Mengenal Self-Harm, Masalah Kesehatan Mental yang Membuat Seseorang Menyakiti Diri Sendiri

Senin, 16 Desember 2024 - 14:33 WIB
loading...
Mengenal Self-Harm,...
Kesehatan mental dapat terjadi karena adanya tekanan dari luar, termasuk keluarga yang memicu self-harm. Foto/rehabblog
A A A
JAKARTA - Kesehatan mental, khususnya dilakangan remaja adalah isu yang semakin penting. Masalah ini tidak hanya berdampak pada kondisi emosional mereka, juga bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari dan masa depan mereka.

Kesehatan mental juga dapat terjadi karena adanya tekanan dari keluarga yang tidak memahami mereka dan mempunyai ekspektasi yang tinggi sehingga menjadi pemicu utama seseorang melakukan self-harm.

Apa itu Self-Harm?
Self-harm adalah tindakan fisik yang dilakukan seseorang untuk menyakiti diri sendiri, seperti menyayat tangan (yang juga dikenal dengan istilah cutting), memukul tubuh, menarik rambut dengan paksa dan sebagainya.

Tindakan ini sering kali menjadi cara bagi seseorang untuk mengalihkan rasa sakit emosional yang mendalam, memberikan rasa "lega sementara" dari perasaan cemas atau tertekan. Bagia sebagian orang, melukai diri sendiri merupakan pelarian dari masalah dan beban emosional yang mereka alami.

Meski tindakan ini dapat memberikan keringanan dan mengalihkan perhatian, self-harm sebenarnya hanya memperburuk kondisi emosional maupun fisik. Hal ini dapat menimbulkan rasa bersalah, meninggalkan bekas luka, dan ketergantungan.

Oleh karena itu, kita harus menyadari bahwasanya self-harm bukanlah solusi yang tepat, melainkan bentuk pelampiasan sementara dari suatu masalah yang seharusnya dapat ditangani tanpa harus menyakiti diri sendiri.

Masalah kesehatan mental sendiri umumnya disebabkan depresi, kecemasan yang terlalu berlebihan (anxiety), trauma masa lalu, pengalaman negatif seperti perundungan, kehilangan orang yang disayangi, atau tekanan lingkungan dan keluarga yang mendalam.

Bagi mereka yang mengalami depresi berat atau gangguan kecemasan, sering kali kesusahan dalam mengatasi kondisi mental mereka. Ketidakmampuan mereka untuk mengungkapkan perasaan dan minimnya bantuan menjadikan self-harm jalan keluar yang mereka pilih untung menenangkan jiwa.

Faktor Self-Harm
Self-harm sering kali berasal dari kalangan remaja berusia 15–18 tahun, namun tidak menutup kemungkinan tindakan ini dapat terjadi pada individu yang lebih dewasa, bahkan seseorang yang berusia lebih dari 18 tahun.

Menurut World Health Organization (WHO) pada 10 Oktober 2024, ada sekira 10-20% remaja di dunia mengalami masalah kesehatan mental. Data ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental di kalangan remaja merupakan isu yang sangat serius dan perlu perhatian lebih.

Tindakan self-harm yang sering kali dimulai sebagai cara untuk mengatasi perasaan tertekan dan jika tidak dianggap serius, dapat berujung pada tindakan yang lebih berbahaya, termasuk tindakan percobaan mengakhiri hidup.

Mengatasi Self-Harm
Beberapa orang dapat mengatasi masalah mental dengan mengunjungi psikolog, teman atau keluarga. Namun, setiap orang memiliki masalah yang berbeda dan cara mereka keluar dari suatu masalah pun berbeda.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui beberapa cara yang dapat membantu mengatasi dan mengurangi kecenderungan untuk melakukan self-harm. Salah satunya adalah dengan mengalihkan perhatian dari pikiran untuk melukai diri sendiri.

Cara lainnya, dapat menemukan kegiatan baru, dengan mengeksplorasi banyak aktivitas menyenangkan, yang dapat mengalihkan perilaku self-harm. Misalnya melukis. Ini memungkinkan seseorang menyalurkan emosi dengan cara yang kreatif dan dapat menghasilkan karya yang bagus.

Freya Falya Amaranggana
(tdy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1289 seconds (0.1#10.140)