Ini Saran WFH Produktif dan Efektif Ala Bos Microsoft
loading...
A
A
A
JAKARTA - Work From Home (WFH) bagi seorang Dewi Go menjadi tantangan sekaligus peluang untuk kembali mendekatkan diri bersama keluarga. Business Group Lead - Cloud & Enterprise di Microsoft Indonesia ini pun berbagi pengalaman agar dapat menyeimbangakan kehidupan profesional dan personal dengan keluarga di masa pandemi ini.
Perempuan yang bernama lengkap Dewi Go-Sameylanda ini memimpin dan bertanggung jawab atas program Microsoft 4 startups di Indonesia. Sebelum pandemi ada, Dewi rutin melakukan berbagai rapat atau pertemuan dengan klien. Sementara itu, dua anak Dewi yakni Chloe dan Khairi disibukkan dengan rutinitas sekolah dan bermain. “Setelah adanya pandemi, saya harus cepat menyesuaiakn diri. Saya harus membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga,” ujar Dewi saat wawancara via Microsoft Teams, pada Senin (21/12).
Baca juga : Para Diplomat di Arab Saudi Rayakan Natal: 'Ini Mirip Ramadhan, Bertukar Hadiah'
Menyeimbangkan urusan kantor dengan pekerjaan rumah bukanlah hal yang mudah bagi Dewi. Namun, perempuan yang memperoleh gelar Master di bidang Bisnis dari Erasmus University Rotterdam di Belanda ini menjadikan komunikasi sebagai solusi di situasi sulit seperti ini. Dewi mengomunikasikan kepada pimpinan atau rekan kantor bahwa dia menjalani WFH sebagai ibu bekerja dan memiliki dua anak berusia 2 dan 5 tahun. “Ketika sudah WFH saya selalu berusaha yang terbaik dan memenuhi tugas-tugas dengan profesional,” ujar Dewi.
Selain berkomunikasi dengan pimipinan dan rekan kantor, komunikasi dengan suami menjadi langkah lain yang harus dilakukan agar dapat sama-sama menjalani WFH dengan nyaman. Mengurus anak adalah tugas bersama antara suami dan istri. Oleh karena itu, menurut Dewi dia berbagi tugas merawat anak dengan suaminya.
Baca juga : 3 Seleb dan Sosialita Kompak Pilih Sandal Teplek Rp9 juta Keatas
“Saya dan dan suami harus bekerja dari rumah, karena itu kami dapat bergantian saat merawat anak-anak dan memastikan pembagiannya adil. Ini dapat membuat pekerjaan saya jadi jauh lebih mudah,” ujar Dewi.
Selain itu penting bagi Dewi untuk menetapkan batasan dengan anak-anak ketika dia menjalankan WFH. Selama bekerja, Dewi biasanya membiarkan anak-anak menghabiskan waktu melakukan hal-hal yang disukai yang bisa membuat tetap sibuk, seperti menggambar, mewarnai, atau membaca.
Meski demikian Dewi tetap berusaha menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa kondisi seperti ini hanya berlangsung sementara. Dia juga harus menerapkan kapan saja dia tidak bisa diganggu, sehingga anak-anak bisa mengerti dan tidak mengganggunya bekerja.
Baca juga : Merasakan Gejala COVID-19 Saat Berlibur? Jangan Panik, Ini yang Harus Dilakukan!
“Mengejutkanya, anak-anak bisa menjadi sosok yang sangat pengertian. Sekarang saya tidak harus menjelaskan secara panjang lebar, mereka sudah paham,” ujar perempuan yang pernah menjalani program MACH Microsoft Academy for College Hires ini. Selain komunikasi dan memberikan batasan, Dewi juga menerapkan disiplin. Selama pembelajaran di sekolah anak-anaknya dialihkan ke rumah, maka Dewi kini harus berperan sebagai seorang guru dan memperhatikan anak.
Jika anak masih kecil umumnya ia akan selalu meminta perhatian. “Cara agar tidak mengganggu waktu saya bekerja, saya menyiapkan keperluan anak di pagi hari, seperti saat bekerja di kantor. Saya menciptakan rutinitas dengan jam yang sama setiap hari seperti sebelum pandemi,” ujar Dewi.
Baca juga : Waspada Parsel Isi Barang Kedaluwarsa, Konsumen Harus Teliti Sebelum Membeli
Perempuan yang pernah tinggal di Belanda ini menjelaskan rutinitas yang dijalankan dengan disiplin waktu seperti ini membangun pemahaman bagi anak supaya Dewi bisa tetap fokus selama jam kerja berlangsung. Tidak hanya itu, supaya tetap bisa produktif, Dewi bekerja pada waktu yang sama setiap hari. “Disiplin diri membuat anak merasa aman dan nyaman. Hal ini juga menghindari kerewelan karena mereka tahu apa yang akan dijalani,” ujar perempuan yang fokus pada transformasi digital ini.
