9 Penyakit yang Dilarang Minum Kopi, Kafein Perparah Gejala Gerd
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada beberapa penyakit yang dilarang minum kopi demi kesehatan. Kopi adalah minuman yang sangat digemari banyak orang karena rasanya yang khas dan efek stimulasinya yang membantu meningkatkan energi.
Meskipun memiliki banyak manfaat, kopi juga dapat membawa dampak negatif bagi orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu. Bagi penderita penyakit GERD, hipertensi, atau aritmia, konsumsi kopi bisa berdampak negatif dan memperburuk gejala.
Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis terkait jika memiliki penyakit yang mengharuskan pembatasan konsumsi kopi. Berikut adalah penyakit yang disarankan untuk menghindari konsumsi kopi dilansir dari Health Line, Sabtu (14/9/2024).
Penderita penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (Gerd) disarankan untuk menghindari kopi. Kandungan kafein dalam kopi dapat merangsang produksi asam lambung yang berlebihan dan memperparah gejala seperti rasa nyeri di ulu hati, mulas, dan sensasi terbakar di dada.
Kopi, terutama yang berkafein tinggi, juga bisa melemahkan katup esofagus bagian bawah, yang mempermudah asam lambung naik ke kerongkongan.
Kafein pada kopi dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa mengonsumsi kafein secara rutin. Bagi penderita hipertensi, peningkatan tekanan darah akibat kopi dapat memperburuk kondisi, meningkatkan risiko komplikasi serius seperti stroke atau serangan jantung.
Mengurangi asupan kafein atau memilih kopi decaf bisa menjadi alternatif bagi penderita hipertensi.
Kafein dalam kopi bekerja sebagai stimulan yang dapat mengganggu pola tidur, terutama jika diminum pada sore atau malam hari. Penderita insomnia atau gangguan tidur lainnya perlu menghindari konsumsi kopi agar tidak memperparah kesulitan tidur mereka.
Bahkan bagi orang yang tidak memiliki masalah tidur, minum kopi terlalu dekat dengan waktu tidur dapat memengaruhi kualitas tidur.
Penderita gangguan irama jantung atau aritmia disarankan untuk menghindari kopi karena kafein dapat mempercepat detak jantung dan menyebabkan jantung berdebar. Bagi yang memiliki riwayat aritmia, konsumsi kafein yang berlebihan dapat memicu atau memperburuk gejala, seperti jantung berdebar kencang, pusing, atau sesak napas.
Foto/Infografis SINDOnews
Kopi dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urine, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang. Bagi penderita osteoporosis atau mereka yang berisiko tinggi mengalami masalah tulang, konsumsi kopi berlebihan dapat memperburuk kondisi mereka, meningkatkan risiko patah tulang.
Batas aman konsumsi kopi untuk penderita osteoporosis biasanya sekitar 1-2 cangkir per hari.
Penderita sindrom iritasi usus besar (Irritable Bowel Syndrome atau IBS) perlu membatasi konsumsi kopi karena kafein dapat merangsang pergerakan usus yang berlebihan. Hal ini dapat memperparah gejala seperti kram perut, diare, dan kembung.
Kopi juga dapat meningkatkan produksi gas dalam saluran pencernaan, yang sering kali menjadi pemicu
Konsumsi kopi dapat meningkatkan tekanan di dalam mata, yang merupakan faktor risiko utama bagi penderita glaukoma. Glaukoma adalah kondisi di mana tekanan di dalam mata merusak saraf optik dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan jika tidak ditangani.
Bagi penderita glaukoma atau mereka yang berisiko tinggi, disarankan untuk membatasi konsumsi kopi atau minuman berkafein lainnya.
Kafein dalam kopi adalah stimulan yang dapat meningkatkan kecemasan, terutama bagi orang yang memiliki gangguan kecemasan. Efek stimulasi kafein dapat memperburuk gejala kecemasan, termasuk jantung berdebar, tremor, dan rasa gelisah.
Bagi penderita gangguan kecemasan, mengurangi atau menghentikan konsumsi kopi bisa membantu mengelola gejala dan meningkatkan ketenangan.
Penderita maag perlu berhati-hati saat mengonsumsi kopi karena kandungan kafein dan asam dalam kopi dapat memperburuk peradangan pada lambung. Kopi juga merangsang produksi asam lambung yang berlebihan, yang dapat menyebabkan iritasi pada dinding lambung dan memperparah gejala maag seperti nyeri ulu hati, mual, dan kembung.
