Siapa Ratu Camilla sebelum Menjadi Istri Raja Charles III? Ini Perjalanan Hidupnya
loading...
A
A
A
INGGRIS - Sosok Ratu Camilla sebelum menjadi istri Raja Charles III memiliki perjalanan hidup yang menarik. Kehidupannya sebagai wanita aristokrat Inggris, dan perannya dalam Keluarga Kerajaan telah menjadi perhatian publik selama beberapa dekade.
Tanpa terkecuali hubungan Ratu Camilla yang kontroversial dengan Raja Charles III . Terlebih, ia sempat disebut menjadi orang ketiga dalam pernikahan sang raja dan mendiang Putri Diana, yang mana membuatnya semakin menjadi buruan media.
Foto/Vanity Fair
Camilla Rosemary Shand lahir pada 17 Juli 1947 di London dari keluarga aristokrat dengan garis keturunan bangsawan Stuart, yang memerintah Inggris pada abad ke-17 hingga awal abad ke-18. Masa kecil Camilla di East Sussex penuh dengan kebahagiaan dan kedekatan dengan keluarga.
Ia menikmati kehidupan sederhana dengan berkuda, berenang, dan bermain bersama saudara-saudaranya, didukung oleh orang tuanya yang aktif dan penuh perhatian. Camilla dikenal sebagai anak yang ceria, atletis, dan tidak ambisius.
Ia tidak menonjol dalam akademik, lebih memilih kegiatan sosial dan petualangan. Setelah lulus sekolah, Camilla sempat bekerja sebagai sekretaris dan resepsionis, tetapi tidak memiliki minat untuk mengejar karier atau pendidikan lebih tinggi.
Dilansir dari Vanity Fair, Jumat (10/1/2025), impiannya adalah menikah dengan pria dari kalangan kelas atas dan menjalani kehidupan tenang di pedesaan bersama keluarga, hewan peliharaan, dan anak-anaknya.
Foto/Vogue
Camilla pertama kali bertemu dengan Charles pada musim panas tahun 1970, dan keduanya langsung merasa tertarik satu sama lain. Meski Camilla lebih tua 16 bulan, Charles terpesona oleh senyumnya dan selera humornya yang sama dengannya. Hubungan mereka digambarkan Charles sebagai bahagia, damai, dan saling membahagiakan.
Namun, tekanan dari pihak luar menghalangi hubungan mereka. Lord Mountbatten, paman buyut sekaligus ayah angkat Charles, tidak menyetujui Camilla karena dia bukan bangsawan dan tidak perawan, kriteria penting untuk calon pasangan Pangeran Wales pada masa itu.
Selain itu, Camilla juga jatuh cinta pada Andrew Parker Bowles, seorang perwira Angkatan Darat yang terkenal tampan namun memiliki reputasi sebagai tukang selingkuh, bahkan sempat berkencan dengan Putri Anne, adik Charles. Tekanan tersebut memisahkan Camilla dan Charles, meski hubungan mereka tetap dekat di tahun-tahun berikutnya.
Foto/Vanity Fair
Camilla akhirnya menikahi Andrew pada 4 Juli 1973, meskipun Charles sempat memohon agar pernikahan itu dibatalkan. Dari pernikahan tersebut, mereka memiliki dua anak, Tom dan Laura. Sejak saat itu Camilla menjalani kehidupan yang diidamkannya sebagai istri dan ibu di pedesaan.
Namun, pernikahan mereka tidak berjalan mulus. Sikap Andrew yang meremehkan dan kebiasaan berselingkuh menguji kesabaran Camilla. Perselingkuhan Andrew bahkan menjadi rahasia umum di lingkaran sosial mereka.
Sehingga seorang teman bercanda bahwa ia satu-satunya yang belum dirayu oleh Andrew. Meski demikian, Camilla tetap menjalankan perannya sebagai ibu dan istri dengan dedikasi, meskipun pernikahan itu penuh tantangan.
Foto/Vanity Fair
Charles dan Camilla tetap bersahabat erat meskipun Camilla telah menikah. Pada akhir 1970-an, persahabatan mereka berkembang menjadi hubungan asmara. Charles yang sering merasa kesepian menjadi tamu tetap di rumah keluarga Parker Bowles.
Di mana Camilla mengadakan pesta-pesta hangat dan penuh keakraban. Camilla memperlakukan Charles dengan apa adanya, tidak ragu menegur jika ia berperilaku buruk atau egois, menjadikannya seorang teman sejati.
Persahabatan yang erat ini kembali memicu hubungan romantis mereka pada pertengahan 1980-an. Terutama ketika ayah Pangeran William dan Pangeran Harry itu mengalami depresi akibat pernikahannya dengan Diana gagal.
Camilla menjadi sosok yang mampu mengangkat semangat Charles dan membuatnya tertawa lagi, memberikan pengaruh positif yang mendalam pada kehidupannya.
Foto/The Sun
Pada 1992, kehidupan pribadi Camilla menjadi sorotan setelah penerbitan buku Diana, Her True Story karya Andrew Morton. Publik mulai membenci Camilla, membandingkannya secara tidak adil dengan Diana yang cantik.
