Ratu Elizabeth II Awalnya Ingin Menikahkan Putri Diana dengan Pangeran Andrew
loading...

Mendiang Ratu Elizabeth II awalnya ingin menikahkan Putri Diana dengan putra bungsunya, Pangeran Andrew, ketimbang Raja Charles III yang terpaut usia 12 tahun. Foto/Radar Online
A
A
A
INGGRIS - Mendiang Ratu Elizabeth II awalnya ingin menikahkan Putri Diana dengan putra bungsunya, Pangeran Andrew, ketimbang Raja Charles III yang terpaut usia 12 tahun lebih tua darinya. Sang Ratu sangat mempertimbangkan kecocokan dalam pernikahan kerajaan.
Penulis kerajaan Ingrid Seward mengungkapkan dalam bukunya My Mother and I bahwa Ratu Elizabeth II memiliki keyakinan bahwa Putri Diana akan lebih cocok dengan Pangeran Andrew , putra kesayangannya, daripada dengan Raja Charles III yang saat itu masih mencari pasangan yang sesuai dengan statusnya sebagai pewaris takhta.
Hubungan awal Diana dengan Keluarga Kerajaan bermula saat ia berkunjung ke Istana, menghabiskan waktu bersama saudara perempuannya, Jane, yang menikah dengan Robert Fellowes, sekretaris pribadi Elizabeth. Diana yang masih muda dengan cepat menyesuaikan diri dengan kebiasaan hidup sebagai bangsawan dan berusaha meninggalkan kesan baik di lingkungan keluarga kerajaan.
Diana memiliki strategi tersendiri untuk menarik perhatian, seperti bangun lebih pagi dibanding tamu lain dan berjalan-jalan sendiri di taman, seolah-olah ingin menunjukkan bahwa dirinya sudah terbiasa dengan kehidupan kerajaan. Menurut laporan The Inquisitr, ini adalah bagian dari upayanya untuk menonjol dan mendapatkan tempat di hati keluarga kerajaan.
![Ratu Elizabeth II Awalnya Ingin Menikahkan Putri Diana dengan Pangeran Andrew]()
Foto/Express
“Kebanyakan wanita tidak bangun sampai setelah senjata api dipadamkan, tetapi Diana selalu bangun pagi. Jika Anda melihat ke luar jendela pada pukul delapan kurang seperempat, Anda akan melihatnya berjalan di taman, dan dia sangat ingin berada di sana untuk mengantar mereka pergi,” kata Seward.
Ia bahkan mengungkapkan kecintaannya pada Balmoral, tempat favorit Keluarga Kerajaan, yang semakin menguatkan posisinya di lingkungan istana. Keakraban ini membuat Charles perlahan mulai memperhatikannya, membawanya dalam kegiatan seperti memancing dan berjalan-jalan di sekitar perkebunan.
“Saat itulah dia memainkan kartunya yang paling tajam. Dia akan berkeliling memberi tahu semua orang betapa dia mencintai Balmoral dan bahwa itu adalah tempat yang ajaib dan betapa dia menyukainya di luar imajinasi,” jelasnya.
Dilansir dari The Royal Observer, Senin (17/3/2025), bagi Diana, itu merupakan momen berharga untuk mengenal calon suaminya lebih dekat tanpa tekanan dari media.
Meskipun hubungan mereka berkembang dan akhirnya Charles melamarnya, Elizabeth tetap memiliki kekhawatiran terhadap perbedaan usia yang cukup jauh antara mereka. Menurut Ingrid Seward, sang ratu sempat mempertanyakan apakah Diana yang masih sangat muda dapat membedakan antara pria yang sebenarnya dengan sosok seorang pangeran yang selama ini hanya ia kenal dari kejauhan.
“Dia (Ratu Elizabeth II) bertanya-tanya apakah ada orang semuda itu yang dapat membedakan antara pria itu dan Pangeran. Dan dia tidak dapat menahan diri untuk berpikir bahwa gadis Spencer akan jauh lebih cocok untuk putranya yang lebih muda, Andrew,” ucapnya.
Kekhawatiran Elizabeth semakin diperkuat oleh keyakinannya bahwa Diana akan lebih cocok dengan Andrew, putranya yang lebih muda dan memiliki hubungan akrab dengan Diana sejak kecil. Dalam buku The Diana Chronicles karya Tina Brown, diungkapkan bahwa Diana dan Andrew sebenarnya memiliki ikatan yang erat sejak masa kecil mereka.
Mereka sering bermain bersama, dan ada momen di mana Charles, yang saat itu berusia 17 tahun, mendapati Diana yang masih berusia lima tahun tengah menikmati pesta teh bersama Andrew. Kedekatan mereka ini menjadi salah satu alasan mengapa Elizabeth merasa bahwa Andrew akan menjadi pasangan yang lebih ideal bagi Diana dibanding Charles.
