Aya Robyn: Praktisi Hukum yang Menaklukkan Dunia Kontes Kecantikan
loading...

Aya Robyn (Doc. Istimewa)
A
A
A
JAKARTA - Berprestasi, cerdas, dan penuh semangat. Itulah tiga kata yang menggambarkan sosok Ayat Salsabila Robyn, atau yang lebih akrab disapa Aya Robyn. Wanita asal Indonesia ini telah meniti karir gemilang di London, Inggris, sebagai seorang praktisi hukum. Tak hanya berkarir di dunia hukum, Aya juga aktif dalam kegiatan sosial dan kini terpilih sebagai salah satu finalis di ajang Miss International UK 2025.
Dari Hukum ke Dunia Pageant
Bagi Aya, perjalanan menuju Miss International UK bukanlah sekadar ajang kecantikan biasa. Sejak awal, ia telah aktif bekerja di bidang hukum serta mendukung berbagai organisasi non-profit, termasuk Global Peace Indonesia. Setelah meniti karir di London, ia merasa perlu memiliki platform yang lebih besar untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, pendidikan, dan kesejahteraan anak-anak.
"Saya ingin memberi harapan kepada perempuan Indonesia bahwa kita bisa mengambil dunia jika kita mau. Ajang ini menjadi platform bagi saya untuk berbicara," ujar Aya.
Aya memulai perjalanannya dengan mendaftar pada bulan Oktober tahun lalu. Ia tertarik karena kompetisi ini tidak hanya berfokus pada kecantikan, tetapi juga pada prestasi, pendidikan, dan dampak sosial yang dapat diberikan. "Tidak ada standar berat atau tinggi tertentu di ajang ini. Yang mereka cari adalah apa yang bisa kita tawarkan ke dunia," tambahnya.
Pada akhir Oktober, Aya berhasil lolos dan mendapatkan gelar Miss South East London. Dari setiap kota di Inggris, satu wanita dipilih untuk mewakili daerahnya. Kini, ia melangkah lebih jauh ke babak final Miss International UK 2025.
Tantangan Baru dan Misi Besar
Meskipun berpengalaman di dunia hukum dan sosial, dunia kontes kecantikan adalah sesuatu yang baru bagi Aya. "Saya terbiasa belajar dari buku dan bekerja di lapangan, bukan tampil di panggung," ujarnya sambil tersenyum.
Namun, tantangan ini justru membuatnya semakin bersemangat. Selain berkompetisi dalam ajang ini, Aya juga aktif dalam berbagai kegiatan amal dan mendukung organisasi Sisterhood, yang fokus pada isu perdagangan manusia, kekerasan domestik, dan pendidikan bagi perempuan di daerah kurang mampu.
Selain dunia hukum dan kontes kecantikan, Aya juga memiliki hobi yang cukup unik, yakni tinju dan mengendarai motor, terutama Harley Davidson. "Bagi saya, mengendarai motor bukan hanya hobi, tetapi juga simbol kebebasan dan kepercayaan diri, terutama bagi perempuan," katanya.
Mimpi untuk Perempuan Indonesia
Bagi Aya, Miss International UK bukan hanya soal mahkota, tetapi tentang bagaimana ia bisa menggunakan platform ini untuk menyuarakan hak-hak perempuan. "Saya ingin perempuan Indonesia berani bermimpi besar, tidak membatasi diri hanya karena faktor geografis atau budaya. Jika kita mau berusaha dan bekerja keras, dunia ini bisa kita taklukkan," pesannya.
Dengan dukungan keluarganya yang luar biasa, Aya melangkah semakin mantap menuju final. Jika berhasil memenangkan Miss International UK, ia akan mewakili Inggris di ajang Miss International di Tokyo pada bulan November mendatang. Namun, baginya, kemenangan sejati adalah bisa menjadi inspirasi bagi perempuan di seluruh dunia.
"Saya percaya perempuan memiliki kekuatan besar. Dunia mungkin mencoba membungkam kita, tetapi saat ini, sudah waktunya kita mengambil peran lebih besar," tutupnya dengan penuh keyakinan.
Dari Hukum ke Dunia Pageant
Bagi Aya, perjalanan menuju Miss International UK bukanlah sekadar ajang kecantikan biasa. Sejak awal, ia telah aktif bekerja di bidang hukum serta mendukung berbagai organisasi non-profit, termasuk Global Peace Indonesia. Setelah meniti karir di London, ia merasa perlu memiliki platform yang lebih besar untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, pendidikan, dan kesejahteraan anak-anak.
"Saya ingin memberi harapan kepada perempuan Indonesia bahwa kita bisa mengambil dunia jika kita mau. Ajang ini menjadi platform bagi saya untuk berbicara," ujar Aya.
Aya memulai perjalanannya dengan mendaftar pada bulan Oktober tahun lalu. Ia tertarik karena kompetisi ini tidak hanya berfokus pada kecantikan, tetapi juga pada prestasi, pendidikan, dan dampak sosial yang dapat diberikan. "Tidak ada standar berat atau tinggi tertentu di ajang ini. Yang mereka cari adalah apa yang bisa kita tawarkan ke dunia," tambahnya.
Pada akhir Oktober, Aya berhasil lolos dan mendapatkan gelar Miss South East London. Dari setiap kota di Inggris, satu wanita dipilih untuk mewakili daerahnya. Kini, ia melangkah lebih jauh ke babak final Miss International UK 2025.
Tantangan Baru dan Misi Besar
Meskipun berpengalaman di dunia hukum dan sosial, dunia kontes kecantikan adalah sesuatu yang baru bagi Aya. "Saya terbiasa belajar dari buku dan bekerja di lapangan, bukan tampil di panggung," ujarnya sambil tersenyum.
Namun, tantangan ini justru membuatnya semakin bersemangat. Selain berkompetisi dalam ajang ini, Aya juga aktif dalam berbagai kegiatan amal dan mendukung organisasi Sisterhood, yang fokus pada isu perdagangan manusia, kekerasan domestik, dan pendidikan bagi perempuan di daerah kurang mampu.
Selain dunia hukum dan kontes kecantikan, Aya juga memiliki hobi yang cukup unik, yakni tinju dan mengendarai motor, terutama Harley Davidson. "Bagi saya, mengendarai motor bukan hanya hobi, tetapi juga simbol kebebasan dan kepercayaan diri, terutama bagi perempuan," katanya.
Mimpi untuk Perempuan Indonesia
Bagi Aya, Miss International UK bukan hanya soal mahkota, tetapi tentang bagaimana ia bisa menggunakan platform ini untuk menyuarakan hak-hak perempuan. "Saya ingin perempuan Indonesia berani bermimpi besar, tidak membatasi diri hanya karena faktor geografis atau budaya. Jika kita mau berusaha dan bekerja keras, dunia ini bisa kita taklukkan," pesannya.
Dengan dukungan keluarganya yang luar biasa, Aya melangkah semakin mantap menuju final. Jika berhasil memenangkan Miss International UK, ia akan mewakili Inggris di ajang Miss International di Tokyo pada bulan November mendatang. Namun, baginya, kemenangan sejati adalah bisa menjadi inspirasi bagi perempuan di seluruh dunia.
"Saya percaya perempuan memiliki kekuatan besar. Dunia mungkin mencoba membungkam kita, tetapi saat ini, sudah waktunya kita mengambil peran lebih besar," tutupnya dengan penuh keyakinan.
(tar)
Lihat Juga :