Yuk Deteksi Dini untuk Antisipasi Penyakit Mematikan

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 13:46 WIB
loading...
Yuk Deteksi Dini untuk Antisipasi Penyakit Mematikan
Mengecek kesehatan sebaiknya dilakukan rutin. Langkah ini untuk mendeteksi kelainan yang ada di tubuh lebih awal. Foto/dok
A A A
Mengecek kesehatan sebaiknya dilakukan rutin. Langkah ini untuk mendeteksi kelainan yang ada di tubuh lebih awal dan melakukan pencegahan serta pengobatan lebih dini.

Pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh atau general medical check up (GMC) secara berkala, terlebih dalam kondisi pandemi seperti saat ini, dinilai sangat penting dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan diri. Ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Ari F Syam menjelaskan, pemeriksaan kesehatan adalah suatu upaya mendeteksi adanya kelainan yang terjadi pada tubuh, walaupun belum timbul gejala. Apalagi ada beberapa keadaan sakit yang hanya dapat diketahui pada saat melakukan pemeriksaan kesehatan, misalnya pemeriksaan laboratorium. (Baca: Inilah Dosa yang Lebih Besar daripada Zina)

Penyakit yang bisa dideteksi dengan pemeriksaan kesehatan antara lain penyakit kencing manis (DM), kadar kolesterol tinggi dan trigliserida yang tinggi, kadar asam urat yang tinggi, hipertensi, dan gangguan pada jantung yang saat ini banyak diderita pada usia produktif.

Selain itu, pemeriksaan skrining bisa diakukan untuk mendeteksi dini kanker yang dapat dilihat melalui pemeriksaan laboratorium, foto dada, serta USG abdomen. "Karena itu, mereka yang berusia di atas 30 tahun dan tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan, apalagi dengan berbagai faktor risiko, dianjurkan untuk segera melakukan cek kesehatan rutin," kata Arif.

Saat ini jika seseorang mengalami obesitas, indeks masa tubuh lebih dari 50 kg per tinggi badan ideal, maka sebenarnya orang tersebut berisiko terhadap berbagai penyakit. Apalagi jika seseorang itu mempunyai kadar kolesterol tinggi, hipertensi, dan memiliki kebiasaan merokok serta minum alkohol. (Baca juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan tulang)

Ari pun memberikan saran, masyarakat bisa melakukan deteksi dini kalau ada sesuatu yang tidak beres pada organ tubuhnya. Dengan cek kesehatan tersebut, ini bisa menjadi salah satu pencegahan di awal.

"Tidak ada proses penyakit yang terjadi secara tiba-tiba, tetapi manifestasi klinisnya bisa tiba-tiba. Cuma masalahnya gangguan kesehatan harus diidentifikasi dengan pemeriksaan. Cek kesehatan merupakan hal penting yang harus rutin dilakukan sehingga kita tidak akan terkejut bila ada kematian mendadak yang terjadi di sekitar kita," tuturnya.

Dalam deteksi dini kardiovaskular, akan ada banyak pemeriksaan khusus untuk memastikan apakah ada kelainan dari pembuluh darah di jantung. Lamanya pemeriksaan kurang lebih empat jam, pengecekan tersebut terdiri atas EKG (elektrokardiogram) atau rekam listrik jantung, dan foto X-Ray dada (rontgen). Ini menjadi salah satu cara utama mencegah penyakit jantung, selain menjaga pola hidup sehat adalah dengan deteksi awal melalui medical ceck up.

"Untuk laki-laki masuk usia 40 harus dikejar deteksi dini kardiovaskular. Untuk perempuan bisa dilakukan saat memasuki usia 30," ungkap spesialis jantung dan pembuluh darah, Hananto Andriantoro. (Baca juga: Angka KDRT Turun karena Tak Terdeteksi Selama Pandemi)

Selain melakukan deteksi dini kardiovaskular, Hananto menyarankan untuk menjaga pola hidup sehat. Misalnya, dengan menjaga makanan yang bisa menyebabkan diabetes dan kemungkinan menimbulkan penyumbatan. "Seperti fast food. Kalau dia memang ada diabetes, akan ada hiperkolesterol juga," tambahnya.

Berikutnya olahraga. Untuk menjaga kesehatan jantung olahraga yang disarankan adalah aerobik, seperti senam lantai, jalan cepat, berenang, lari, naik sepeda, lompat tali, dan zumba. "Olahraganya dianjurkan aerobik untuk mengatur ritme jantung, tetapi untuk pemula harus dilakukan secara bertahap dan bedakan porsinya jangan disamakan untuk para atlet yang biasa berkompetisi," ujar dr Hananto.

Misalnya, olahraga lari yang dilakukan atlet hingga 100 meter atau olahraga sepeda menanjak hingga 160 kaki sampai 180 kaki. "Kalau dia naik sepeda menanjak mulai 160 kaki sampai 180 kaki itu namanya kompetisi atlet. Itu radikal, yang keluar bukan olahraga untuk menjaga kesehatan jantung," katanya. (Baca juga: Mobilmya Dipasang Bom, Ulama Top Suriah Meninggal)

Ritme olahraga yang dianjurkan untuk penderita jantung adalah olahraga berintensitas ringan hingga sedang selama 30 menit dalam lima kali seminggu. Untuk konsumsi makanan harus yang bergizi seimbang sesuai kebutuhan tubuh. ?Sebisa mungkin perbanyak makanan mengandung serat, seperti sayuran, kacang-kacang, buah-buahan, lalu menghindari santapan mengandung lemak jenuh yang tinggi, daging olahan, dan makanan bergula tinggi.

Deteksi dini bukan hanya untuk mencegah penyakit jantung, beberapa penyakit berbahaya seperti kanker juga bisa dicegah dengan melakukan pemeriksaan dini yang dilakukan secara berkala setiap satu tahun sekali. Seperti melakukan pemeriksaan USG dan MRI.

Tercatat hanya ada beberapa jenis kanker yang bisa dideteksi dini. Sebut saja kanker payudara yang bisa dideteksi dengan metode pemeriksaan payudara sendiri (sadari), kanker serviks dengan metode papsmear dan IVA, kanker usus lewat koloniskipi, kanker prostat dengan tes PSA, dan kanker hati melalui pemeriksaan tumor AFP. (Lihat videonya: Diterjang Angin Puting Beliung, 109 Rumah Rusak di Bekasi Utara)

"Untuk kanker payudara, pendeteksiannya bisa dilakukan dengan pemeriksaan sendiri atau yang dikenal dengan Sadari. Idealnya dilakukan sebelum dan sesudah menstruasi. Tetapi untuk kanker yang lain tetap harus melalui MRI dan USG," ungkap ahli penyakit dalam dan onkologi medik, Ronald A Hukom. (Aprilia S Andyna)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2053 seconds (0.1#10.140)