Rasakan Serunya Menjelajahi Toko Buku Unik di China

Rabu, 28 Agustus 2019 - 10:00 WIB
Rasakan Serunya Menjelajahi Toko Buku Unik di China
Rasakan Serunya Menjelajahi Toko Buku Unik di China
A A A
Berwisata ke toko buku yang unik dan berbeda. Mengapa tidak? Toko buku bisa menjadi tempat magis, menawarkan pendidikan, relaksasi, ketenangan, dan ruang untuk terhubung dengan teman. Ada beberapa toko buku yang bisa mencuri hati dan kita bisa merasa lost di dalamnya. Diantaranya seperti Shakespeare and Company di Paris, The Strand di New York, dan El Ateneo Grand Splendid di Buenos Aires.

Yang sedang nge-hits saat ini adalah salah satu toko di China yang bisa memberikan pengalaman yang menarik bagi para pengunjung. Dikutip Lonely Planet, toko buku bernama hongshuge Bookstore baru-baru ini meluncurkan tangga rak buku bergaya MC Escher yang berputar di sekitar ruang yang inggi dengan perpaduan unik antara bentuk dan fungsi.

Didesain firma arsitektur X + Living yang berbasis di Shanghai, toko buku seluas 1.300 kaki persegi ini terletak di lantai ketiga dan keempat Zodi Plaza, Yangjiaping di Kota Chongqing, China. Toko buku ini menawarkan puluhan ribu buku untuk dilihat dan dibeli. Para pengunjung tidak perlu repot mencarinya karena bisa melihat dari ceriman cerina besar di selilingnya.

Dikutip New Atlas, terinspirasi oleh kota sejarah sastra Chongqing yang kaya, toko buku ini memanfaatkan ‘terowongan’ dan cermin untuk menawarkan pengalaman mendalam yang unik kepada para pengunjung. Menurut perusahaan X-Living, daerah Chongqing memag menjadi daya tarik bagi penulis dan kaligrafi China kuno.

Ketika pengunjung memasuki toko, mereka akan menemukan koleksi tangga dan penempatan cermin yang membantu mereka menavigasi interior. Ini juga membantu mereka menemukan lebih banyak buku. Para tamu pertama-tama disambut facade kaca sederhana yang ditutupi dengan teks, dan ketika masuk ke dalam akan melihat rak-rak buku berbentuk kap lampu yang berserakan di sepanjang lobi berwarna coklat gelap.

Di salah satu sudut lobi terdapat koridor membaca yang tenang dengan rak buku membentang di lorong, sedangkan di sudut lain lobi ada ruang baca anak-anak dalam desain yang penuh warna dengan gambar pemandangan, bangunan, dan transportasi yang ada di Chongqing.

Lebih jauh lagi di koridor ruang baca anak-anak terdapat ruang belajar utama. Yakni ruang tangga yang berfungsi ganda saat rak buku dan langit-langit yang dipasang cermin dengan ukuran sangat besar yang menciptakan ilusi visual yang menakjubkan seperti ilustrasi MC Escher. Ruang ini juga memungkinkan pengunjung untuk beristirahat di tangga rak saat mereka melihat-lihat buku.

“Kami memanfaatkan langit-langit cermin untuk membuat ruang tampak lebih besar. Ini benar-benar pengalaman hidup nyata yang fantastis yang tidak bisa ditawarkan oleh gambar. Ini telah menarik sejumlah besar pengunjung ke toko buku, hampir 200.000 orang telah mengunjungi toko buku dalam 15 hari pertama pembukaan. Kerumunan besar seperti itu bahkan memaksa operator untuk membatasi jumlah pengunjung dalam sehari,” terang seorang perwakilan X + Living.

Toko buku ini menggunakan desain interior fotografi untuk menarik orang untuk datang. Pada 25 Januari lalu, Zhongshuge Bookstore pertama kali dibuka di Chongqing dan terus melakukan pembaruan. Sebuah labirin tangga yang dikelilingi buku-buku di ruang yang diatapi oleh langit-langit cermin, interiornya yang surealis ditandai oleh dinding buku dan tangga yang seolah tak berujung. Estetika ini membantu memperkuat persepsi publik tentang Zhongshuge sebagai toko dengan jumlah buku yang tak tertandingi.

“Para klien meminta saya dan tim untuk membuat toko buku yang juga merupakan landmark. Langit-langit kaca memperbesar ruang, sambil menciptakan sesuatu yang tampak lebih ajaib daripada yang sebenarnya,” terang Presiden X + Living dan juga Kepala Desainer Proyek Li Xiang, dikutip Architectural Digest. Jika Anda lelah, toko buku ini juga mencakup area rekreasi, sehingga pengunjung dapat minum kopi dan teh.

Tetap bisa bertahan

Pada tahun 2018, total pasar buku ritel di China bernilai sekitar USD13,4 miliar (Rp191 triliun). Angka ini menandai pertumbuhan 11,3 persen dari tahun ke tahun. Namun banyak dari kesuksesan itu ditemukan di ruang pasar online. Konsumen sastra lebih menyukai kemudahan berbelanja online daripada browsing di ruang fisik.

Dikutip Dornob.com, memang benar banyak toko buku independen telah menutup toko karena asalan tidak ada pemasukan. Tapi banyak juga yang tetap bertahan, termasuk toko-toko khusus yang mendedikasikan diri mereka untuk menjual satu jenis buku tertentu, misalnya buku masak.

Sehingga tak heran jika toko buku saat ini memainkan peran penting agar bisa ‘menarik’ pengunjung datang. Tujuan toko buku tetap konstan selama berabad-abad yakni menjual buku, majalah, jurnal, dan pamflet kepada publik yang mencari kesenangan dan wawasan.

Dan ini pula yang masih dilakukan Zhongshuge Book store. Ini adalah ruang agar orang datang untuk menelusuri dan mungkin membeli karya sastra. Perbedaan dari semua toko buku lainnya, tentu saja, adalah desainnya yang menakjubkan. Salah satu yang akan menarik lebih banyak pengunjung yakni mereka bisa mengeksplorasi banyak kemungkinan dalam pikiran mereka sendiri.

Berjalan ke lokasi Zhongshuge yang baru seharusnya menjadi pengalaman yang membebaskan bagi pengunjung. Ketika toko buku ini dibuka di luar Shanghai pertama kali, Xiang membandingkannya dengan ‘hutan buku’ dalam sebuah artikel untuk Architectural Record.

“Pohon menawarkan oksigen untuk kehidupan. Kami mencoba menyampaikan gagasan jika orang membutuhkan pengetahuan sama seperti orang membutuhkan oksigen,” terangnya. Di satu sisi, Li Xiang telah membuktikan jika toko fisik dapat tahan terhadap persaingan dari pengecer online. Orang-orang akan terus mengunjungi toko-toko selama mereka memupuk pengalaman di dalam toko yang menarik.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3616 seconds (0.1#10.140)