Meskipun memiliki banyak manfaat, kopi juga dapat membawa dampak negatif bagi orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu. Bagi penderita penyakit GERD, hipertensi, atau aritmia, konsumsi kopi bisa berdampak negatif dan memperburuk gejala.
Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis terkait jika memiliki penyakit yang mengharuskan pembatasan konsumsi kopi. Berikut adalah penyakit yang disarankan untuk menghindari konsumsi kopi dilansir dari Health Line, Sabtu (14/9/2024).
9 Penyakit yang Dilarang Minum Kopi
1. Asam Lambung
Penderita penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (Gerd) disarankan untuk menghindari kopi. Kandungan kafein dalam kopi dapat merangsang produksi asam lambung yang berlebihan dan memperparah gejala seperti rasa nyeri di ulu hati, mulas, dan sensasi terbakar di dada.
Kopi, terutama yang berkafein tinggi, juga bisa melemahkan katup esofagus bagian bawah, yang mempermudah asam lambung naik ke kerongkongan.
2. Hipertensi
Kafein pada kopi dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa mengonsumsi kafein secara rutin. Bagi penderita hipertensi, peningkatan tekanan darah akibat kopi dapat memperburuk kondisi, meningkatkan risiko komplikasi serius seperti stroke atau serangan jantung.
Mengurangi asupan kafein atau memilih kopi decaf bisa menjadi alternatif bagi penderita hipertensi.
3. Insomnia
Kafein dalam kopi bekerja sebagai stimulan yang dapat mengganggu pola tidur, terutama jika diminum pada sore atau malam hari. Penderita insomnia atau gangguan tidur lainnya perlu menghindari konsumsi kopi agar tidak memperparah kesulitan tidur mereka.
Bahkan bagi orang yang tidak memiliki masalah tidur, minum kopi terlalu dekat dengan waktu tidur dapat memengaruhi kualitas tidur.
4. Gangguan Irama Jantung
Penderita gangguan irama jantung atau aritmia disarankan untuk menghindari kopi karena kafein dapat mempercepat detak jantung dan menyebabkan jantung berdebar. Bagi yang memiliki riwayat aritmia, konsumsi kafein yang berlebihan dapat memicu atau memperburuk gejala, seperti jantung berdebar kencang, pusing, atau sesak napas.
Foto/Infografis SINDOnews
5. Osteoporosis
Kopi dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urine, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang. Bagi penderita osteoporosis atau mereka yang berisiko tinggi mengalami masalah tulang, konsumsi kopi berlebihan dapat memperburuk kondisi mereka, meningkatkan risiko patah tulang.
Batas aman konsumsi kopi untuk penderita osteoporosis biasanya sekitar 1-2 cangkir per hari.
6. Sindrom Iritasi Usus Besar
Penderita sindrom iritasi usus besar (Irritable Bowel Syndrome atau IBS) perlu membatasi konsumsi kopi karena kafein dapat merangsang pergerakan usus yang berlebihan. Hal ini dapat memperparah gejala seperti kram perut, diare, dan kembung.
Kopi juga dapat meningkatkan produksi gas dalam saluran pencernaan, yang sering kali menjadi pemicu
7. Glaukoma
Konsumsi kopi dapat meningkatkan tekanan di dalam mata, yang merupakan faktor risiko utama bagi penderita glaukoma. Glaukoma adalah kondisi di mana tekanan di dalam mata merusak saraf optik dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan jika tidak ditangani.
Bagi penderita glaukoma atau mereka yang berisiko tinggi, disarankan untuk membatasi konsumsi kopi atau minuman berkafein lainnya.
8. Gangguan Kecemasan
Kafein dalam kopi adalah stimulan yang dapat meningkatkan kecemasan, terutama bagi orang yang memiliki gangguan kecemasan. Efek stimulasi kafein dapat memperburuk gejala kecemasan, termasuk jantung berdebar, tremor, dan rasa gelisah.
Bagi penderita gangguan kecemasan, mengurangi atau menghentikan konsumsi kopi bisa membantu mengelola gejala dan meningkatkan ketenangan.
9. Maag
Penderita maag perlu berhati-hati saat mengonsumsi kopi karena kandungan kafein dan asam dalam kopi dapat memperburuk peradangan pada lambung. Kopi juga merangsang produksi asam lambung yang berlebihan, yang dapat menyebabkan iritasi pada dinding lambung dan memperparah gejala maag seperti nyeri ulu hati, mual, dan kembung.
(dra)