5 Fakta Child Grooming yang Harus Diwaspadai, Bentuk Pelecehan pada Anak

Jum'at, 27 September 2024 - 20:19 WIB
loading...
5 Fakta Child Grooming...
Child grooming menjadi isu penting. Pasalnya, banyak kasus sering terjadi di lingkungan tempat tinggal hingga medsos. Foto/ newshub.
A A A
JAKARTA - Child grooming di Indonesia kini menjadi isu penting yang harus dibahas, terutama bagi mereka yang sudah memiliki anak. Pasalnya, banyak kasus terjadi di lingkungan tempat tinggal, sosial media, game online hingga dan di lingkungan sekolah anak.

Child grooming atau proses manipulasi emosional yang dilakukan oleh orang dewasa untuk mengeksploitasi anak di bawah umur secara hubungan seksual, menjadi isu yang harus diwaspadai.



Kasus-kasus ini sering kali tersembunyi di balik hubungan yang terlihat normal antara sang pelaku dan korban, seperti antara kerabat dekat, teman keluarga, bahkan antara guru dan murid.

Sebagai orang tua, isu ini bukan hal yang dapat diremehkan. Child grooming terhadap anak bisa terjadi tanpa terdeteksi dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kerabat dan sekolah.

Fakta Child Grooming yang Harus Diwaspadai

1. Pola Grooming Bisa Terjadi di Lingkungan Terdekat
Lingkungan terdekat belum tentu menutup potensi terjadinya child grooming terhadap anak Anda. Kerabat, sekolah dan komunitas dapat dimanfaatkan oleh seorang pelaku untuk menggunakan kedekatan emosional dan kepercayaan yang telah dibangun untuk mendekati korban. Para pelaku cenderung mulai dengan memperlihatkan perhatian dan kasih sayang yang berlebihan, menciptakan rasa nyaman dan aman bagi anak.

Seperti kasus child grooming di Indonesia yang terjadi antara guru dan murid di Gorontalo, seorang guru mungkin mulai menghabiskan waktu lebih dengan murid tertentu, memberi mereka perhatian ekstra, atau menawarkan bantuan di luar jam sekolah. Pendekatan ini membuat korban menjadi terbiasa terhadap perilaku sang pelaku dan menjadi sosok yang nampaknya dapat dipercaya. Mungkin anda juga tidak menyadari bahwa tindakan-tindakan tersebut adalah langkah awal dari manipulasi yang berbahaya.

2. Anak yang Rentan Jadi Sasaran
Anak-anak yang kesepian dan kurang mendapatkan perhatian dari orang tua dapat menjadi sasaran yang dimanfaatkan oleh sang pelaku child grooming. Anak-anak yang memiliki masalah emosional cenderung lebih mudah untuk dimanipulasi dan dipengaruhi dengan tindakan peduli dan kasih sayang.

Pelaku child grooming akan mencari dan mengenali kondisi anak yang demikian, dan menggunakan strategi untuk mendapatkan kepercayaan dari sang korban. Dengan mengeksploitasi emosional anak yang rentan, pelaku akan membangun sebuah hubungan yang berbahaya bagi sang korban tanpa disadari.

3. Proses Grooming Terjadi dalam Waktu Lama
Proses child grooming bukanlah proses yang instan. Biasanya sang pelaku menghabiskan waktu yang lama untuk membangun hubungan yang lebih emosional dengan sang korban. Sang pelaku akan terus mencoba untuk menjadi “teman” baik sang anak, atau bahkan menggantikan sosok orang tua yang mungkin tidak dimiliki sang anak.

Child grooming ini cenderung dimulai dengan memberikan hadiah, pujian, dan perhatian yang membuat sang korban merasa istimewa dan terjaga. Dengan berjalannya waktu, pelaku akan mulai untuk melewati batasan fisik dan emosional, yang memancing anak untuk terlibat dalam tindakan yang lebih intim. Saat sang korban sudah merasa aman dan tidak berdaya di tangan sang pelaku, disitulah proses child grooming sudah mencapai titik yang berbahaya bagi sang korban.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1882 seconds (0.1#10.140)