Paus Fransiskus Didiagnosis Pneumonia Bilateral, Kenali Gejala dan Penyebabnya
loading...
A
A
A
1. Batuk berdahak
2. Demam tinggi
3. Bibir atau kuku membiru (sianosis)
4. Kebingungan (terutama pada lansia di atas 65 tahun)
5. Kesulitan bernapas atau napas cepat
6. Kelelahan yang berlebihan
7. Detak jantung meningkat
8. Nyeri dada saat bernapas atau batuk
Jika seseorang mengalami kesulitan bernapas, nyeri dada yang parah, batuk terus-menerus, atau demam tinggi yang sulit dikendalikan, segera cari bantuan medis. Gejala-gejala ini bisa mengindikasikan infeksi serius yang berpotensi berkembang menjadi komplikasi berat, seperti:
1. Gagal ginjal
2. Sepsis (keracunan darah)
3. Risiko kematian jika tidak ditangani dengan cepat
Setiap individu merespons pneumonia dengan cara berbeda. Beberapa pasien mungkin pulih dalam 1–2 minggu, tetapi bagi sebagian orang, gejalanya bisa bertahan hingga 3–6 bulan. Pasien dengan kondisi medis kronis lebih berisiko mengalami pneumonia yang lebih berat dan butuh waktu pemulihan lebih lama.
Pneumonia umumnya disebabkan oleh tiga jenis infeksi utama:
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
Selain itu, pneumonia juga dapat terjadi akibat aspirasi, yaitu ketika makanan, cairan, atau benda asing masuk ke paru-paru. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko pneumonia bilateral meliputi:
1. Anak-anak di bawah 2 tahun atau lansia di atas 65 tahun
2. Malnutrisi atau gizi buruk
3. Merokok atau sering terpapar asap rokok
4. Penyakit kronis seperti diabetes, anemia sel sabit, dan penyakit jantung
5. Gangguan paru-paru seperti PPOK, fibrosis kistik, atau asma
6. Kesulitan menelan akibat stroke atau gangguan neurologis
7. Baru saja mengalami flu atau infeksi pernapasan lainnya
8. Penyalahgunaan alkohol atau narkoba
Saat memeriksa pasien yang diduga mengalami pneumonia, dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara dari paru-paru, seperti klik, bunyi berdeguk, dan suara berderak
2. Demam tinggi
3. Bibir atau kuku membiru (sianosis)
4. Kebingungan (terutama pada lansia di atas 65 tahun)
5. Kesulitan bernapas atau napas cepat
6. Kelelahan yang berlebihan
7. Detak jantung meningkat
8. Nyeri dada saat bernapas atau batuk
Jika seseorang mengalami kesulitan bernapas, nyeri dada yang parah, batuk terus-menerus, atau demam tinggi yang sulit dikendalikan, segera cari bantuan medis. Gejala-gejala ini bisa mengindikasikan infeksi serius yang berpotensi berkembang menjadi komplikasi berat, seperti:
1. Gagal ginjal
2. Sepsis (keracunan darah)
3. Risiko kematian jika tidak ditangani dengan cepat
Setiap individu merespons pneumonia dengan cara berbeda. Beberapa pasien mungkin pulih dalam 1–2 minggu, tetapi bagi sebagian orang, gejalanya bisa bertahan hingga 3–6 bulan. Pasien dengan kondisi medis kronis lebih berisiko mengalami pneumonia yang lebih berat dan butuh waktu pemulihan lebih lama.
Penyebab Pneumonia dan Faktor Risiko
Pneumonia umumnya disebabkan oleh tiga jenis infeksi utama:
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
Selain itu, pneumonia juga dapat terjadi akibat aspirasi, yaitu ketika makanan, cairan, atau benda asing masuk ke paru-paru. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko pneumonia bilateral meliputi:
1. Anak-anak di bawah 2 tahun atau lansia di atas 65 tahun
2. Malnutrisi atau gizi buruk
3. Merokok atau sering terpapar asap rokok
4. Penyakit kronis seperti diabetes, anemia sel sabit, dan penyakit jantung
5. Gangguan paru-paru seperti PPOK, fibrosis kistik, atau asma
6. Kesulitan menelan akibat stroke atau gangguan neurologis
7. Baru saja mengalami flu atau infeksi pernapasan lainnya
8. Penyalahgunaan alkohol atau narkoba
Bagaimana Dokter Mendiagnosis Pneumonia?
Saat memeriksa pasien yang diduga mengalami pneumonia, dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara dari paru-paru, seperti klik, bunyi berdeguk, dan suara berderak
Lihat Juga :