#SaatnyaPerempuan Berkolaborasi untuk Pulihkan Perekonomian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bertepatan dengan Hari Ibu , fintech pendanaan yang berfokus pada pemberdayaan perempuan PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) meluncurkan kampanye #SaatnyaPerempuan untuk mengajak seluruh perempuan saling bekerja sama dan membangun kohesi sosial, baik dari sisi pendana, mitra maupun masyarakat.
Bila merujuk pada data, UNWOMEN pernah merilis data bahwa perempuan memiliki porsi yang besar dalam pekerjaan sektor informal. Persentasenya di negara berkembang yaitu 4,6 kali lebih tinggi daripada laki-laki. Selain itu, perempuan juga lebih mungkin menganggur. Pada 2017, tingkat pengangguran global untuk laki-laki dan perempuan masing-masing mencapai 5,5% dan 6,2%. Data ini diproyeksikan tidak berubah hingga 2021.
( )
Untuk itu Amartha melalui penyaluran permodalan dan pendampingan usaha, meluncurkan kampanye #SaatnyaPerempuan untuk mendorong partisipasi perempuan dalam perekonomian.
CEO dan Founder Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengatakan, perempuan memiliki kegigihan dan ketangguhan yang sangat luar biasa. Di awal pandemi pada Maret dan April 2020, repayment rate mitra Amartha khususnya di Jawa mengalami penurunan hingga hampir 40%.
"Dengan pemberian restrukturisasi kepada kurang lebih 576.000 mitra di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi serta pendampingan untuk memulai atau pengembangan usaha dari petugas lapangan Amartha, pada Juni hingga Desember 2020 repayment rate telah kembali baik sebesar 82,66% di Sulawesi dan 94,47% di Sumatera," sebuat Andi Taufan melalui keterangan tertulis, Selasa (22/12).
Salah satu faktor lain yang memengaruhi ketangguhan perempuan adalah kohesi sosial yang terbangun dalam Pertemuan Majelis Mitra Amartha. Kohesi sosial adalah kesediaan anggota masyarakat untuk bekerja sama satu sama lain untuk bertahan hidup dan menuju kesejahteraan.
Riset yang diluncurkan Amartha bersama Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada pada 2019 menemukan bahwa sistem berkelompok dan tanggung renteng membangun kepercayaan antarperempuan menciptakan semangat untuk bangkit dan maju. Hal ini terlihat dari 86,4% mitra Amartha yang rutin menghadiri pertemuan kelompok (majelis) untuk pendampingan dan pelatihan usaha.
Chief Commercial Officer Amartha Hadi Wenas menambahkan, dengan semua tantangan dan rintangan yang telah dialami selama 2020, Amartha akan hadir dengan semangat serta jiwa baru di tahun 2021.
"Amartha tergerak oleh semangat, optimisme, dan ketangguhan para mitra perempuan di desa selama jatuh bangun di masa pandemi ini, sehingga kami luncurkan kampanye #SaatnyaPerempuan. Yakni di mana kami mengangkat para perempuan tangguh yang telah berpartisipasi, mengambil keputusan dan memimpin dalam segala aspek kehidupan. Kini, saatnya perempuan maju dan bangkit untuk meningkatkan kesejahteraan bagi dirinya, keluarga, dan bangsa," kata Hadi.
"Di Amartha, kami menekankan inklusivitas dan kesetaraan gender guna mencapai Sustainable Development Goals yang digagas oleh PBB melalui pilar pengentasan kemiskinan, partisipasi perempuan dalam pembangunan, dan pengurangan ketimpangan pendapatan di pedesaan," tambahnya.
( )
Amartha juga berupaya meningkatkan sektor UMKM melalui akses permodalan usaha lewat platform digital. Sebagai fintech pendanaan yang berdampak sosial, Amartha tidak hanya memberikan pendanaan tetapi juga melakukan pendampingan dan edukasi pengembangan usaha bagi mitra, terutama perempuan pengusaha mikro desa. Hingga Desember 2020, Amartha telah menyalurkan pendanaan kepada 583,037 mitra sebesar Rp2,92 triliun di lebih dari 45.000 desa di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi di mana 100%-nya merupakan perempuan pengusaha mikro.