Media terus membuntutinya, sementara surat kebencian mengalir deras. Situasi ini semakin memburuk pada tahun 1993, ketika panggilan telepon intim antara Charles dan Camilla bocor ke media.
Meskipun menghadapi tekanan besar, Camilla tetap bersama Charles. Alasannya sederhana karena Charles mencintainya dan sangat membutuhkannya. Setelah keduanya bercerai dari pasangan masing-masing, istana secara perlahan mulai memperkenalkan Camilla kepada publik.
Sebelumnya, ia dikenal hanya melalui pandangan negatif Diana yang menyebutnya rottweiler. Namun, langkah hati-hati dari istana mulai membangun kembali reputasinya di mata masyarakat.
Foto/Vanity Fair
Charles dan Camilla menikah pada 9 April 2005 di Windsor Guildhall, delapan tahun setelah kematian Diana. Pernikahan ini sempat menuai kontroversi. Menurut Harry, ia dan William memohon agar Charles tidak menikahi Camilla. Meskipun keduanya akhirnya hadir, Ratu Elizabeth II tidak menghadiri upacara tersebut karena merasa pernikahan antara pasangan yang sudah bercerai tidak pantas bagi kepala Gereja Inggris.
Setelah menikah, Camilla menjadi Duchess of Cornwall dan mulai aktif dalam tugas-tugas pelayanan publik. Sebelumnya, ia dikenal sebagai musuh publik nomor satu pada 1990-an setelah Diana menyebutnya sebagai orang ketiga dalam pernikahannya. Namun, pada saat pernikahan mereka, sikap publik terhadap Camilla mulai melunak, dan sambutan di Windsor sebagian besar positif.
Camilla berusaha membangun hubungan baik dengan media yang sebelumnya membuat hidupnya sulit. Penampilannya di depan umum bersama Charles menunjukkan sisi dirinya yang ramah, hangat, dan humoris, membuat masyarakat dan media mulai menyukai dan menulis hal-hal positif tentangnya. Secara perlahan, reputasinya di mata publik berubah menjadi lebih baik.
Hubungan penuh kasih antara Charles dan Camilla juga terlihat jelas dalam penampilan publik mereka, yang jauh berbeda dari interaksi tegang Charles dan Diana di masa lalu. Dalam wawancara untuk dokumenter Our Queen pada 2012, Charles dengan bangga berbicara tentang Camilla, menggambarkannya sebagai sosok yang rendah hati dan dicintai banyak orang.
Tanpa terkecuali hubungan Ratu Camilla yang kontroversial dengan Raja Charles III . Terlebih, ia sempat disebut menjadi orang ketiga dalam pernikahan sang raja dan mendiang Putri Diana, yang mana membuatnya semakin menjadi buruan media.
Siapa Ratu Camilla sebelum Menjadi Istri Raja Charles III?
Latar Belakang dan Kehidupan Awal
Foto/Vanity Fair
Camilla Rosemary Shand lahir pada 17 Juli 1947 di London dari keluarga aristokrat dengan garis keturunan bangsawan Stuart, yang memerintah Inggris pada abad ke-17 hingga awal abad ke-18. Masa kecil Camilla di East Sussex penuh dengan kebahagiaan dan kedekatan dengan keluarga.
Ia menikmati kehidupan sederhana dengan berkuda, berenang, dan bermain bersama saudara-saudaranya, didukung oleh orang tuanya yang aktif dan penuh perhatian. Camilla dikenal sebagai anak yang ceria, atletis, dan tidak ambisius.
Ia tidak menonjol dalam akademik, lebih memilih kegiatan sosial dan petualangan. Setelah lulus sekolah, Camilla sempat bekerja sebagai sekretaris dan resepsionis, tetapi tidak memiliki minat untuk mengejar karier atau pendidikan lebih tinggi.
Dilansir dari Vanity Fair, Jumat (10/1/2025), impiannya adalah menikah dengan pria dari kalangan kelas atas dan menjalani kehidupan tenang di pedesaan bersama keluarga, hewan peliharaan, dan anak-anaknya.
Camilla Bertemu Charles
Foto/Vogue
Camilla pertama kali bertemu dengan Charles pada musim panas tahun 1970, dan keduanya langsung merasa tertarik satu sama lain. Meski Camilla lebih tua 16 bulan, Charles terpesona oleh senyumnya dan selera humornya yang sama dengannya. Hubungan mereka digambarkan Charles sebagai bahagia, damai, dan saling membahagiakan.
Namun, tekanan dari pihak luar menghalangi hubungan mereka. Lord Mountbatten, paman buyut sekaligus ayah angkat Charles, tidak menyetujui Camilla karena dia bukan bangsawan dan tidak perawan, kriteria penting untuk calon pasangan Pangeran Wales pada masa itu.
