsi, dapat menyebabkan keracunan pada manusia.
Keracunan logam berat dapat mengakibatkan gangguan sistem saraf, kerusakan organ, dan bahkan kematian.
(dra)