Bila merujuk pada data, UNWOMEN pernah merilis data bahwa perempuan memiliki porsi yang besar dalam pekerjaan sektor informal. Persentasenya di negara berkembang yaitu 4,6 kali lebih tinggi daripada laki-laki. Selain itu, perempuan juga lebih mungkin menganggur. Pada 2017, tingkat pengangguran global untuk laki-laki dan perempuan masing-masing mencapai 5,5% dan 6,2%. Data ini diproyeksikan tidak berubah hingga 2021.
( )
Untuk itu Amartha melalui penyaluran permodalan dan pendampingan usaha, meluncurkan kampanye #SaatnyaPerempuan untuk mendorong partisipasi perempuan dalam perekonomian.
CEO dan Founder Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengatakan, perempuan memiliki kegigihan dan ketangguhan yang sangat luar biasa. Di awal pandemi pada Maret dan April 2020, repayment rate mitra Amartha khususnya di Jawa mengalami penurunan hingga hampir 40%.
"Dengan pemberian restrukturisasi kepada kurang lebih 576.000 mitra di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi serta pendampingan untuk memulai atau pengembangan usaha dari petugas lapangan Amartha, pada Juni hingga Desember 2020 repayment rate telah kembali baik sebesar 82,66% di Sulawesi dan 94,47% di Sumatera," sebuat Andi Taufan melalui keterangan tertulis, Selasa (22/12).
Salah satu faktor lain yang memengaruhi ketangguhan perempuan adalah kohesi sosial yang terbangun dalam Pertemuan Majelis Mitra Amartha. Kohesi sosial adalah kesediaan anggota masyarakat untuk bekerja sama satu sama lain untuk bertahan hidup dan menuju kesejahteraan.
Riset yang diluncurkan Amartha bersama Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada pada 2019 menemukan bahwa sistem berkelompok dan tanggung renteng membangun kepercayaan antarperempuan menciptakan semangat untuk bangkit dan maju. Hal ini terlihat dari 86,4% mitra Amartha yang rutin menghadiri pertemuan kelompok (majelis) untuk pendampingan dan pelatihan usaha.
Chief Commercial Officer Amartha Hadi Wenas menambahkan, dengan semua tantangan dan rintangan yang telah dialami selama 2020, Amartha akan hadir dengan semangat serta jiwa baru di tahun 2021.
"Amartha tergerak oleh semangat, optimisme, dan ketangguhan para mitra perempuan di desa selama jatuh bangun di masa pandemi ini, sehingga kami luncurkan kampanye #SaatnyaPerempuan. Yakni di mana kami mengangkat para perempuan tangguh yang telah berpartisipasi, mengambil keputusan dan memimpin dalam segala aspek kehidupan. Kini, saatnya perempuan maju dan bangkit untuk meningkatkan kesejahteraan bagi dirinya, keluarga, dan bangsa," kata Hadi.
"Di Amartha, kami menekankan inklusivitas dan kesetaraan gender guna mencapai Sustainable Development Goals yang digagas oleh PBB melalui pilar pengentasan kemiskinan, partisipasi perempuan dalam pembangunan, dan pengurangan ketimpangan pendapatan di pedesaan," tambahnya.
( )
Amartha juga berupaya meningkatkan sektor UMKM melalui akses permodalan usaha lewat platform digital. Sebagai fintech pendanaan yang berdampak sosial, Amartha tidak hanya memberikan pendanaan tetapi juga melakukan pendampingan dan edukasi pengembangan usaha bagi mitra, terutama perempuan pengusaha mikro desa. Hingga Desember 2020, Amartha telah menyalurkan pendanaan kepada 583,037 mitra sebesar Rp2,92 triliun di lebih dari 45.000 desa di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi di mana 100%-nya merupakan perempuan pengusaha mikro.
(tsa)