Kemenparekraf Sulap Gedung Film Pesona Indonesia Jadi Bioskop untuk Dukung Karya Anak Bangsa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyulap Gedung Film Pesona Indonesia yang berada di kawasan Jakarta Selatan menjadi bioskop alternatif untuk memutar film-film legendaris karya anak bangsa.
Ini merupakan salah satu bentuk komitmen Kemenparekraf dalam memajukan industri perfilman nasional . Ide ini juga merespons diskusi yang dilakukan bersama Komisi X DPR RI di mana salah satunya bersama Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf yang datang dari dunia perfilman.
Film pertama yang diputar di Gedung Film Pesona Indonesia adalah film Catatan si Boy yang juga dibintangi oleh Dede Yusuf. Aktor 58 tahun tersebut berharap pemutaran film ini juga dibarengi dengan sesi diskusi, evaluasi dalam pengembangan industri film.
"Tentunya ide untuk menjadikan gedung persona film ini, khususnya bioskop ini sebagai tempat untuk menonton film-film existing. Jadi kita bukan berbicara film yang masih diputar di bioskop," kata Dede di Gedung Film Pesona Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (16/10/2024).
"Tapi film-film legend itu saya pikir sangat baik, sangat bagus sekali, karena di sini nanti bisa dijadikan sarana untuk melakukan semacam penelitian, ataupun juga untuk mengevaluasi, mencari bahan-bahan ya," sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bersama Ketua PARFI 56 Marcella Zalianty telah menandatangani nota kesepahaman sebagai kesepakatan untuk terus bersinergi agar semakin banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk memajukan industri film Tanah Air.
"Kita juga tanda tangani kerja sama dengan PARFI 56 untuk bersinergi secara sumber daya, sehingga nanti lebih banyak mendukung sub sektor perfilman. Mudah-mudahan nanti lebih banyak kegiatan bisa dilakukan di bidang film," jelas Sandiaga.
Marcella mengungkap bahwa PARFI 56 sebagai wadah untuk insan perfilman Tanah Air, khususnya para aktor mendukung penayangan film-film legendaris di Gedung Film Pesona Indonesia.
PARFI 56 pun merespons positif inovasi yang dilakukan oleh Kemenparekraf menjadikan Gedung Film Pesona Indonesia sebagai salah satu bioskop untuk menayangkan karya anak bangsa. Apalagi saat ini Marcella juga kerap menyampaikan pesan kepada pemerintah untuk menghidupkan dan mengembangkan bioskop alternatif agar lebih banyak lagi penonton yang bisa menyaksikan film-film karya anak bangsa.
"Kita bersinergi untuk mengembangkan SDM, tetapi juga bagaimana peran PARFI 56, peran-peran para aktor, untuk bisa mendukung kemajuan industri kreatif lewat perfilman dan hari ini kita senang sekali ya bahwa ada satu simbol yang dibuat di gedung film, itu adalah bioskop," ucap Marcella.
"Yang memang saya berulang kali sudah bicara juga dengan Kang Dede bahwa kita butuh bioskop alternatif untuk menjadi ruang tambah untuk film Indonesia," tandasnya.
Nantinya, Kemenparekraf berencana akan terus memutarkan film-film legendaris lainnya secara rutin di Gedung Film Pesona Indonesia ini. Seperti film Dua Tanda Mata, Secangkir Kopi Pahit, Tenggelamnya Kepala Van Der Wijk, dan lain-lain.
Ini merupakan salah satu bentuk komitmen Kemenparekraf dalam memajukan industri perfilman nasional . Ide ini juga merespons diskusi yang dilakukan bersama Komisi X DPR RI di mana salah satunya bersama Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf yang datang dari dunia perfilman.
Film pertama yang diputar di Gedung Film Pesona Indonesia adalah film Catatan si Boy yang juga dibintangi oleh Dede Yusuf. Aktor 58 tahun tersebut berharap pemutaran film ini juga dibarengi dengan sesi diskusi, evaluasi dalam pengembangan industri film.
"Tentunya ide untuk menjadikan gedung persona film ini, khususnya bioskop ini sebagai tempat untuk menonton film-film existing. Jadi kita bukan berbicara film yang masih diputar di bioskop," kata Dede di Gedung Film Pesona Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (16/10/2024).
"Tapi film-film legend itu saya pikir sangat baik, sangat bagus sekali, karena di sini nanti bisa dijadikan sarana untuk melakukan semacam penelitian, ataupun juga untuk mengevaluasi, mencari bahan-bahan ya," sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bersama Ketua PARFI 56 Marcella Zalianty telah menandatangani nota kesepahaman sebagai kesepakatan untuk terus bersinergi agar semakin banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk memajukan industri film Tanah Air.
"Kita juga tanda tangani kerja sama dengan PARFI 56 untuk bersinergi secara sumber daya, sehingga nanti lebih banyak mendukung sub sektor perfilman. Mudah-mudahan nanti lebih banyak kegiatan bisa dilakukan di bidang film," jelas Sandiaga.
Marcella mengungkap bahwa PARFI 56 sebagai wadah untuk insan perfilman Tanah Air, khususnya para aktor mendukung penayangan film-film legendaris di Gedung Film Pesona Indonesia.
PARFI 56 pun merespons positif inovasi yang dilakukan oleh Kemenparekraf menjadikan Gedung Film Pesona Indonesia sebagai salah satu bioskop untuk menayangkan karya anak bangsa. Apalagi saat ini Marcella juga kerap menyampaikan pesan kepada pemerintah untuk menghidupkan dan mengembangkan bioskop alternatif agar lebih banyak lagi penonton yang bisa menyaksikan film-film karya anak bangsa.
"Kita bersinergi untuk mengembangkan SDM, tetapi juga bagaimana peran PARFI 56, peran-peran para aktor, untuk bisa mendukung kemajuan industri kreatif lewat perfilman dan hari ini kita senang sekali ya bahwa ada satu simbol yang dibuat di gedung film, itu adalah bioskop," ucap Marcella.
"Yang memang saya berulang kali sudah bicara juga dengan Kang Dede bahwa kita butuh bioskop alternatif untuk menjadi ruang tambah untuk film Indonesia," tandasnya.
Nantinya, Kemenparekraf berencana akan terus memutarkan film-film legendaris lainnya secara rutin di Gedung Film Pesona Indonesia ini. Seperti film Dua Tanda Mata, Secangkir Kopi Pahit, Tenggelamnya Kepala Van Der Wijk, dan lain-lain.
(dra)