Perempuan yang bernama lengkap Dewi Go-Sameylanda ini memimpin dan bertanggung jawab atas program Microsoft 4 startups di Indonesia. Sebelum pandemi ada, Dewi rutin melakukan berbagai rapat atau pertemuan dengan klien. Sementara itu, dua anak Dewi yakni Chloe dan Khairi disibukkan dengan rutinitas sekolah dan bermain. “Setelah adanya pandemi, saya harus cepat menyesuaiakn diri. Saya harus membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga,” ujar Dewi saat wawancara via Microsoft Teams, pada Senin (21/12).
Baca juga : Para Diplomat di Arab Saudi Rayakan Natal: 'Ini Mirip Ramadhan, Bertukar Hadiah'
Menyeimbangkan urusan kantor dengan pekerjaan rumah bukanlah hal yang mudah bagi Dewi. Namun, perempuan yang memperoleh gelar Master di bidang Bisnis dari Erasmus University Rotterdam di Belanda ini menjadikan komunikasi sebagai solusi di situasi sulit seperti ini. Dewi mengomunikasikan kepada pimpinan atau rekan kantor bahwa dia menjalani WFH sebagai ibu bekerja dan memiliki dua anak berusia 2 dan 5 tahun. “Ketika sudah WFH saya selalu berusaha yang terbaik dan memenuhi tugas-tugas dengan profesional,” ujar Dewi.
Selain berkomunikasi dengan pimipinan dan rekan kantor, komunikasi dengan suami menjadi langkah lain yang harus dilakukan agar dapat sama-sama menjalani WFH dengan nyaman. Mengurus anak adalah tugas bersama antara suami dan istri. Oleh karena itu, menurut Dewi dia berbagi tugas merawat anak dengan suaminya.
Baca juga : 3 Seleb dan Sosialita Kompak Pilih Sandal Teplek Rp9 juta Keatas
“Saya dan dan suami harus bekerja dari rumah, karena itu kami dapat bergantian saat merawat anak-anak dan memastikan pembagiannya adil. Ini dapat membuat pekerjaan saya jadi jauh lebih mudah,” ujar Dewi.
Selain itu penting bagi Dewi untuk menetapkan batasan dengan anak-anak ketika dia menjalankan WFH. Selama bekerja, Dewi biasanya membiarkan anak-anak menghabiskan waktu melakukan hal-hal yang disukai yang bisa membuat tetap sibuk, seperti menggambar, mewarnai, atau membaca.
Meski demikian Dewi tetap berusaha menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa kondisi seperti ini hanya berlangsung sementara. Dia juga harus menerapkan kapan saja dia tidak bisa diganggu, sehingga anak-anak bisa mengerti dan tidak mengganggunya bekerja.
Baca juga : Merasakan Gejala COVID-19 Saat Berlibur? Jangan Panik, Ini yang Harus Dilakukan!
“Mengejutkanya, anak-anak bisa menjadi sosok yang sangat pengertian. Sekarang saya tidak harus menjelaskan secara panjang lebar, mereka sudah paham,” ujar perempuan yang pernah menjalani program MACH Microsoft Academy for College Hires ini. Selain komunikasi dan memberikan batasan, Dewi juga menerapkan disiplin. Selama pembelajaran di sekolah anak-anaknya dialihkan ke rumah, maka Dewi kini harus berperan sebagai seorang guru dan memperhatikan anak.
Jika anak masih kecil umumnya ia akan selalu meminta perhatian. “Cara agar tidak mengganggu waktu saya bekerja, saya menyiapkan keperluan anak di pagi hari, seperti saat bekerja di kantor. Saya menciptakan rutinitas dengan jam yang sama setiap hari seperti sebelum pandemi,” ujar Dewi.
Baca juga : Waspada Parsel Isi Barang Kedaluwarsa, Konsumen Harus Teliti Sebelum Membeli
Perempuan yang pernah tinggal di Belanda ini menjelaskan rutinitas yang dijalankan dengan disiplin waktu seperti ini membangun pemahaman bagi anak supaya Dewi bisa tetap fokus selama jam kerja berlangsung. Tidak hanya itu, supaya tetap bisa produktif, Dewi bekerja pada waktu yang sama setiap hari. “Disiplin diri membuat anak merasa aman dan nyaman. Hal ini juga menghindari kerewelan karena mereka tahu apa yang akan dijalani,” ujar perempuan yang fokus pada transformasi digital ini.
(sal)