Ini Rahasia Cuan ala Coach Wahyu Purnomo di Buku Salesman Superhero
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam bisnis yang terus berubah, kemampuan menjual kini membutuhkan lebih dari sekadar strategi konvensional. Wahyu Purnomo, seorang sales coach kawakan, melalui bukunya Salesman Superhero: Ketika Menjadi Salesman Biasa Tidaklah Cukup, telah membawa pendekatan revolusioner untuk mendefinisikan ulang cara tenaga penjual dalam bekerja dan menghasilkan cuan.
Buku ini tidak hanya memikat perhatian para praktisi penjualan, tetapi juga berdampak pada pertumbuhan sektor bisnis di Indonesia. Menurut data Asosiasi Penjualan Indonesia (API), 75% tenaga penjual melaporkan tekanan tinggi dalam memenuhi target mereka di tengah persaingan yang semakin sengit.
Namun, 40% dari mereka yang menerapkan strategi baru seperti yang ditawarkan dalam buku Salesman Superhero berhasil meningkatkan rasio closing hingga 35% dalam waktu enam bulan.
Wahyu Purnomo menekankan bahwa seorang salesman superhero tidak hanya berorientasi pada target, tetapi juga memahami pelanggan secara mendalam.
Dalam bukunya, ia memperkenalkan konsep empati dan storytelling sebagai alat utama untuk menciptakan hubungan emosional dengan pelanggan. “Seorang salesman superhero adalah mereka yang berani melampaui ekspektasi pelanggan, menjadi solusi atas masalah mereka, dan menghadirkan nilai tambah dalam setiap transaksi,” ungkap Wahyu dalam rilisnya kepada sindonews.com, kemarin.
Buku ini juga menyoroti pentingnya teknologi, seperti penggunaan perangkat lunak Customer Relationship Management (CRM), untuk membantu tenaga penjual mempersonalisasi pengalaman pelanggan dan meningkatkan efisiensi kerja.
Yusuf Hamdani, Kepala Divisi Penjualan di sebuah perusahaan teknologi, mengungkapkan bahwa pendekatan dari Salesman Superhero telah menjadi inspirasi besar bagi timnya.
“Kami mulai mengintegrasikan prinsip-prinsip Wahyu dalam pelatihan internal. Hasilnya, tingkat konversi kami naik dari 25% menjadi 40% dalam tiga bulan,” ujar Yusuf.
Sementara itu, bagi Laila Kartini, seorang profesional di bidang retail, menyatakan bahwa buku ini membantunya melihat penjualan dari sudut pandang yang berbeda.
“Saya belajar bahwa menjadi pendengar yang baik dan memahami kebutuhan pelanggan adalah kunci untuk membangun hubungan jangka panjang,” katanya.
Pendekatan yang diperkenalkan Wahyu Purnomo tidak hanya membawa perubahan positif pada individu, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Survei dari Lembaga Riset Ekonomi Nasional (LREN) menunjukkan bahwa perusahaan yang berinvestasi dalam pelatihan tenaga penjual dengan pendekatan inovatif mencatatkan peningkatan pendapatan hingga 27% per tahun.
“Transformasi dalam cara berjualan adalah katalis penting bagi pertumbuhan bisnis di Indonesia. Strategi seperti yang diajarkan dalam Salesman Superhero mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan memperkuat daya saing perusahaan di pasar global,” ujar Irwan Kurniawan, seorang ekonom dari Universitas Indonesia.
Sejak diluncurkan, buku Salesman Superhero telah terjual lebih dari 50.000 eksemplar di seluruh Indonesia dan masuk dalam daftar buku terlaris di beberapa toko besar. Banyak perusahaan kini mengadopsi materi dari buku ini sebagai bagian dari pelatihan tenaga kerja mereka.
Dengan semakin banyaknya tenaga penjual yang mengadopsi strategi dari buku ini, industri penjualan di Indonesia diprediksi akan menjadi lebih kompetitif dan inovatif.
Buku Salesman Superhero tidak hanya menjadi panduan, tetapi juga inspirasi bagi mereka yang ingin mencapai puncak kesuksesan di dunia penjualan.
