Ini Treatment untuk Tampil Cantik Tanpa Bedah
loading...
A
A
A
Jika dilihat dari segi biaya, treatment non bedah seperti botox tergolong dalam perawatan wajah berbiaya mahal. Menurut data statista, biaya untuk melakukan suntik botox di Jakarta pada 2019 berada di atas angka USD355. Untuk kawasan Asia, suntik botox termahal ada di Shanghai, China, yakni USD1.293.
Selain botox, perawatan non bedah lainnya yang sama-sama menggunakan jarum suntik sebagai media perantaranya adalah filler. "Filler adalah perawatan kecantikan menggunakan suntik untuk menambahkan volume. Filler mengandung cairan asam hialuronat yang nanti akan hilang sendirinya setelah delapan bulan sampai satu tahun karena itu sifatnya alami," jelas pakar kecantikan, dokter Ratna Widyaningsih.
Berbeda dengan botox, filler memiliki cairan seperti gel dan bisa disuntikkan ke area mana saja di seluruh wajah, tergantung kondisi pasien. Namun, metode kecantikan yang satu ini dapat memberikan efek samping seperti area kulit wajah yang kebas (mati rasa), nyeri, dan tentunya memiliki hasil dengan jangka waktu yang sangat singkat, yakni 4 sampai 6 bulan kemudian hasil filler akan memudar.
Botox dan filler sebenarnya teknik perawatan non bedah. Keduanya hanya bekerja secara lokal di lokasi yang diinjeksikan, sehingga tidak berisiko memberi dampak seperti prosedur bedah. (Baca juga: Ini yang Akan terjadi Jika Suatu negara Masuk Jurang Resesi)
Meski demikian, produk atau dosis injeksi botox dan filler yang tidak tepat akan menghasilkan wajah yang kurang baik, yakni komposisi yang tidak proporsional atau bahkan menjadi kaku.
"Aman atau tidaknya penggunaan ini tergantung dari zat botox dan filler yang dipakai. Penggunaan botox dan filler tidak boleh sembarangan. Zat yang diinjeksikan sebaiknya merupakan bahan atau produk yang alami," kata Ratna.
Sampai saat ini bahan yang diklaim alami dan aman dipakai untuk botox adalah purified protein. Sedangkan untuk injeksi filler menggunakan hyalironic acid atau asam hialuronat. Kedua cairan ini merupakan bahan yang sama dengan tubuh manusia.
"Harus pilih produk yang baik dan jelas untuk pasien. Dosis yang diinjeksi juga harus tepat dan persis di otot yang diinginkan. Sehingga saat diam dan bicara sama cantiknya," ungkapnya. (Baca juga: Viral, Tentara China Menangis di Perbatasan India dan Jadi Olok-olokan)
Namun, setelah melakukan botox dan filler bukan berarti perawatan Anda selesai. Perawatan dengan cara injeksi tidak cukup hanya sekali sehingga perlu diulang dalam jangka waktu tertentu. Rata-rata setiap enam bulan sekali, dan setelah itu bisa jarang dilakukan. Selain itu, perawatan juga harus diiringi gaya hidup yang sehat.
"Saya selalu dorong pasien untuk memilih makanan yang baik dan sehat. Harus diketahui kulit adalah organ paling akhir yang mendapat nutrisi. Saat kita makanan sehat, tubuh membaginya ke organ lain terlebih dahulu," ujarnya.
Selain botox, perawatan non bedah lainnya yang sama-sama menggunakan jarum suntik sebagai media perantaranya adalah filler. "Filler adalah perawatan kecantikan menggunakan suntik untuk menambahkan volume. Filler mengandung cairan asam hialuronat yang nanti akan hilang sendirinya setelah delapan bulan sampai satu tahun karena itu sifatnya alami," jelas pakar kecantikan, dokter Ratna Widyaningsih.
Berbeda dengan botox, filler memiliki cairan seperti gel dan bisa disuntikkan ke area mana saja di seluruh wajah, tergantung kondisi pasien. Namun, metode kecantikan yang satu ini dapat memberikan efek samping seperti area kulit wajah yang kebas (mati rasa), nyeri, dan tentunya memiliki hasil dengan jangka waktu yang sangat singkat, yakni 4 sampai 6 bulan kemudian hasil filler akan memudar.
Botox dan filler sebenarnya teknik perawatan non bedah. Keduanya hanya bekerja secara lokal di lokasi yang diinjeksikan, sehingga tidak berisiko memberi dampak seperti prosedur bedah. (Baca juga: Ini yang Akan terjadi Jika Suatu negara Masuk Jurang Resesi)
Meski demikian, produk atau dosis injeksi botox dan filler yang tidak tepat akan menghasilkan wajah yang kurang baik, yakni komposisi yang tidak proporsional atau bahkan menjadi kaku.
"Aman atau tidaknya penggunaan ini tergantung dari zat botox dan filler yang dipakai. Penggunaan botox dan filler tidak boleh sembarangan. Zat yang diinjeksikan sebaiknya merupakan bahan atau produk yang alami," kata Ratna.
Sampai saat ini bahan yang diklaim alami dan aman dipakai untuk botox adalah purified protein. Sedangkan untuk injeksi filler menggunakan hyalironic acid atau asam hialuronat. Kedua cairan ini merupakan bahan yang sama dengan tubuh manusia.
"Harus pilih produk yang baik dan jelas untuk pasien. Dosis yang diinjeksi juga harus tepat dan persis di otot yang diinginkan. Sehingga saat diam dan bicara sama cantiknya," ungkapnya. (Baca juga: Viral, Tentara China Menangis di Perbatasan India dan Jadi Olok-olokan)
Namun, setelah melakukan botox dan filler bukan berarti perawatan Anda selesai. Perawatan dengan cara injeksi tidak cukup hanya sekali sehingga perlu diulang dalam jangka waktu tertentu. Rata-rata setiap enam bulan sekali, dan setelah itu bisa jarang dilakukan. Selain itu, perawatan juga harus diiringi gaya hidup yang sehat.
"Saya selalu dorong pasien untuk memilih makanan yang baik dan sehat. Harus diketahui kulit adalah organ paling akhir yang mendapat nutrisi. Saat kita makanan sehat, tubuh membaginya ke organ lain terlebih dahulu," ujarnya.