Tak Hanya Usia Tua, Jantung juga Serang Usia Produktif Seperti Ashraf Sinclair

Selasa, 18 Februari 2020 - 10:50 WIB
Tak Hanya Usia Tua,...
Tak Hanya Usia Tua, Jantung juga Serang Usia Produktif Seperti Ashraf Sinclair
A A A
JAKARTA - Aktor yang juga suami Bunga Citra Lestari- Ashraf Sinclair-menutup usia hari Selasa ini (18/2). Kematian pria asal Malaysia ini disinyalir akibat serangan jantung pada usia 40 tahun.

Selama ini serangan jantung diketahui publik sebagai penyakit degeneratif atau penyakit di usia tua. Padahal, beberapa tahun belakangan, serangan jantung juga menyerang usia produktif seperti aktor kelahiran London, Inggris, 18 September 1979 tersebut.

Data menunjukkan tren serangan jantung kini bergeser ke usia produktif 30-40 tahun. Serangan yang paling umum terjadi adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2013, PJK sudah mencapai 12,1 persen dari populasi. Yang lebih mengejutkan, riset itu menyatakan 39 persen di antaranya merupakan kelompok berusia kurang dari 44 tahun, sedangkan 22 persen berasal dari kelompok usia 15 hingga 35 tahun.

PJK adalah salah satu penyakit yang berkaitan dengan gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat. Hingga saat ini masih banyak pasien yang mengalami serangan jantung terlambat ditangani, karena ketidaktahuan atau terhambat saat perjalanan menuju rumah sakit.

Padahal, pasien serangan jantung wajib mendapat penanganan maksimal enam jam (periode emas serangan jantung) pasca serangan. Setiap menit yang berlalu membuat semakin banyak jaringan otot yang kekurangan oksigen sehingga mati.

“Oleh karena itu, semakin cepat pasien dibawa ke rumah sakit maka semakin banyak yang bisa dilakukan untuk membatasi kerusakan otot jantung sehingga peluang hidup pasien lebih besar”, ujar dr. Dasaad Mulijono, MBBS(Hons), FIHA, FIMSANZ, FRACGP, FRACP, PhD.

Semakin lama tidak ditangani, maka semakin banyak sel-sel otot jantung mati akibat tidak mendapat oksigen. “Pasien bisa ditangani bila lumpuh otot hanya 10%,” tegasnya.

Serangan jantung terjadi karena dipicu oleh sumbatan di pembuluh darah jantung (koroner) yang terjadi akibat penumpukan plak. Seringkali penumpukan awal plak tidak disadari pasien karena tidak bergejala atau mirip keluhan penyakit lain seperti sakit maag, nyeri ulu hati dan pusing.

Yang lebih parah, banyak orang menyangka serangan jantung yang mereka rasakan semata-mata adalah lantaran angin duduk sehingga membuat mereka merasa tidak perlu segera ke rumah sakit dan akan sembuh dengan sendirinya.

Ada pula beberapa pasien dari dr. Dasaad yang justru menunda tindakan karena tidak percaya dengan kemampuan dokter di Indonesia. “Mereka memilih ke Singapura atau Malaysia, padahal serangan jantung ini sangat bergantung dengan waktu,” kata dr. Dasaad.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1553 seconds (0.1#10.140)