Prilly Latuconsina Kagumi Cara Masyarakat Pulau Alor Menangkap Ikan

JAKARTA - Prilly Latuconsina mengagumi keindahan Pulau Alor, NTT termasuk alam bawah lautnya yang memesona serta cara masyarakat menangkap ikan.

Prilly Latuconsina kembali membagikan keseruannya selama berlibur di Pulau Alor, NTT. Salah satunya, ketika menemukan banyak spot bubu alias penangkapan ikan tradisional selama diving.



Dalam postingannya, Prilly Latuconsina bercerita bagaimana menjaga kelestarian lingkungan dan masyarakat Pulau Alor masih mengandalkan cara tradisional dalam menangkap ikan.

“Selama diving di Alor, banyak sekali spot yang ada Bubu atau penangkap ikan tradisional. Jadi masyarakat Alor masih menangkap ikan dengan Bubu,” tulis Prilly lewat akun Instagram @prillylatuconsina96.

Dijelaskannya, cara menangkap ikan masyarakat di sana, yakni dengan metode Bubu, yang ternyata sudah menjadi tradisi peninggalan nenek moyang masyarakat Pulau Alor.

Artis cantik 27 tahun itu bangga dengan masyarakat Pulau Alor dan antusias melihat banyak spot bubu yang terpasang di bawah laut ketika dirinya melakukan diving.

“Walaupun sudah ada cara modern, tapi di sana tetap mempertahankan menangkap ikan dengan cara ini yang merupakan tradisi peninggalan nenek moyang mereka,” ungkap Prilly Latuconsina.

“Salut sekaliii!!! Banyak cara modern yang lebih mudah tapi tetap memilih yang tradisional karena aman untuk karang dan pastinya tidak akan over fishing. Jadi selama diving, aku suka ngeliatin bubu ini di dalemnya udah ada ikan apa aja. Seruuu,” ujar dia lagi.

Sebagai informasi, pada umumnya tradisi penangkapan ikan merupakan tradisi yang melekat pada masyarakat Pulau Ternate.

Bubu merupakan salah satu jenis penangkapan ikan yang berasal dari Desa Ternate Selatan Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor.

Lol (Bubu) adalah alat penangkapan ikan yang diletakkan di dasar laut, tepatnya di tempat yang memiliki spot banyak ikan.

Bubu ini memiliki keunikan, di mana dirancang sedemikian rupa sehingga ketika ikan yang masuk ke dalamnya akan terperangkap.

Proses pembuatan bubu secara tradisional secara umum menggunakan bambu sebagai bahan utama pembuatan.

Bambu yang telah dipotong dibersihkan kemudian dibelah dan diraut membentuk kotak persegi panjang lalu dianyam membentuk kotak seperti perangkap ikan pada umumnya, kemudian anyaman berikutnya membentuk rongga mulut bertujuan untuk jalur masuknya ikan.



Tradisi pembuatan bubu telah dikenal sejak jaman nenek moyang orang Ternate khususnya di Desa Ternate Selatan yang dikembangkan hingga sekarang.

Tradisi tersebut yang kemudian diwariskan dan dijaga oleh masyarakat di Desa Ternate Selatan, dan tradisi yang telah dititipkan sejak jaman dahulu sangat bermanfaat dan berguna bagi masyarakat khususnya di Desa Ternate Selatan.