Selain itu, Camilla juga jatuh cinta pada Andrew Parker Bowles, seorang perwira Angkatan Darat yang terkenal tampan namun memiliki reputasi sebagai tukang selingkuh, bahkan sempat berkencan dengan Putri Anne, adik Charles. Tekanan tersebut memisahkan Camilla dan Charles, meski hubungan mereka tetap dekat di tahun-tahun berikutnya.
Pernikahan Camilla dengan Andrew Parker Bowles
Foto/Vanity Fair
Camilla akhirnya menikahi Andrew pada 4 Juli 1973, meskipun Charles sempat memohon agar pernikahan itu dibatalkan. Dari pernikahan tersebut, mereka memiliki dua anak, Tom dan Laura. Sejak saat itu Camilla menjalani kehidupan yang diidamkannya sebagai istri dan ibu di pedesaan.
Namun, pernikahan mereka tidak berjalan mulus. Sikap Andrew yang meremehkan dan kebiasaan berselingkuh menguji kesabaran Camilla. Perselingkuhan Andrew bahkan menjadi rahasia umum di lingkaran sosial mereka.
Sehingga seorang teman bercanda bahwa ia satu-satunya yang belum dirayu oleh Andrew. Meski demikian, Camilla tetap menjalankan perannya sebagai ibu dan istri dengan dedikasi, meskipun pernikahan itu penuh tantangan.
Perselingkuhan Charles dan Camilla
Foto/Vanity Fair
Charles dan Camilla tetap bersahabat erat meskipun Camilla telah menikah. Pada akhir 1970-an, persahabatan mereka berkembang menjadi hubungan asmara. Charles yang sering merasa kesepian menjadi tamu tetap di rumah keluarga Parker Bowles.
Di mana Camilla mengadakan pesta-pesta hangat dan penuh keakraban. Camilla memperlakukan Charles dengan apa adanya, tidak ragu menegur jika ia berperilaku buruk atau egois, menjadikannya seorang teman sejati.
Persahabatan yang erat ini kembali memicu hubungan romantis mereka pada pertengahan 1980-an. Terutama ketika ayah Pangeran William dan Pangeran Harry itu mengalami depresi akibat pernikahannya dengan Diana gagal.
Camilla menjadi sosok yang mampu mengangkat semangat Charles dan membuatnya tertawa lagi, memberikan pengaruh positif yang mendalam pada kehidupannya.
Skandal Mengguncang Charles dan Camilla
Foto/The Sun
Pada 1992, kehidupan pribadi Camilla menjadi sorotan setelah penerbitan buku Diana, Her True Story karya Andrew Morton. Publik mulai membenci Camilla, membandingkannya secara tidak adil dengan Diana yang cantik.
Media terus membuntutinya, sementara surat kebencian mengalir deras. Situasi ini semakin memburuk pada tahun 1993, ketika panggilan telepon intim antara Charles dan Camilla bocor ke media.
Meskipun menghadapi tekanan besar, Camilla tetap bersama Charles. Alasannya sederhana karena Charles mencintainya dan sangat membutuhkannya. Setelah keduanya bercerai dari pasangan masing-masing, istana secara perlahan mulai memperkenalkan Camilla kepada publik.
Sebelumnya, ia dikenal hanya melalui pandangan negatif Diana yang menyebutnya rottweiler. Namun, langkah hati-hati dari istana mulai membangun kembali reputasinya di mata masyarakat.
Pernikahan Kerajaan Charles dan Camilla
Foto/Vanity Fair
Charles dan Camilla menikah pada 9 April 2005 di Windsor Guildhall, delapan tahun setelah kematian Diana. Pernikahan ini sempat menuai kontroversi. Menurut Harry, ia dan William memohon agar Charles tidak menikahi Camilla. Meskipun keduanya akhirnya hadir, Ratu Elizabeth II tidak menghadiri upacara tersebut karena merasa pernikahan antara pasangan yang sudah bercerai tidak pantas bagi kepala Gereja Inggris.
Setelah menikah, Camilla menjadi Duchess of Cornwall dan mulai aktif dalam tugas-tugas pelayanan publik. Sebelumnya, ia dikenal sebagai musuh publik nomor satu pada 1990-an setelah Diana menyebutnya sebagai orang ketiga dalam pernikahannya. Namun, pada saat pernikahan mereka, sikap publik terhadap Camilla mulai melunak, dan sambutan di Windsor sebagian besar positif.
Camilla berusaha membangun hubungan baik dengan media yang sebelumnya membuat hidupnya sulit. Penampilannya di depan umum bersama Charles menunjukkan sisi dirinya yang ramah, hangat, dan humoris, membuat masyarakat dan media mulai menyukai dan menulis hal-hal positif tentangnya. Secara perlahan, reputasinya di mata publik berubah menjadi lebih baik.
Hubungan penuh kasih antara Charles dan Camilla juga terlihat jelas dalam penampilan publik mereka, yang jauh berbeda dari interaksi tegang Charles dan Diana di masa lalu. Dalam wawancara untuk dokumenter Our Queen pada 2012, Charles dengan bangga berbicara tentang Camilla, menggambarkannya sebagai sosok yang rendah hati dan dicintai banyak orang.
(dra)