Namun, takdir berkata lain. Diana akhirnya menikah dengan Charles dan menjadi ikon kerajaan yang dicintai dunia, meskipun pernikahan mereka jauh dari kata bahagia. Sementara itu, Andrew kemudian menikahi Sarah Ferguson pada 1986, dan meskipun pernikahan mereka juga tidak bertahan lama, ia tetap menjalin hubungan baik dengan Diana hingga akhir hayatnya.
Penulis kerajaan Ingrid Seward mengungkapkan dalam bukunya My Mother and I bahwa Ratu Elizabeth II memiliki keyakinan bahwa Putri Diana akan lebih cocok dengan Pangeran Andrew , putra kesayangannya, daripada dengan Raja Charles III yang saat itu masih mencari pasangan yang sesuai dengan statusnya sebagai pewaris takhta.
Hubungan awal Diana dengan Keluarga Kerajaan bermula saat ia berkunjung ke Istana, menghabiskan waktu bersama saudara perempuannya, Jane, yang menikah dengan Robert Fellowes, sekretaris pribadi Elizabeth. Diana yang masih muda dengan cepat menyesuaikan diri dengan kebiasaan hidup sebagai bangsawan dan berusaha meninggalkan kesan baik di lingkungan keluarga kerajaan.
Diana memiliki strategi tersendiri untuk menarik perhatian, seperti bangun lebih pagi dibanding tamu lain dan berjalan-jalan sendiri di taman, seolah-olah ingin menunjukkan bahwa dirinya sudah terbiasa dengan kehidupan kerajaan. Menurut laporan The Inquisitr, ini adalah bagian dari upayanya untuk menonjol dan mendapatkan tempat di hati keluarga kerajaan.

Foto/Express
“Kebanyakan wanita tidak bangun sampai setelah senjata api dipadamkan, tetapi Diana selalu bangun pagi. Jika Anda melihat ke luar jendela pada pukul delapan kurang seperempat, Anda akan melihatnya berjalan di taman, dan dia sangat ingin berada di sana untuk mengantar mereka pergi,” kata Seward.
Ia bahkan mengungkapkan kecintaannya pada Balmoral, tempat favorit Keluarga Kerajaan, yang semakin menguatkan posisinya di lingkungan istana. Keakraban ini membuat Charles perlahan mulai memperhatikannya, membawanya dalam kegiatan seperti memancing dan berjalan-jalan di sekitar perkebunan.
“Saat itulah dia memainkan kartunya yang paling tajam. Dia akan berkeliling memberi tahu semua orang betapa dia mencintai Balmoral dan bahwa itu adalah tempat yang ajaib dan betapa dia menyukainya di luar imajinasi,” jelasnya.
Dilansir dari The Royal Observer, Senin (17/3/2025), bagi Diana, itu merupakan momen berharga untuk mengenal calon suaminya lebih dekat tanpa tekanan dari media.
Meskipun hubungan mereka berkembang dan akhirnya Charles melamarnya, Elizabeth tetap memiliki kekhawatiran terhadap perbedaan usia yang cukup jauh antara mereka. Menurut Ingrid Seward, sang ratu sempat mempertanyakan apakah Diana yang masih sangat muda dapat membedakan antara pria yang sebenarnya dengan sosok seorang pangeran yang selama ini hanya ia kenal dari kejauhan.
“Dia (Ratu Elizabeth II) bertanya-tanya apakah ada orang semuda itu yang dapat membedakan antara pria itu dan Pangeran. Dan dia tidak dapat menahan diri untuk berpikir bahwa gadis Spencer akan jauh lebih cocok untuk putranya yang lebih muda, Andrew,” ucapnya.
Kekhawatiran Elizabeth semakin diperkuat oleh keyakinannya bahwa Diana akan lebih cocok dengan Andrew, putranya yang lebih muda dan memiliki hubungan akrab dengan Diana sejak kecil. Dalam buku The Diana Chronicles karya Tina Brown, diungkapkan bahwa Diana dan Andrew sebenarnya memiliki ikatan yang erat sejak masa kecil mereka.
Mereka sering bermain bersama, dan ada momen di mana Charles, yang saat itu berusia 17 tahun, mendapati Diana yang masih berusia lima tahun tengah menikmati pesta teh bersama Andrew. Kedekatan mereka ini menjadi salah satu alasan mengapa Elizabeth merasa bahwa Andrew akan menjadi pasangan yang lebih ideal bagi Diana dibanding Charles.
Namun, takdir berkata lain. Diana akhirnya menikah dengan Charles dan menjadi ikon kerajaan yang dicintai dunia, meskipun pernikahan mereka jauh dari kata bahagia. Sementara itu, Andrew kemudian menikahi Sarah Ferguson pada 1986, dan meskipun pernikahan mereka juga tidak bertahan lama, ia tetap menjalin hubungan baik dengan Diana hingga akhir hayatnya.
(dra)
Lihat Juga :