"Penjualan bukan hanya soal angka, tetapi soal bagaimana menciptakan dampak yang positif bagi pelanggan dan perusahaan,"tutup Wahyu Purnomo.
Buku ini tidak hanya memikat perhatian para praktisi penjualan, tetapi juga berdampak pada pertumbuhan sektor bisnis di Indonesia. Menurut data Asosiasi Penjualan Indonesia (API), 75% tenaga penjual melaporkan tekanan tinggi dalam memenuhi target mereka di tengah persaingan yang semakin sengit.
Namun, 40% dari mereka yang menerapkan strategi baru seperti yang ditawarkan dalam buku Salesman Superhero berhasil meningkatkan rasio closing hingga 35% dalam waktu enam bulan.
Wahyu Purnomo menekankan bahwa seorang salesman superhero tidak hanya berorientasi pada target, tetapi juga memahami pelanggan secara mendalam.
Dalam bukunya, ia memperkenalkan konsep empati dan storytelling sebagai alat utama untuk menciptakan hubungan emosional dengan pelanggan. “Seorang salesman superhero adalah mereka yang berani melampaui ekspektasi pelanggan, menjadi solusi atas masalah mereka, dan menghadirkan nilai tambah dalam setiap transaksi,” ungkap Wahyu dalam rilisnya kepada sindonews.com, kemarin.
Buku ini juga menyoroti pentingnya teknologi, seperti penggunaan perangkat lunak Customer Relationship Management (CRM), untuk membantu tenaga penjual mempersonalisasi pengalaman pelanggan dan meningkatkan efisiensi kerja.
Yusuf Hamdani, Kepala Divisi Penjualan di sebuah perusahaan teknologi, mengungkapkan bahwa pendekatan dari Salesman Superhero telah menjadi inspirasi besar bagi timnya.
“Kami mulai mengintegrasikan prinsip-prinsip Wahyu dalam pelatihan internal. Hasilnya, tingkat konversi kami naik dari 25% menjadi 40% dalam tiga bulan,” ujar Yusuf.
Sementara itu, bagi Laila Kartini, seorang profesional di bidang retail, menyatakan bahwa buku ini membantunya melihat penjualan dari sudut pandang yang berbeda.
“Saya belajar bahwa menjadi pendengar yang baik dan memahami kebutuhan pelanggan adalah kunci untuk membangun hubungan jangka panjang,” katanya.
Pendekatan yang diperkenalkan Wahyu Purnomo tidak hanya membawa perubahan positif pada individu, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Survei dari Lembaga Riset Ekonomi Nasional (LREN) menunjukkan bahwa perusahaan yang berinvestasi dalam pelatihan tenaga penjual dengan pendekatan inovatif mencatatkan peningkatan pendapatan hingga 27% per tahun.
“Transformasi dalam cara berjualan adalah katalis penting bagi pertumbuhan bisnis di Indonesia. Strategi seperti yang diajarkan dalam Salesman Superhero mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan memperkuat daya saing perusahaan di pasar global,” ujar Irwan Kurniawan, seorang ekonom dari Universitas Indonesia.
Sejak diluncurkan, buku Salesman Superhero telah terjual lebih dari 50.000 eksemplar di seluruh Indonesia dan masuk dalam daftar buku terlaris di beberapa toko besar. Banyak perusahaan kini mengadopsi materi dari buku ini sebagai bagian dari pelatihan tenaga kerja mereka.
Dengan semakin banyaknya tenaga penjual yang mengadopsi strategi dari buku ini, industri penjualan di Indonesia diprediksi akan menjadi lebih kompetitif dan inovatif.
Buku Salesman Superhero tidak hanya menjadi panduan, tetapi juga inspirasi bagi mereka yang ingin mencapai puncak kesuksesan di dunia penjualan.
"Penjualan bukan hanya soal angka, tetapi soal bagaimana menciptakan dampak yang positif bagi pelanggan dan perusahaan,"tutup Wahyu Purnomo.
(tar)