Tidak Selalu Solusi, Remaja Hanya Membutuhkan Ini dari Orang Tuanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Orang tua yang memiliki anak remaja sering dihadapkan dengan kondisi yang membingungkan. Pertama, anak remaja sering membawa orang tua ke masalah mereka. Kemudian, para orang tua menawarkan saran dan solusi. Selanjutnya, mereka, para remaja menganggap gagasan dari orang tuanya menjengkelkan dan tidak relevan.
(Baca juga: Diajak Liburan Raffi Ahmad, Penjual Bakso: Alhamdulillah Dikelilingi Orang Baik )
Masa remaja merupakan masa di mana anak sering berhubungan dengan orang tua, tapi kenapa mereka selalu berubah-ubah dalam mengambil sikap? Hal tersebut dipandang wajar, jika anak merasa selalu tidak puas itu karena orang tua tidak memberi apa yang mereka cari. Sadar atau tidak, inilah yang paling mereka inginkan.
Anak remaja membutuhkan lebih dari sekadar perhatian, biarkan mereka mengutarakan segala keresahannya. Ketika remaja datang menceritakan apa yang sedang dihadapinya, jangan terlalu cepat memberikan saran, biarkanlah mereka mengutarakan semuanya.
Ada beberapa masalah pada remaja yang bisa kita temukan sehari-hari, seperti adanya masalah di sekolah, masalah dengan teman-temannya, atau mereka yang sudah merasakan jatuh cinta terhadap lawan jenis lalu timbul masalah.
"Saya akan berbicara ke orang tua saya hanya untuk mengutarakan semuanya, melepaskan semua apa yang ada di dalam hati saya," kata seroang remaja berusia 18 tahun dari Mission Hills, Kathleen Deedy seperti dilansir New York Times.
Sementara itu, menurut seorang remaja 15 tahun asal California, Isla Steven-Schneider, untuk lepas dari masalah yang dihadapi bercerita merupakan hal yang sangat membantu.
Menurutnya, remaja sering mengalami kesulitan tetapi tidak ingin menceritakan kepada teman-teman mereka. "Pada saat-saat ini, remaja mungkin mendatangi orang tua tetapi hanya mencari empati, mengeluarkan keluh kesah dan bukan menginginkan solusi," ungkap Isla.
Alih-alih menawarkan solusi, para orang tua mungkin sebaiknya hanya mendukung remaja untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri. Contohnya dengan mengatakan, "Kami pernah melihat kamu melewati hal-hal seperti ini sebelumnya" atau "Ini masalah yang sulit, tetapi kami yakin kami bisa menyelesaikannya".
(Baca juga: Masalah Anak, Ayah Atta Halilintar dan Happy Hariadi Pilih Berdamai )
Hal-hal tersebut bisa secara efektif membantu dan menaruh kembali rasa kepercayaan diri seorang remaja yang mungkin sedikit terguncang karena adanya masalah yang sedang dihadapi.
(Baca juga: Diajak Liburan Raffi Ahmad, Penjual Bakso: Alhamdulillah Dikelilingi Orang Baik )
Masa remaja merupakan masa di mana anak sering berhubungan dengan orang tua, tapi kenapa mereka selalu berubah-ubah dalam mengambil sikap? Hal tersebut dipandang wajar, jika anak merasa selalu tidak puas itu karena orang tua tidak memberi apa yang mereka cari. Sadar atau tidak, inilah yang paling mereka inginkan.
Anak remaja membutuhkan lebih dari sekadar perhatian, biarkan mereka mengutarakan segala keresahannya. Ketika remaja datang menceritakan apa yang sedang dihadapinya, jangan terlalu cepat memberikan saran, biarkanlah mereka mengutarakan semuanya.
Ada beberapa masalah pada remaja yang bisa kita temukan sehari-hari, seperti adanya masalah di sekolah, masalah dengan teman-temannya, atau mereka yang sudah merasakan jatuh cinta terhadap lawan jenis lalu timbul masalah.
"Saya akan berbicara ke orang tua saya hanya untuk mengutarakan semuanya, melepaskan semua apa yang ada di dalam hati saya," kata seroang remaja berusia 18 tahun dari Mission Hills, Kathleen Deedy seperti dilansir New York Times.
Sementara itu, menurut seorang remaja 15 tahun asal California, Isla Steven-Schneider, untuk lepas dari masalah yang dihadapi bercerita merupakan hal yang sangat membantu.
Menurutnya, remaja sering mengalami kesulitan tetapi tidak ingin menceritakan kepada teman-teman mereka. "Pada saat-saat ini, remaja mungkin mendatangi orang tua tetapi hanya mencari empati, mengeluarkan keluh kesah dan bukan menginginkan solusi," ungkap Isla.
Alih-alih menawarkan solusi, para orang tua mungkin sebaiknya hanya mendukung remaja untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri. Contohnya dengan mengatakan, "Kami pernah melihat kamu melewati hal-hal seperti ini sebelumnya" atau "Ini masalah yang sulit, tetapi kami yakin kami bisa menyelesaikannya".
(Baca juga: Masalah Anak, Ayah Atta Halilintar dan Happy Hariadi Pilih Berdamai )
Hal-hal tersebut bisa secara efektif membantu dan menaruh kembali rasa kepercayaan diri seorang remaja yang mungkin sedikit terguncang karena adanya masalah yang sedang dihadapi.
(nug)