Bikin Hidung Mancung hingga Payudara Kencang dengan Bedah Plastik

Sabtu, 26 September 2020 - 09:01 WIB
loading...
Bikin Hidung Mancung...
Foto/dok
A A A
JAKARTA - Sejumlah kalangan memilih cara bedah plastik untuk mempercantik diri. Mereka rela merekonstruksi bagian tubuhnya agar terlihat lebih indah dan cantik.

Dokter bedah plastik Beta Subakti dari RS Onkologi Surabaya mengatakan, mata dan hidung adalah organ tubuh yang paling banyak diminta dilakukan bedah plastik. Sebab, di Tanah Air yang mayoritas etnis melayu dan oriental memiliki hidung kecil dan mata sipit, sehingga banyak yang ingin mengubahnya menjadi lebih proposional sesuai keinginan masing-masing individu. (Baca: Pentingnya Mengajarkan Adab Makan Kepada Anak)

Bahkan, karena seringnya menangani bedah plastik di bagian hidung, Beta mengkhususkan diri untuk menjadi dokter bedah plastik hidung dan mengambil banyak pelatihan di Korea Selatan (Korsel).

"Pasien di Indonesia paling banyak berusia 30-40 tahun untuk mata dan hidung. Kemudian anggota tubuh lain seiring dengan bertambahnya usia seperti payudara dan kantung mata hingga liposuction di bagian tubuh yang berlemak," ujar Beta.

Generasi milenial juga sudah ada yang berani untuk melakukan operasi plastik. Namun, tentu harus dibatasi minimal usia 18 tahun dengan izin orang tua. “Tapi biasanya kami batasi paling muda sekitar 18 tahun. Itu pun harus ada izin orang tua. Kalau tidak ada izin orang tua, ya dia harus di atas 21 tahun," ujarnya.

Yang menarik, semakin tahun permintaan bedah plastik ini semakin meningkat. Bahkan, dalam kurun lima tahun terakhir, metode ini selalu mengalami peningkatan. Dalam sebulan saja, dia Beta mampu melakukan pembedahan hidung terhadap belasan pasien. (Baca juga: 5 Tips Daya Tahan Tubuh saat Banjir)

Tren bedah hidung ini juga meningkat di kalangan orang ternama maupun masyarakat biasa. Mereka meyakini, dengan bedah plastik bentuk wajah atau badan yang diinginkan akan cepat terwujud dan hanya membutuhkan waktu pengerjaan sekali tindakan.

Dokter yang juga bertugas di RS Soetomo ini menyebut, keuntungan operasi plastik ialah hasil yang permanen tanpa harus datang berkali-kali ke rumah sakit atau klinik kecantikan.

"Rata-rata minimal satu kali datang sudah bisa langsung dilakukan tindakan kecuali operasi payudara. Biasanya akan terjadi pengulangan kedatangan untuk pengukuran. Selain itu untuk payudara juga ada skrining," ungkapnya.

Anggota tubuh dan wajah yang sering diperbaiki melalui operasi plastik juga dialami oleh selebritis Tanah Air agar dapat memaksimalkan penampilan mereka di atas panggung. Sebut saja Diva pop Krisdayanti yang memancungkan hidungnya, mengencangkan payudara, hingga pernah sedot lemak. Begitu juga diva lainnya Titi DJ dan Ruth Sahanaya. (Baca juga: Penjelasan BMKG Mengenai Hujan Es)

Di jagad dangdut ada Nita Thalia, Dewi Persik, Cyntiara Alona, Inul Daratista yang memilih hidung untuk dilakukan bedah plastik. Nita juga mengubah bentuk rahang, dagu, dan telinganya agar terlihat proposional.

Artis lainnya ada Barbie Kumalasari, Nikita Mirzani, Bella Sofie, Femmy Permatasari, Widi Vierra, Awkarin, dan lainnya. Kebanyakan mereka mengubah bentuk hidung hingga meningkatkan kepercayaan diri dengan mengencangkan payudara.

Beta menilai wajar jika para pesohor negeri ini mengubah struktur wajah mereka agar lebih indah dipandang. Masyarakat biasa pun juga tidak masalah untuk melakukan bedah plastik estetika selama mampu melakukannya. Yang perlu diperhatikan ialah tempat melakukan bedah plastik harus di tempat resmi dan dilakukan oleh dokter bedah.

Beta juga aktif di media sosial agar masyarakat semakin banyak menerima informasi mengenai bedah plastik kecantikan. "Tujuannya tentu menghindari tindakan ilegal yang dilakukan oknum yang tidak bertanggung jawab. Memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat meskipun dokter yang menangani," sambungnya.

Misalnya, mereka yang hanya dokter umum melakukan tindakan di salon. Sekalipun hanya menyuntikkan filler atau silikon yang sebenarnya harus dilakukan oleh dokter bedah plastik. (Baca juga: Ini yang Akan Terjadi Jika Suatu Negara Masuk Jurang Resesi)

"Pasien juga harus tahu bahan yang digunakan sekalipun hanya untuk suntik filler. Seperti filler tidak boleh disuntikkan ke payudara," ucapnya.

Dokter bedah plastik di Indonesia masih terbilang sedikit, yakni hanya sekitar 250-an orang. Bila dibandingkan Korsel, dari sekitar 50 juta penduduk, mereka memiliki 2.000 dokter bedah plastik. Cukup banyak dibandingkan dengan Indonesia. Tidak heran Korsel menjadi negara tujuan operasi plastik masa kini.

Di Indonesia ada 4.000 dokter bedah kurang dari setengahnya yang memilih menjadi dokter bedah plastik.

Mengenai biaya, bagi dokter bedah plastik sudah ada standarisasinya yang diatur oleh perhimpunan. Menurut Beta, pasien sendiri yang sebenarnya menentukan harga mereka, karena dilihat dari kenyamanan konsultasi dan tempat serta kompetensi dokter. (Baca juga: Viral, Tentara China Menangis di Perbatasan India dan Jadi Olok-olokan)

"Dokter berpengalaman tentu berbeda dengan dokter baru ditambah dengan pengalaman dokter belajar di luar negeri," sebut Dosen di Universitas Airlangga ini.

Hal tersebut dapat menjadi penentu biaya operasi kecantikan . Kisaran biaya operasi plastik di Indonesia Rp7-90 juta. Beta menegaskan, biaya mahal tidak menjamin bagus atau tidaknya hasil. Perbedaan bahan implan juga menentukan, namun dia menilai semua pasar yang menentukan. Setiap segmen kelas ada pasarnya sendiri, masyarakat di Indonesia ada yang termasuk standar juga ada yang masuk kelas atas.

Pengamat kesehatan Hasbullah Thabrani mengatakan, banyaknya masyarakat yang mengeluarkan kocek lebih hanya untuk urusan penampilan membuat dunia kesehatan menjadi industri bisnis yang menggiurkan. Menurutnya, dokter bedah plastik di Indonesia juga tidak kalah dari dokter luar negeri, sehingga seharusnya devisa tidak masuk ke negara lain. (Lihat videonya: Fenomena Hujan Deras Disertai Butiran Es Landa Cimahi)

"Operasi plastik dapat dipilih oleh masyarakat, sebab efek sampingnya tidak besar karena ditangani oleh dokter spesialis bedah dengan timnya di rumah sakit dengan alat yang memadai,” jelasnya.

Berbeda dengan suntik bahan tertentu yang dimasukkan ke tubuh, kandungan dalam suntikan tersebut yang dikhawatirkan berpengaruh terhadap masa depan pasien. (Ananda Nararya)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1910 seconds (0.1#10.140)