Studi: Covid-19 Meningkatkan Risiko Gangguan Kejiwaan

Rabu, 11 November 2020 - 16:33 WIB
loading...
A A A
"Intinya adalah diagnosis Covid dikaitkan dengan kira-kira dua kali kemungkinan menerima diagnosis psikiatri dibandingkan dengan peristiwa kesehatan lain yang kami ukur," jelas Harrison.

Sekitar 5,8% pasien Covid-19 memiliki diagnosis baru - dua kali lipat dari 2,5–3,4% pasien di kelompok lain yang diberi diagnosis psikiatri baru setelah sakit. 12,3% pasien Covid-19 lainnya mengalami kekambuhan dalam gangguan kejiwaan dari masa lalu mereka. (Baca juga: Konsumsi Tanaman Herbal untuk Daya Tahan Tubuh Saat Pandemi )

Para peneliti tidak dapat menjelaskan mengapa virus corona memicu penyakit yang sudah ada untuk kembali. "Ada kemungkinan bahwa Covid-19 bertindak sebagai penyebab stres, dan kami tahu bahwa peristiwa kehidupan yang penuh tekanan secara umum dapat, tetapi tidak selalu, menyebabkan episode baru depresi dan kecemasan," ungkapnya.

Diagnosis paling umum adalah untuk gangguan kecemasan (12,8%), yang meliputi kecemasan umum, serangan panik, PTSD, dan kecemasan sosial. Ini diikuti oleh gangguan mood (9,9%), termasuk depresi dan pada skala yang lebih rendah, bipolar. Kemungkinan diagnosis gangguan psikotik rendah (0,9% kambuh dan 0,1% baru), yang termasuk skizofrenia.

Para peneliti mengatakan pasien Covid-19 mungkin memiliki kekhawatiran yang lebih intens tentang kematian atau masalah kesehatan jangka panjang daripada penyakit lain, yang mungkin menjelaskan tingkat penyakit mental yang lebih tinggi.
(tdy)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1205 seconds (0.1#10.140)