Kurangi Penularan Covid-19 dengan Sirkulasi Udara yang Baik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ventilasi udara yang baik merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah penularan Covid-19. Para ahli menyarankan untuk memiliki ventilasi rumah dan tempat kerja yang dapat mencakup menjaga jendela tetap terbuka saat tidur. Ini sangat disarankan, terutama jika Anda berbagi ruang dengan orang lain atau menerima perawatan di rumah, untuk mengurangi risiko tertular Covid-19.
Dilansir dari Daily Mail, Kamis (12/11/2020) menjaga jendela tetap terbuka memungkinkan udara yang menahan virus secara teratur diganti dengan udara segar. (Baca: Gelombang PHK Tak Terbendung, Pengangguran di Bekasi Melonjak)
Profesor Linda Bauld, seorang ahli kesehatan masyarakat di Universitas Edinburgh, mengatakan mengganti udara di sebuah ruangan dengan membiarkan jendela terbuka siang dan malam dapat membuat perbedaan yang signifikan pada risiko tertular Covid.
"Pesan kesehatan masyarakat tentang ventilasi yang baik akan menjadi semakin penting karena bukti yang berkembang bahwa Covid dapat menyebar melalui penularan melalui udara ke wilayah yang lebih luas," kata Bauld kepada Good Health.
Ada keuntungan lain jika jendela tetap terbuka di malam hari. Dr Shaun Fitzgerald, direktur pusat perbaikan iklim di Universitas Cambridge menjelaskan, membuka jendela kamar tidur tidak hanya mengurangi jumlah virus yang bersirkulasi, tetapi juga dapat berkontribusi pada tidur yang lebih baik.
"Jika Anda dapat menurunkan tingkat karbon dioksida hingga kurang dari 2.000 bagian per juta, penelitian telah menunjukkan bahwa kemampuan belajar dan rentang perhatian anak-anak meningkat," jelas Fitzgerald. (Baca juga: Manfaat Produk Herbal untuk Ibu Hamil dan Menyusui)
Faktanya, ada bukti yang berkembang bahwa tingkat karbon dioksida yang lebih tinggi juga dapat menyebabkan kognisi yang lebih buruk yang diderita oleh orang tua yang sering tinggal di rumah.
"Di musim dingin, cara terbaik untuk memberi ventilasi ruangan adalah dengan membuka jendela di bagian atas, bukan di bagian bawah. Ini karena udara dingin lebih padat dan lebih berat daripada udara hangat, sehingga udara dingin akan masuk dan tenggelam perlahan ke lantai dan dengan demikian mencegah penghuni mengalami hembusan udara dingin yang membekukan sambil tetap menyegarkan ruangan," ungkap Fitzgerald.
Jika tidak ingin membukanya sepanjang waktu, membuka jendela selama lima menit setiap jam dapat membuat perbedaan besar pada kualitas udara. Itu karena di rumah tanpa aliran udara yang cukup, Anda bisa mendapatkan penumpukan emisi dari kebakaran dan alergen dari hewan peliharaan dan tungau debu.
Menjaga kamar tidur tetap sejuk juga lebih baik untuk tidur nyenyak karena membantu tubuh menjadi dingin. Ini yang dibutuhkan untuk merasa mengantuk dan tetap seperti itu sampai pagi. Namun, jendela yang terbuka tidak bermanfaat bagi semua. (Lihat videonya: Angin Puting Beliung Rusak Sejumlah Rumah)
"Anda perlu memberi ventilasi pada ruangan tetapi Anda tidak boleh membekukannya atau Anda akan memiliki masalah kesehatan baru yang perlu dikhawatirkan," tutup Fitzgerald. (Diana Rafikasari)
Dilansir dari Daily Mail, Kamis (12/11/2020) menjaga jendela tetap terbuka memungkinkan udara yang menahan virus secara teratur diganti dengan udara segar. (Baca: Gelombang PHK Tak Terbendung, Pengangguran di Bekasi Melonjak)
Profesor Linda Bauld, seorang ahli kesehatan masyarakat di Universitas Edinburgh, mengatakan mengganti udara di sebuah ruangan dengan membiarkan jendela terbuka siang dan malam dapat membuat perbedaan yang signifikan pada risiko tertular Covid.
"Pesan kesehatan masyarakat tentang ventilasi yang baik akan menjadi semakin penting karena bukti yang berkembang bahwa Covid dapat menyebar melalui penularan melalui udara ke wilayah yang lebih luas," kata Bauld kepada Good Health.
Ada keuntungan lain jika jendela tetap terbuka di malam hari. Dr Shaun Fitzgerald, direktur pusat perbaikan iklim di Universitas Cambridge menjelaskan, membuka jendela kamar tidur tidak hanya mengurangi jumlah virus yang bersirkulasi, tetapi juga dapat berkontribusi pada tidur yang lebih baik.
"Jika Anda dapat menurunkan tingkat karbon dioksida hingga kurang dari 2.000 bagian per juta, penelitian telah menunjukkan bahwa kemampuan belajar dan rentang perhatian anak-anak meningkat," jelas Fitzgerald. (Baca juga: Manfaat Produk Herbal untuk Ibu Hamil dan Menyusui)
Faktanya, ada bukti yang berkembang bahwa tingkat karbon dioksida yang lebih tinggi juga dapat menyebabkan kognisi yang lebih buruk yang diderita oleh orang tua yang sering tinggal di rumah.
"Di musim dingin, cara terbaik untuk memberi ventilasi ruangan adalah dengan membuka jendela di bagian atas, bukan di bagian bawah. Ini karena udara dingin lebih padat dan lebih berat daripada udara hangat, sehingga udara dingin akan masuk dan tenggelam perlahan ke lantai dan dengan demikian mencegah penghuni mengalami hembusan udara dingin yang membekukan sambil tetap menyegarkan ruangan," ungkap Fitzgerald.
Jika tidak ingin membukanya sepanjang waktu, membuka jendela selama lima menit setiap jam dapat membuat perbedaan besar pada kualitas udara. Itu karena di rumah tanpa aliran udara yang cukup, Anda bisa mendapatkan penumpukan emisi dari kebakaran dan alergen dari hewan peliharaan dan tungau debu.
Menjaga kamar tidur tetap sejuk juga lebih baik untuk tidur nyenyak karena membantu tubuh menjadi dingin. Ini yang dibutuhkan untuk merasa mengantuk dan tetap seperti itu sampai pagi. Namun, jendela yang terbuka tidak bermanfaat bagi semua. (Lihat videonya: Angin Puting Beliung Rusak Sejumlah Rumah)
"Anda perlu memberi ventilasi pada ruangan tetapi Anda tidak boleh membekukannya atau Anda akan memiliki masalah kesehatan baru yang perlu dikhawatirkan," tutup Fitzgerald. (Diana Rafikasari)
(ysw)