Pelanggan H&M Boleh Lihat Mesin Daur Ulang di Toko
Brand fashion mulai mengusung konsep ramah lingkungan. H&M melakukannya dengan membuat sistem daur ulang garment-to-garment baru yaitu Looop. Cara ini mampu mengatasi masalah kekeringan serta mitigasi perubahan iklim, sekaligus menawarkan pelanggan kemungkinan untuk merubah pakaian yang sudah tak terpakai menjadi pilihan fashion baru.
“Kami berkomitmen menutup putaran fashion dan mesin ini memvisualisasikan kepada pelanggan bahwa tekstil lama memiliki nilai dan tidak boleh disia-siakan,” kata Head of Sustainability H&M, Pascal Brun.
Baca juga :Dukung Pusat Daur Ulang, Kementerian LHK Berharap Jumlah Sampah Berkurang
Looop dibuat oleh H&M Foundation, non-profit organization bersama mitra penelitian HKRITA (The Hong Kong Research Institute of Textiles and Apparel) dan pemintal benang Novetex Textiles yang berbasis di Hong Kong.
Menggunakan teknik membongkar dan merakit ulang, pakaian terlebih dulu dibersihkan, diparut menjadi serat dan dipintal menjadi benang baru kemudian dirajut menjadi penemuan fashion baru. Sistem ini juga tidak menggunakan air dan bahan kimia dalam proses daur ulang, sehingga memiliki dampak lingkungan yang jauh lebih rendah daripada saat memproduksi garmen dari awal.
Baca juga :Tren Fashion 1980-an Berani dan Lantang, Bisa Jadi Inspirasi Lho!
“Kami terus mengeksplorasi teknologi dan inovasi baru untuk membantu mengubah industry fashion yang kami kerjakan dengan mengurangi ketergantungan sumber daya,” tambah Pascal Brun.
Looop terbuka untuk umum di salah satu gerai Drottninggatan di Stockholm pada 12 Oktober lalu. Ini adalah kali pertama sistem daur ulang garment-to garment atau pakaian-ke-pakaian ini ditunjukkan di toko oleh retail H&M. Pelanggan juga bisa menyaksikan mesin berukuran container ini mendaur ulang tekstil lama mereka menjadi sesuatu yang baru. (mg1)