SAU, Pusat Seni Angklung yang Menyatukan Pemimpin Asia-Afrika

Selasa, 08 Desember 2020 - 21:40 WIB
loading...
A A A
Tempat ini mudah dijangkau. Transportasi udara tersedia, penerbangan setiap hari dari Bali, Surabaya, dan Medan ke Bandung pulang pergi. Untuk transportasi darat, dapat memanfaatkan kendaraan sewaan maupun travel. Selama perjalanan ke SAU, Anda akan dimanjakan panorama bukit-bukit hijau yang indah dan bertingkat-tingkat dengan hamparan sawah serta kebun teh yang menyejukkan mata. Perjalanan dari Jakarta memakan waktu sekira 3 jam.

PT KAI Persero (Kereta Api Indonesia) menyediakan jasa layanan kereta api khusus rombongan corporate untuk membawa Anda sampai ke Bandung dari beberapa kota di Indonesia. Untuk pemesanan rombongan silakan hubungi 022-426 6383 pada jam kerja.

Jika Anda ingin datang ke Bandung dengan menggunakan travel atau kereta api maka belilah tiket jauh hari sebelumnya karena Bandung adalah tujuan wisata yang ramai dikunjungi terutama saat akhir pekan. Jika Anda datang dari Surabaya (Stasiun Kereta Gubeng Surabaya) ada beberapa kereta yang dapat digunakan diantaranya ialah Turangga (Eksekutif), Harina (Eksekutif), Argowilis (Eksekutif) dan Mutiara Selatan (Bisnis) yang beroperasi setiap hari.

SAU menjadi besar, setelah Bandung mencatatkan sejarah sebagai tuan rumah Konferensi Asia-Afrika pada 1955. Saat itu, angklung menjadi atraksi utama yang dimainkan Presiden Soekarno dan para pemimpin negara-negara di Asia dan Afrika. (Baca juga: Kemenparekraf Genjot Promosi Pariwisata Bersama 16 Mitra Co-Branding )

Kegiatan tersebut bukan saja berhasil memikat para pemimpin dunia yang hadir saat itu tetapi juga mempromosikan alat musik tradisional Indonesia ke dunia. Kini setidaknya ada 42 negara di dunia yang mengenalkan permainan angklung, bahkan di Korea Selatan angklung telah dikenalkan sejak masih Sekolah Dasar.

Saat itu Daeng Soetigna, guru dari Udjo Ngalagena (pendiri Saung Angklung Udjo) terjun langsung memperkenalkan angklung kepada seluruh delegasi negara peserta Konferensi Asia-Afrika. Dia memimpin para pemimpin dunia dengan menjadi dirigen permainan angklung.

Pada momen bersejarah itu, angklung menyatukan para pemimpin negara peserta dan menciptakan perdamaian melalui kerja sama yang kompak. Momen tersebut kemudian dikenal sebagai pertunjukan angklung yang pertama kali mendunia dan menorehkan nama Daeng Soetigna yang tak terpisahkan dari Konferensi Asia-Afrika.

Kata angklung sendiri berasal dari bahasa Sunda yaitu ‘angkleung-angkleungan’ yaitu gerakan pemain angklung, serta dari suara ‘klung’ yang dihasilkan instrument bambu ini. Angklung sebenarnya merupakan pengembangan alat musik calung, yaitu tabung bambu yang dipukul, sedangkan angklung merupakan tabung bambu yang digoyang sehingga menghasilkan hanya satu nada untuk setiap instrumennya.

Mengingat angklung hanya bernada pentatonis (da mi na ti la) maka dibutuhkan puluhan orang untuk memainkan angklung agar terdengar harmonis. Kini dengan teknik tertentu bisa dimainkan oleh beberapa orang saja.
(tdy)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3798 seconds (0.1#10.140)