5 Fakta Child Grooming yang Harus Diwaspadai, Bentuk Pelecehan pada Anak
loading...
A
A
A
4. Melibatkan Orang Terdekat
Kerabat ataupun teman dekat belum menutup kemungkinan terjadinya child grooming. Berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sebagian besar kasus child grooming di Indonesia melibatkan pelaku yang merupakan orang dekat seperti kerabat, teman keluarga, dam guru. Dari fakta tersebut, jelas bahwa anak-anak seringkali terancam oleh sosok yang telah mereka percayai.
Dalam sebagian besar kasus child grooming di Indonesia, sang korban akan cenderung enggan untuk melaporkan pengalaman mereka dengan sang pelaku karena mungkin pelaku adalah seorang yang dikenal dan dihormati. Ini membuat sebuah lingkungan berbahaya dimana sang pelaku akan terus merasa aman melakukan child grooming terhadap para korban selanjutnya.
5. Anak Belum Tahu Batas Relasi
Maraknya kasus child grooming di Indonesia juga difaktorkan oleh anak-anak yang belum dilatih untuk mengetahui batasan hubungan dalam lingkup sehari-hari. Sebagian besar dari korban child grooming di Indonesia tidak mendapatkan ilmu yang memadai terhadap aksi kebahayaan child grooming.
Hal ini menyebabkan para korban sangat mudah untuk dimanipulasi oleh sang pelaku. Sangat penting terutama bagi Anda yang telah memiliki anak, untuk diajarkan batasan dalam hubungan dalam kehidupan sehari dimanapun ia berada. Lingkungan rumah, kerabat atau teman keluarga, dan juga sekolah dapat menjadi sebuah area yang dimanfaatkan oleh pelaku-pelaku child grooming.
MG/Patrick Daniel H.W.
Kerabat ataupun teman dekat belum menutup kemungkinan terjadinya child grooming. Berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sebagian besar kasus child grooming di Indonesia melibatkan pelaku yang merupakan orang dekat seperti kerabat, teman keluarga, dam guru. Dari fakta tersebut, jelas bahwa anak-anak seringkali terancam oleh sosok yang telah mereka percayai.
Dalam sebagian besar kasus child grooming di Indonesia, sang korban akan cenderung enggan untuk melaporkan pengalaman mereka dengan sang pelaku karena mungkin pelaku adalah seorang yang dikenal dan dihormati. Ini membuat sebuah lingkungan berbahaya dimana sang pelaku akan terus merasa aman melakukan child grooming terhadap para korban selanjutnya.
5. Anak Belum Tahu Batas Relasi
Maraknya kasus child grooming di Indonesia juga difaktorkan oleh anak-anak yang belum dilatih untuk mengetahui batasan hubungan dalam lingkup sehari-hari. Sebagian besar dari korban child grooming di Indonesia tidak mendapatkan ilmu yang memadai terhadap aksi kebahayaan child grooming.
Hal ini menyebabkan para korban sangat mudah untuk dimanipulasi oleh sang pelaku. Sangat penting terutama bagi Anda yang telah memiliki anak, untuk diajarkan batasan dalam hubungan dalam kehidupan sehari dimanapun ia berada. Lingkungan rumah, kerabat atau teman keluarga, dan juga sekolah dapat menjadi sebuah area yang dimanfaatkan oleh pelaku-pelaku child grooming.
MG/Patrick Daniel H.W.
(tdy)