IDI Akui Adanya 'Budaya' Perundungan di PPDS

Rabu, 21 Agustus 2024 - 20:39 WIB
loading...
IDI Akui Adanya Budaya...
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengakui, aksi perundungan memang kerap terjadi di dunia kedokteran. Bahkan, aksi itu bak telah menjadi sebuah ‘budaya’. Foto Ilustrasi/Freepik
A A A
JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengakui, aksi perundungan memang kerap terjadi di dunia kedokteran. Bahkan, aksi itu bak telah menjadi sebuah ‘budaya’.

Koordinator Junior Doctor Network (JDN) IDI, dr. Tommy Dharmawan mengatakan, pola aksi perundungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Indonesia sudah terjadi sejak lama. Salah satunya, pola senioritas yang kurang baik dan paling sering terjadi di PPDS Tanah Air.

“Pola bullying sudah terjadi sangat lama. Pola kultur seperti ini ada, kami tidak menafikkan,” ujar dr. Tommy dalam jumpa pers secara daring, Rabu (21/8/2024).



Dokter Tommy berharap, pola senioritas dalam PPDS dihapus. Ia mencontohkan, ada sejumlah dokter yang tidak bisa melakukan praktik di suatu daerah karena sudah dikuasai oleh seniornya.

“Ada beberapa kultur senioritas yang kurang baik. Ada PPDS yang tidak boleh praktik di suatu wilayah karena sudah ada seniornya, akhirnya (dokter junior) PPDS takut,” ungkapnya.

“Senioritas itu ada. Junior belajar dari senior, pola itu ada sistem perundungannya yang harus diputus,” lanjut dia.

Selain itu, dr. Tommy juga menyoroti PPDS yang tidak digaji, dan menurutnya menjadi masalah yang ada di Indonesia.

Gaji sangat berpengaruh pada kasus perundungan, sehingga beberapa oknum dokter senior minta diberikan makan, minta diantar, hingga minta diberikan pelayanan di luar akademis.

“Kalau PPDS diberi gaji, minimal mereka bisa beli makan sendiri. Atau ketika anak sakit, bayangkan peserta PPDS rentang usai 27 sampai 35 tahun, mereka harusnya udah punya gaji di usia itu dan berkeluarga. Bayangkan kalau anaknya sakit, keluarganya sakit, tidak ada gaji sama sekali. Bagaimana selama ini mereka menghidupi diri sendiri,” tutur dr. Tommy.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1768 seconds (0.1#10.140)