Mengenal Child Grooming dari Latifah X, Mama Muda yang Punya 7 Anak dengan Suami Berjarak 21 Tahun
loading...
A
A
A
Proses ini berlangsung secara bertahap dan dapat memakan waktu lama, karena pelaku berusaha meraih kepercayaan tidak hanya dari korban, tetapi juga dari orang tua atau pengasuh korban. Dalam kasus Latifah, dijelaskan bahwa sang Ayah dari awal tidak merestui pernikahannya dengan suami, namun Ibu dari Latifah lah yang membantu memasukkan dokumen ke KUA.
Seperti akun milik @Widino yang berkomentar, "She needs help! Gua sudah stalking akun dia tadi pagi dan sampai pada kesimpulan bahwa kemungkinan dia bukan cuma mengalami baby blues, tapi (bisa jadi) gejala PPD atau Postpartum Depression,"
Akun tersebut melanjutkan, "(Dia ini) korban child grooming, belum siap mental menikah muda, stress mengurus 7 anak yang masih kecil semua sampai dibiarkan manjat-manjat lemari dan gelantungan di TV."
Akun lain pun berharap ada pihak yang menolong ibu muda ini. Hal itu disampaikan akun @wahkerensih.
"Jika ada yang dekat dengan keluarga ini, mungkin bisa menghubungi dinas terkait atau membantu ibunya, karena ini bukan masalah sepele lagi," ujarnya.
Dalam beberapa cuitannya, Latifah menjelaskan bahwa dia berusaha sebaik mungkin untuk mendidik anak-anaknya meski sering merasa frustasi. Dia juga mengungkapkan bahwa meskipun sering berteriak karena kelelahan, dia selalu berusaha untuk tidak kasar terhadap anak-anaknya. Suaminya pun selalu mengingatkan agar berbicara dengan lembut untuk mendidik anak-anak.
Latifah juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap orang-orang di media sosial yang hanya melihat permukaan kehidupan seseorang tanpa memahami kenyataan yang sesungguhnya. Dia merasa bahwa banyak orang yang memberikan penilaian tanpa mengetahui secara langsung apa yang dia alami setiap hari.
MG/ Luthfiyyah Rahmadiena
Pelaku Child Grooming
Langkah pertama dari pelaku grooming adalah memilih korban berdasarkan kerentanannya. Anak-anak yang hidup dalam lingkungan yang terisolasi, jauh dari pengawasan orang dewasa, atau yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, menjadi sasaran yang lebih rentan. Setelah itu, pelaku akan berusaha mendekati korban dengan memberikan perhatian khusus, hadiah, atau bantuan. Dalam beberapa kasus, pelaku bahkan bisa mendapatkan kepercayaan orang tua atau pengasuh anak untuk lebih mudah melancarkan aksi mereka.Netizen dan Harapan Bantuan Dinsos
Dari Latifah, beberapa netizen menyarankan agar pihak berwenang atau dinas sosial dapat terlibat untuk membantu kondisi mental Latifah yang diduga tertekan akibat tanggung jawab sebagai ibu muda dengan tujuh anak.Seperti akun milik @Widino yang berkomentar, "She needs help! Gua sudah stalking akun dia tadi pagi dan sampai pada kesimpulan bahwa kemungkinan dia bukan cuma mengalami baby blues, tapi (bisa jadi) gejala PPD atau Postpartum Depression,"
Akun tersebut melanjutkan, "(Dia ini) korban child grooming, belum siap mental menikah muda, stress mengurus 7 anak yang masih kecil semua sampai dibiarkan manjat-manjat lemari dan gelantungan di TV."
Akun lain pun berharap ada pihak yang menolong ibu muda ini. Hal itu disampaikan akun @wahkerensih.
"Jika ada yang dekat dengan keluarga ini, mungkin bisa menghubungi dinas terkait atau membantu ibunya, karena ini bukan masalah sepele lagi," ujarnya.
Respons Latifah
Terkait dengan perhatian publik yang besar terhadap kehidupannya, Latifah akhirnya memberikan tanggapannya di X. Dia mengaku baik-baik saja meskipun menyadari bahwa kehidupannya memang jauh dari sempurna. Latifah berterima kasih atas perhatian netizen, namun ia juga menegaskan bahwa kehidupan yang ia jalani tidak bisa dinilai hanya dari apa yang terlihat di media sosial.Dalam beberapa cuitannya, Latifah menjelaskan bahwa dia berusaha sebaik mungkin untuk mendidik anak-anaknya meski sering merasa frustasi. Dia juga mengungkapkan bahwa meskipun sering berteriak karena kelelahan, dia selalu berusaha untuk tidak kasar terhadap anak-anaknya. Suaminya pun selalu mengingatkan agar berbicara dengan lembut untuk mendidik anak-anak.
Latifah juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap orang-orang di media sosial yang hanya melihat permukaan kehidupan seseorang tanpa memahami kenyataan yang sesungguhnya. Dia merasa bahwa banyak orang yang memberikan penilaian tanpa mengetahui secara langsung apa yang dia alami setiap hari.
MG/ Luthfiyyah Rahmadiena
(tdy)