Waspadai Efek Antidepresan, Obat yang Dikonsumsi Edward Akbar hingga Bikin Emosi Tak Stabil
loading...
A
A
A
JAKARTA – Edward Akbar mengaku mengkonsumsi obat antidepresi, antidepresan hingga membuatnya memiliki emosi yang tidak stabil.
Selama bertahun-tahun, Edward Akbar mengaku rutin minum obat antidepresan untuk meredakan depresi pascameninggalnya sang ibu, Teresa Bleszynski.
Lantas, apakah dampak jangka panjang konsumsi obat antidepresan? Dilansir Cleveland Clinic, Rabu (9/10/2024), antidepresan adalah obat paling efektif untuk mengobati gejala depresi.
Obat ini dapat merangsang transmisi saraf yang melibatkan serotonin, norepinefrin dan dopamin sehingga suasana hati menjadi lebih baik.
Namun sama seperti obat-obatan lain, tidak semua orang cocok mengonsumsi obat antidepresan. Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa manfaat antidepresan umumnya bergantung pada tingkat keparahan depresi, semakin parah depresinya, semakin besar manfaat atau efektivitasnya. Antidepresan biasanya efektif pada depresi sedang, berat, dan kronis.
Sementara, British Journal of Psychiatry Open menjelaskan, sebanyak 80 persen selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) adalah jenis obat antidepresan yang banyak diresepkan dokter.
Menindaklanjuti setelah 10 tahun, orang yang mengonsumsi SSRI memiliki peningkatan risiko penyakit jantung sebesar 34%, risiko kematian kardiovaskular yang hampir dua kali lipat, dan kemungkinan kematian akibat penyebab apapun sebesar 73% lebih tinggi. Untuk antidepresan lainnya, semua risikonya sekitar dua kali lipat.
Konsumsi obat antidepresan juga memiliki efek samping yang berbeda loh. Gejala umumnya seperti sakit perut, diare, sakit kepala, mudah ngantuk, dan disfungsi seksual.
Namun ada juga komplikasi dari konsumsi antidepresan yang membuat seseorang muncul rasa ingin bunuh diri, sindrom penghentian antidepresan, sindrom serotonin, hingga overdosis.
Untuk itu, penting untuk berbicara dengan penyedia layanan atau apoteker Anda tentang kemungkinan efek samping dari obat tertentu yang Anda konsumsi.
Selama bertahun-tahun, Edward Akbar mengaku rutin minum obat antidepresan untuk meredakan depresi pascameninggalnya sang ibu, Teresa Bleszynski.
Lantas, apakah dampak jangka panjang konsumsi obat antidepresan? Dilansir Cleveland Clinic, Rabu (9/10/2024), antidepresan adalah obat paling efektif untuk mengobati gejala depresi.
Obat ini dapat merangsang transmisi saraf yang melibatkan serotonin, norepinefrin dan dopamin sehingga suasana hati menjadi lebih baik.
Namun sama seperti obat-obatan lain, tidak semua orang cocok mengonsumsi obat antidepresan. Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa manfaat antidepresan umumnya bergantung pada tingkat keparahan depresi, semakin parah depresinya, semakin besar manfaat atau efektivitasnya. Antidepresan biasanya efektif pada depresi sedang, berat, dan kronis.
Sementara, British Journal of Psychiatry Open menjelaskan, sebanyak 80 persen selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) adalah jenis obat antidepresan yang banyak diresepkan dokter.
Menindaklanjuti setelah 10 tahun, orang yang mengonsumsi SSRI memiliki peningkatan risiko penyakit jantung sebesar 34%, risiko kematian kardiovaskular yang hampir dua kali lipat, dan kemungkinan kematian akibat penyebab apapun sebesar 73% lebih tinggi. Untuk antidepresan lainnya, semua risikonya sekitar dua kali lipat.
Konsumsi obat antidepresan juga memiliki efek samping yang berbeda loh. Gejala umumnya seperti sakit perut, diare, sakit kepala, mudah ngantuk, dan disfungsi seksual.
Namun ada juga komplikasi dari konsumsi antidepresan yang membuat seseorang muncul rasa ingin bunuh diri, sindrom penghentian antidepresan, sindrom serotonin, hingga overdosis.
Untuk itu, penting untuk berbicara dengan penyedia layanan atau apoteker Anda tentang kemungkinan efek samping dari obat tertentu yang Anda konsumsi.
(tdy)