Kisah Fatimah Az Zahra Sukses Jalani Bisnis Kosmetik Herbal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi COVID-19 menghadirkan kisah inspiratif dan berkah bagi Fatimah Az Zahra yang sukses menjalankan bisnis kosmetik herbal yang beromzet miliran rupiah di tengah banyaknya usaha lain yang gulung tikar dilanda krisis akibat pandemi. Seperti apa kisahnya?
Fatimah mensyukuri berkah yang diterima selama masa pandemi di mana omzet perusahaan cenderung stabil berkat penjualan handsanitizer dan virgin coconut oil (VCO) yang justru amat dibutuhkan masyarakat guna meningkatkan imunitas tubuh.
( )
"Masa pandemi justru membuat penjualan handsanitizer herbal dan VCO meningkat. Makanya, di saat banyak perusahaan merumahkan karyawan namun kami malah lembur di tengah pandemi karena banyak pesanan," kisah Fatimah yang dijumpai di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Fatimah pun membagikan kisah pengalaman bisnisnya sehingga bisa bertahan dan maju di masa pandemi. "Sejujurnya saya introver, malu, dan nggak pede tampil di depan banyak orang. Tapi, saat ini waktunya membangunkan orang yang hopeless, makanya saya tampil untuk berbagi pengalaman," ucapnya.
Kesuksesan bisnis yang diraih Fatimah membuat omzet perusahaan mencapai miliran rupiah per bulan. Namun, hal ini bukan datang dalam waktu singkat karena selama berbulan-bulan dia membangun semua. Fatimah harus jungkir balik membawa dagangan berkarung-karung sendiri. Masa lalunya pun dilalui dengan kesulitan karena sempat mengalami masa di mana ia harus mengonsumsi makanan sisa pakan kucing lantaran tak punya uang untuk makan.
"Dulu zaman serbasulit pas buka puasa ada kucing bawa ikan di depan saya. Dia kaget lihat saya dalam kegelapan, sampai makanan jatuh. Yang jatuh itu saya makan," kenangnya.
Tak sampai di situ, masa dewasa pun dilalui Fatimah dengan kesulitan dan derita karena mengalami gangguan pada rahim yang ditandai dengan pendarahan. Diagnosa awal, ia mengidap kista meski dokter menyebut ada sel kanker.
Dari penyakit yang dialaminya, Fatimah coba menggalli pengetahuan di internet terkait ciri-ciri kista, cara kerja tubuh melawan kanker. Dia juga mempelajari khasiat tumbuhan, akar-akaran dan dedaunan tertentu. Semua hal itu dipelajari secara autodidak. Materi yang dipelajarinya menyebut bahwa VCO mengandung asam laurat tinggi yang berkhasiat meningkatkan sistem imun tubuh. Sistem imun ini yang memperbaiki kerja sel di seluruh tubuh dan menjadikan organ tubuh kuat melawan sel kanker.
"VCO diperlukan untuk menaikkan derajat sistem imun sehingga mampu melawan sel penyebab kanker di organ tubuh. Formula inilah yang dicari," ucapnya.
( )
Akhirnya, Fatimah menemukan pola terbaik membuat VCO selain meracik herbal lain yang mendukung VCO dalam melawan penyakit di rahimnya. "VCO membuat gangguan di rahim sembuh total dalam waktu enam bulan. Meski demikian, saya masih rutin konsumsi VCO untuk membuat badan bugar karena tinggi kadar antioksidannya," papar dia.
Pada 2012 order pertama datang melalui telepon sebanyak satu liter VCO. Keesokan harinya Fatimah kembali dapat order dan permintaan pun terus berkembang. Di antaranya order dibuatkan 1.000 sabun VCO tanpa detergen.
