Viral! Dokter Spesialis Penyakit Dalam Lulusan Unair Diduga Remehkan Kasus Bullying PPDS Undip
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang dokter spesialis penyakit dalam lulusan Universitas Airlangga (Unair) menjadi viral di media sosial setelah diduga meremehkan kasus bullying yang menimpa seorang dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Undip di RSUP Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.
Dokter bernama Ayu Paramaiswari itu kini menjadi pusat kontroversi. Hal tersebut berawal saat ia memasang status WhatsApp yang menyatakan dirinya muak dengan pemberitaan terkait bunuh diri dokter akibat bullying , yang kemudian menyebar luas di media sosial.
Akibat dari statusnya itu, Ayu yang diduga seorang dokter senior ini pun mendapat kecaman luas. Ia dianggap telah meremehkan kasus tragis tersebut. Tangkapan layar statusnya itu pun kemudian dibagikan ulang oleh akun Instagram @dramadunia.
"Bula buli bula buli muak kali aku dengernya," tulis Ayu dikutip dari akun Instagram @dramadunia, Minggu (18/8/2024).
Foto/Instagram @dramadunia
Dalam statusnya, ia bahkan menyarankan agar mereka yang tidak kuat menjalani pendidikan PPDS lebih baik mengurungkan niatnya. Ini karena masih banyak orang yang ingin menempuh pendidikan kedokteran.
“Nggak kuat sekolah ya nggak usah daftar. Menuh-menuhin kuota aja. Yang pengen masuk masih banyak," jelasnya.
Pernyataan ini memicu kemarahan netizen, yang menilai dokter spesialis penyakit dalam tersebut tidak memiliki empati terhadap kematian Dokter Aulia Risma, korban perundungan PPDS Undip.
Hingga saat ini, belum diketahui pasti siapa yang menyebarkan tangkapan layar status WhatsApp milik Ayu tersebut. Namun respons negatif terus mengalir di media sosial, dengan banyak yang mengkritik sikap dan perkataan sang dokter.
"Empati dikit lah bu. Kok bisa ngomong gitu sama juniornya yang meninggal? Apa ibu termasuk senior yang bully juniornya dulu?" kata netizen.
"Dokter macam apaan nih, ngomong ga ada filternya sama sekali. Tercium aroma-aroma senioritasnya," komentar netizen.
"Terbukti emang ada dokter-dokter yang nggak ada empati kayak lo," tulis netizen.
"Bahaya nih dokter ndak ada empatinya. Ngeri2 deh yang jadi pasiennya," ujar netizen.
Lihat Juga: Sekolah Harus Jadi Tempat Nyaman untuk Siswa, Bebas dari Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying
Dokter bernama Ayu Paramaiswari itu kini menjadi pusat kontroversi. Hal tersebut berawal saat ia memasang status WhatsApp yang menyatakan dirinya muak dengan pemberitaan terkait bunuh diri dokter akibat bullying , yang kemudian menyebar luas di media sosial.
Akibat dari statusnya itu, Ayu yang diduga seorang dokter senior ini pun mendapat kecaman luas. Ia dianggap telah meremehkan kasus tragis tersebut. Tangkapan layar statusnya itu pun kemudian dibagikan ulang oleh akun Instagram @dramadunia.
"Bula buli bula buli muak kali aku dengernya," tulis Ayu dikutip dari akun Instagram @dramadunia, Minggu (18/8/2024).
Foto/Instagram @dramadunia
Dalam statusnya, ia bahkan menyarankan agar mereka yang tidak kuat menjalani pendidikan PPDS lebih baik mengurungkan niatnya. Ini karena masih banyak orang yang ingin menempuh pendidikan kedokteran.
“Nggak kuat sekolah ya nggak usah daftar. Menuh-menuhin kuota aja. Yang pengen masuk masih banyak," jelasnya.
Pernyataan ini memicu kemarahan netizen, yang menilai dokter spesialis penyakit dalam tersebut tidak memiliki empati terhadap kematian Dokter Aulia Risma, korban perundungan PPDS Undip.
Hingga saat ini, belum diketahui pasti siapa yang menyebarkan tangkapan layar status WhatsApp milik Ayu tersebut. Namun respons negatif terus mengalir di media sosial, dengan banyak yang mengkritik sikap dan perkataan sang dokter.
"Empati dikit lah bu. Kok bisa ngomong gitu sama juniornya yang meninggal? Apa ibu termasuk senior yang bully juniornya dulu?" kata netizen.
"Dokter macam apaan nih, ngomong ga ada filternya sama sekali. Tercium aroma-aroma senioritasnya," komentar netizen.
"Terbukti emang ada dokter-dokter yang nggak ada empati kayak lo," tulis netizen.
"Bahaya nih dokter ndak ada empatinya. Ngeri2 deh yang jadi pasiennya," ujar netizen.
Lihat Juga: Sekolah Harus Jadi Tempat Nyaman untuk Siswa, Bebas dari Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying
(dra)