Manfaatkan Puasa Ramadhan untuk Buang Racun dengan Detoks
loading...
A
A
A
JAKARTA - Puasa Ramadhan tak hanya menahan makan dan minum selama lebih dari 12 jam, tapi banyak manfaat kesehatan yang didapat. Perubahan yang terjadi pada tubuh selama berpuasa akan memberi tahu yang baik untuk kesehatan, asalkan selama puasa Anda tetap memperhatikan pola makan yang sehat.
Salah satu manfaatnya, berpuasa dinilai dapat memulihkan tubuh dan memperbaiki sel tubuh yang rusak di dalam tubuh, benarkah?
Secara singkat, detoks atau detoksifikasi berarti buang atau menghilangkan racun. Detoksifikasi dapat membantu melindungi tubuh dari penyakit dan memperbaharui kemampuan organ-organ tubuh Anda untuk menjaga kesehatan yang optimal.
“Hampir setiap saat tubuh kita terpapar oleh beragam racun, baik yang dihasilkan dari tubuh sendiri, dari lingkungan sekitar (polusi udara), maupun dari pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat misalnya konsumsi makanan yang diolah berlebihan, junk food, konsumsi alcohol,” kata Nourmatania Istiftiani selaku Scientific FibreFirst.
Secara alami, tubuh manusia sebenarnya telah memiliki perlindungan sendiri dalam membuang racun-racun dalam tubuh. Organ detoksifikasi utama antara lain hati, ginjal, usus dan sistem pencernaan, serta kulit.
Lalu, bagaimana puasa dapat membantu detoks? Saat berpuasa, tubuh tidak mendapat asupan makanan atau kalori lebih dari 12 jam dan proses peningkatan lemak akan meningkat. Simpanan karbohidrat di tubuh berkurang. Jadi, tubuh akan mengubah lemak menjadi energi untuk memulihkan aktivitas kita selama berpuasa.
Racun yang ada di dalam tubuh akan disimpan ke dalam sel lemak. Jadi kompilasi lemak meningkat karena berpuasa, racun-racun yang disimpan dalam lemak juga akan dipecah dan dikeluarkan dari tubuh.
Pembatasan nutrisi karena tidak makan dan minum selama berpuasa, juga dapat diproses Autofagi. Kata ini berasal dari bahasa Yunani auto (sendiri) dan phagein (untuk makan). Jadi, kata kata itu, bisa diartikan sebagai suntikan sendiri. Ada triliunan sel yang menyusun tubuh manusia. Selama waktu, molekul-molekul sisa yang terbentuk dari molekul dapat menumpuk di dalam sel dan menyebabkan kerusakan.
Sel yang sudah rusak, tidak perlu lagi dan perlu dibuang. Autofagi merupakan cara tubuh untuk menyelamatkan diri dari sel-sel yang sudah tua dan rusak sehingga dapat membentuk sel-sel baru yang lebih sehat.
Selama autofagi, sel yang dibuang bagian yang tidak diinginkan dan bagian yang sudah tidak bekerja dengan baik. Namun, kadang kala sel juga akan mendaur ulang bagian yang rusak tersebut menjadi komponen baru atau asam amino (bagian yang rusak penyusun protein).
Salah satu manfaatnya, berpuasa dinilai dapat memulihkan tubuh dan memperbaiki sel tubuh yang rusak di dalam tubuh, benarkah?
Secara singkat, detoks atau detoksifikasi berarti buang atau menghilangkan racun. Detoksifikasi dapat membantu melindungi tubuh dari penyakit dan memperbaharui kemampuan organ-organ tubuh Anda untuk menjaga kesehatan yang optimal.
“Hampir setiap saat tubuh kita terpapar oleh beragam racun, baik yang dihasilkan dari tubuh sendiri, dari lingkungan sekitar (polusi udara), maupun dari pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat misalnya konsumsi makanan yang diolah berlebihan, junk food, konsumsi alcohol,” kata Nourmatania Istiftiani selaku Scientific FibreFirst.
Secara alami, tubuh manusia sebenarnya telah memiliki perlindungan sendiri dalam membuang racun-racun dalam tubuh. Organ detoksifikasi utama antara lain hati, ginjal, usus dan sistem pencernaan, serta kulit.
Lalu, bagaimana puasa dapat membantu detoks? Saat berpuasa, tubuh tidak mendapat asupan makanan atau kalori lebih dari 12 jam dan proses peningkatan lemak akan meningkat. Simpanan karbohidrat di tubuh berkurang. Jadi, tubuh akan mengubah lemak menjadi energi untuk memulihkan aktivitas kita selama berpuasa.
Racun yang ada di dalam tubuh akan disimpan ke dalam sel lemak. Jadi kompilasi lemak meningkat karena berpuasa, racun-racun yang disimpan dalam lemak juga akan dipecah dan dikeluarkan dari tubuh.
Pembatasan nutrisi karena tidak makan dan minum selama berpuasa, juga dapat diproses Autofagi. Kata ini berasal dari bahasa Yunani auto (sendiri) dan phagein (untuk makan). Jadi, kata kata itu, bisa diartikan sebagai suntikan sendiri. Ada triliunan sel yang menyusun tubuh manusia. Selama waktu, molekul-molekul sisa yang terbentuk dari molekul dapat menumpuk di dalam sel dan menyebabkan kerusakan.
Sel yang sudah rusak, tidak perlu lagi dan perlu dibuang. Autofagi merupakan cara tubuh untuk menyelamatkan diri dari sel-sel yang sudah tua dan rusak sehingga dapat membentuk sel-sel baru yang lebih sehat.
Selama autofagi, sel yang dibuang bagian yang tidak diinginkan dan bagian yang sudah tidak bekerja dengan baik. Namun, kadang kala sel juga akan mendaur ulang bagian yang rusak tersebut menjadi komponen baru atau asam amino (bagian yang rusak penyusun protein).