Perlahan namun pasti berkat ketekunan dan semangat Fatimah untuk terus belajar, bisnisnya berkembang. Pada 2017, omzetnya sudah mencapai Rp1 miliar per bulan. Manajemen perusahaan mulai dibenahi oleh suaminya dan pada 2019 dia bisa membeli sebuah pabrik untuk melakukan produksi secara besar.
Fatimah mensyukuri berkah yang diterima selama masa pandemi di mana omzet perusahaan cenderung stabil berkat penjualan handsanitizer dan virgin coconut oil (VCO) yang justru amat dibutuhkan masyarakat guna meningkatkan imunitas tubuh.
( )
"Masa pandemi justru membuat penjualan handsanitizer herbal dan VCO meningkat. Makanya, di saat banyak perusahaan merumahkan karyawan namun kami malah lembur di tengah pandemi karena banyak pesanan," kisah Fatimah yang dijumpai di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Fatimah pun membagikan kisah pengalaman bisnisnya sehingga bisa bertahan dan maju di masa pandemi. "Sejujurnya saya introver, malu, dan nggak pede tampil di depan banyak orang. Tapi, saat ini waktunya membangunkan orang yang hopeless, makanya saya tampil untuk berbagi pengalaman," ucapnya.
Kesuksesan bisnis yang diraih Fatimah membuat omzet perusahaan mencapai miliran rupiah per bulan. Namun, hal ini bukan datang dalam waktu singkat karena selama berbulan-bulan dia membangun semua. Fatimah harus jungkir balik membawa dagangan berkarung-karung sendiri. Masa lalunya pun dilalui dengan kesulitan karena sempat mengalami masa di mana ia harus mengonsumsi makanan sisa pakan kucing lantaran tak punya uang untuk makan.
"Dulu zaman serbasulit pas buka puasa ada kucing bawa ikan di depan saya. Dia kaget lihat saya dalam kegelapan, sampai makanan jatuh. Yang jatuh itu saya makan," kenangnya.
Tak sampai di situ, masa dewasa pun dilalui Fatimah dengan kesulitan dan derita karena mengalami gangguan pada rahim yang ditandai dengan pendarahan. Diagnosa awal, ia mengidap kista meski dokter menyebut ada sel kanker.
Dari penyakit yang dialaminya, Fatimah coba menggalli pengetahuan di internet terkait ciri-ciri kista, cara kerja tubuh melawan kanker. Dia juga mempelajari khasiat tumbuhan, akar-akaran dan dedaunan tertentu. Semua hal itu dipelajari secara autodidak. Materi yang dipelajarinya menyebut bahwa VCO mengandung asam laurat tinggi yang berkhasiat meningkatkan sistem imun tubuh. Sistem imun ini yang memperbaiki kerja sel di seluruh tubuh dan menjadikan organ tubuh kuat melawan sel kanker.
"VCO diperlukan untuk menaikkan derajat sistem imun sehingga mampu melawan sel penyebab kanker di organ tubuh. Formula inilah yang dicari," ucapnya.
( )
Akhirnya, Fatimah menemukan pola terbaik membuat VCO selain meracik herbal lain yang mendukung VCO dalam melawan penyakit di rahimnya. "VCO membuat gangguan di rahim sembuh total dalam waktu enam bulan. Meski demikian, saya masih rutin konsumsi VCO untuk membuat badan bugar karena tinggi kadar antioksidannya," papar dia.
Pada 2012 order pertama datang melalui telepon sebanyak satu liter VCO. Keesokan harinya Fatimah kembali dapat order dan permintaan pun terus berkembang. Di antaranya order dibuatkan 1.000 sabun VCO tanpa detergen.
Perlahan namun pasti berkat ketekunan dan semangat Fatimah untuk terus belajar, bisnisnya berkembang. Pada 2017, omzetnya sudah mencapai Rp1 miliar per bulan. Manajemen perusahaan mulai dibenahi oleh suaminya dan pada 2019 dia bisa membeli sebuah pabrik untuk melakukan produksi secara besar.
(tsa)