Galak pada Staf, Meghan Markle Disebut bak Diktator Bersepatu Hak Tinggi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Meghan Markle kembali diserang oleh pemberitaan negatif terkait kelakuannya. Istri Pangeran Harry itu disebut bak diktator bersepatu hak tinggi. Sikap kediktatoran Meghan bahkan pernah membuat seorang staf laki-laki di rumahnya menangis karena terintimidasi.
Hal tersebut disampaikan seorang sumber yang dekat dengan Meghan dan Harry kepada Hollywood Reporter. Menurut si sumber yang tak disebutkan namanya itu, Meghan kerap membuat para stafnya merasa ketakutan. Maka tak heran, staf di kediaman Meghan-Harry kerap datang dan pergi, karena mereka tidak bisa bertahan lama bekerja untuk pasangan tersebut.
“Semua orang takut pada Meghan,” kata sumber itu, dikutip dari New York Post, Minggu (15/9/2024).
“Dia (Meghan) meremehkan orang, dia tidak menerima nasihat. Mereka berdua adalah pengambil keputusan yang buruk dan sering berubah pikiran. Harry orang yang sangat, sangat menawan, tidak berbasa-basi sama sekali tapi dia amat membantu. Sementara Meghan sangat buruk,” lanjutnya.
Meghan disebut kerap marah dan berteriak ketika memerintah stafnya.
“Dia benar-benar tidak kenal lelah. Dia bersikap seperti seorang diktator yang mengenakan sepatu hak tinggi, marah dan meneriakkan perintah. Saya pernah melihat dia membuat seorang pria dewasa sampai menangis,” ungkap sumber tersebut.
Meghan Markle dan Pangeran Harry memang dilaporkan mengalami intensitas pergantian staf yang tinggi selama bertahun-tahun. Pembantu utama dan sekretaris pribadi Meghan wafat pada 2021. Kemudian bulan lalu, kepala staf pasangan tersebut mengundurkan diri, padahal baru tiga bulan bekerja.
Meghan Markle juga sering dikritik karena perilakunya terhadap karyawan. Pada 2018, Istana Buckingham bahkan pernah menyelidiki mantan artis Hollywood itu atas perlakuannya terhadap dua ajudan kerajaan, yang dicap sebagai “perilaku intimidasi”.
Pihak Istana tidak pernah merilis hasil temuan mereka, namun Meghan Markle menyebut klaim tersebut sebagai "kampanye yang kotor".
Hal tersebut disampaikan seorang sumber yang dekat dengan Meghan dan Harry kepada Hollywood Reporter. Menurut si sumber yang tak disebutkan namanya itu, Meghan kerap membuat para stafnya merasa ketakutan. Maka tak heran, staf di kediaman Meghan-Harry kerap datang dan pergi, karena mereka tidak bisa bertahan lama bekerja untuk pasangan tersebut.
“Semua orang takut pada Meghan,” kata sumber itu, dikutip dari New York Post, Minggu (15/9/2024).
“Dia (Meghan) meremehkan orang, dia tidak menerima nasihat. Mereka berdua adalah pengambil keputusan yang buruk dan sering berubah pikiran. Harry orang yang sangat, sangat menawan, tidak berbasa-basi sama sekali tapi dia amat membantu. Sementara Meghan sangat buruk,” lanjutnya.
Meghan disebut kerap marah dan berteriak ketika memerintah stafnya.
“Dia benar-benar tidak kenal lelah. Dia bersikap seperti seorang diktator yang mengenakan sepatu hak tinggi, marah dan meneriakkan perintah. Saya pernah melihat dia membuat seorang pria dewasa sampai menangis,” ungkap sumber tersebut.
Meghan Markle dan Pangeran Harry memang dilaporkan mengalami intensitas pergantian staf yang tinggi selama bertahun-tahun. Pembantu utama dan sekretaris pribadi Meghan wafat pada 2021. Kemudian bulan lalu, kepala staf pasangan tersebut mengundurkan diri, padahal baru tiga bulan bekerja.
Meghan Markle juga sering dikritik karena perilakunya terhadap karyawan. Pada 2018, Istana Buckingham bahkan pernah menyelidiki mantan artis Hollywood itu atas perlakuannya terhadap dua ajudan kerajaan, yang dicap sebagai “perilaku intimidasi”.
Pihak Istana tidak pernah merilis hasil temuan mereka, namun Meghan Markle menyebut klaim tersebut sebagai "kampanye yang kotor".