Viral Istilah Lavender Marriage, Pernikahan yang Dilakukan untuk Rahasiakan Orientasi Seksual

Selasa, 17 September 2024 - 00:05 WIB
loading...
Viral Istilah Lavender...
Istilah lavender marriage baru-baru ini viral di media sosial karena dikaitkan dengan isu perceraian di kalangan artis Indonesia. Banyak netizen penasaran. Foto/Works by Sarah Jane Photography
A A A
JAKARTA - Istilah lavender marriage baru-baru ini viral di media sosial karena sering dikaitkan dengan isu perceraian di kalangan artis Indonesia. Banyak netizen penasaran dengan arti dari istilah ini.

Lavender marriage alias pernikahan lavender mengacu pada ikatan antara seorang heteroseksual dan seorang homoseksual, yang sering kali dimaksudkan untuk menyembunyikan orientasi seksual homoseksual. Ini secara historis kerap digunakan untuk melindungi individu dari penganiayaan masyarakat, konsekuensi hukum, atau kesulitan pribadi karena orientasi seksual mereka.

Istilah lavender sendiri mengacu pada warna yang secara tradisional dikaitkan dengan komunitas LGBTQ+. Selain itu, lavender marriage juga diartikan sebagai pernikahan yang dibuat berdasarkan kenyamanan atau penampilan. Di mana pasangan yang terlibat tidak memiliki perasaan romantis satu sama lain.

Belakangan ini, konsep pernikahan lavender telah menarik perhatian seiring dengan terus berkembangnya norma-norma sosial dan identitas individu. Berikut alasan mengapa pasangan memilih lavender marriage dilansir dari India Times, Selasa (17/9/2024).

Viral Istilah Lavender Marriage





1. Penerimaan dan Harapan Sosial


Di masyarakat yang membatasi hak dan penerimaan LGBTQ+, individu mungkin memilih pernikahan lavender untuk mempertahankan penerimaan sosial, memenuhi ekspektasi dan harapan keluarga, atau melindungi karier dan status sosial mereka.

2. Manfaat Hukum dan Finansial


Pernikahan sering kali memberikan manfaat hukum dan finansial. Seperti keringanan pajak, hak waris, dan akses ke manfaat perawatan kesehatan. Memilih pernikahan lavender dapat memberikan keuntungan ini sekaligus menyembunyikan orientasi seksual seseorang yang sebenarnya.

3. Tekanan Budaya dan Agama


Norma budaya atau agama yang mengutamakan hubungan heteroseksual dapat menyebabkan seseorang menikah dengan konsep pernikahan lavender untuk menghindari pengucilan atau konflik dengan komunitasnya.

4. Keamanan dan Keselamatan Pribadi


Di wilayah-wilayah tempat individu LGBTQ+ menghadapi diskriminasi, kekerasan, atau masalah hukum. Karena itu pernikahan lavender dianggap dapat menawarkan tingkat keamanan dan keselamatan pribadi dengan menutupi identitas seksual seseorang yang sebenarnya.

(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1568 seconds (0.1#10.140)