Manfaatkan Puasa Ramadhan untuk Buang Racun dengan Detoks
loading...
A
A
A
Saat kita berpuasa dan jumlah makanan yang masuk ke tubuh, sel di dalam tubuh akan mendapatkan asupan kalori yang lebih sedikit, sehingga sel harus bekerja lebih efisien. Sel-sel tubuh akan mengeluarkan komponen yang tidak diperlukan dan bagian sel yang sudah rusak, atau mendaur ulang zat-zat tersebut menjadi bagian sel yang masih diproses dengan baik.
Dengan cara ini, sel tubuh dapat bekerja dengan normal . Selain itu, hubungan puasa dengan autofagi juga erat berhubungan dengan hormon insulin dan glukagon. Insulin dan glukagon adalah hormon yang membantu tubuh dalam kadar gula darah, kedua hormon ini berkebalikan.
Saat tubuh mendapat asupan makanan, khususnya karbohidrat, tubuh akan meningkatkan produksi hormon Insulin, sedangkan hormon glukagon meningkat. Sebaliknya, saat tubuh sedang berpuasa, hormon glukagon akan meningkat dan proses autofagi juga meningkat.
Sayangnya, kompilasi pola makan dan pilihan makanan selama berpuasa sebaliknya lebih banyak yang tidak sehat, rendah gizi, tinggi lemak dan kolesterol, lebih banyak konsumsi makanan olahan atau instan dengan tambahan bahan pengawet, dan antioksidan rendah, akan menyebabkan penumpukan memutar dalam sel-sel tubuh.
Status gizi akan mempengaruhi tubuh untuk memproduksi antibodi dan enzim, serta kemampuan hati untuk melakukan detoksifikasi. Sementara konsumsi fitokimia tertentu membantu detoksifikasi lebih optimal. Kurang konsumsi serat juga menimbulkan konstipasi meningkat hingga tiga kali lipat selama berpuasa. Kondisi ini menyebabkan pergerakan usus dan perpindahan lemak lebih banyak.
Jangan lupa untuk tetap memperhatikan asupan makanan yang sehat dan baik selama berpuasa, termasuk asupan serat. Mengapa Konsumsi serat akan membantu kesehatan sistem pencernaan, yang merupakan salah satu organ detoksifikasi.
Dengan waktu makan yang terbatas selama berpuasa, mungkin terasa lebih sulit untuk dikonsumsi serat atau sayuran dalam jumlah yang cukup. Apalagi saat berbuka puasa kita memilih makanan-makanan khas bulan Ramadhan, yang biasa digoreng, tinggi lemak, dan terlalu manis. Hanya 15% masyarakat yang memilih berbuka puasa dengan buah-buahan segar.
Untuk membantu memenuhi asupan serat, mengonsumsi suplemen kaya serat seperti FibreFirst menjadi pilihan. Pasalnya suplemen kesehatan ini kaya serat premium dan nutrisi dari ekstrak buah dan sayuran dan dapat membantu sistem pencernaan melakukan detoks dengan optimal.
“Racun dalam hidup kita bisa berupa kebiasaan buruk seperti perbuatan dan ucapan yang tidak baik, alangkah baiknya jika tiba saatnya berlebaran nanti diri kita bersih dari racun-racun tersebut. Namun akan lebih baik lagi jika racun dalam tubuh juga ikut bersih, konsumsi FibreFirst untuk optimalkan detoks buang racun” kata Aldi Herlambang selaku Public Relations FibreFirst.
Dengan cara ini, sel tubuh dapat bekerja dengan normal . Selain itu, hubungan puasa dengan autofagi juga erat berhubungan dengan hormon insulin dan glukagon. Insulin dan glukagon adalah hormon yang membantu tubuh dalam kadar gula darah, kedua hormon ini berkebalikan.
Saat tubuh mendapat asupan makanan, khususnya karbohidrat, tubuh akan meningkatkan produksi hormon Insulin, sedangkan hormon glukagon meningkat. Sebaliknya, saat tubuh sedang berpuasa, hormon glukagon akan meningkat dan proses autofagi juga meningkat.
Sayangnya, kompilasi pola makan dan pilihan makanan selama berpuasa sebaliknya lebih banyak yang tidak sehat, rendah gizi, tinggi lemak dan kolesterol, lebih banyak konsumsi makanan olahan atau instan dengan tambahan bahan pengawet, dan antioksidan rendah, akan menyebabkan penumpukan memutar dalam sel-sel tubuh.
Status gizi akan mempengaruhi tubuh untuk memproduksi antibodi dan enzim, serta kemampuan hati untuk melakukan detoksifikasi. Sementara konsumsi fitokimia tertentu membantu detoksifikasi lebih optimal. Kurang konsumsi serat juga menimbulkan konstipasi meningkat hingga tiga kali lipat selama berpuasa. Kondisi ini menyebabkan pergerakan usus dan perpindahan lemak lebih banyak.
Jangan lupa untuk tetap memperhatikan asupan makanan yang sehat dan baik selama berpuasa, termasuk asupan serat. Mengapa Konsumsi serat akan membantu kesehatan sistem pencernaan, yang merupakan salah satu organ detoksifikasi.
Dengan waktu makan yang terbatas selama berpuasa, mungkin terasa lebih sulit untuk dikonsumsi serat atau sayuran dalam jumlah yang cukup. Apalagi saat berbuka puasa kita memilih makanan-makanan khas bulan Ramadhan, yang biasa digoreng, tinggi lemak, dan terlalu manis. Hanya 15% masyarakat yang memilih berbuka puasa dengan buah-buahan segar.
Untuk membantu memenuhi asupan serat, mengonsumsi suplemen kaya serat seperti FibreFirst menjadi pilihan. Pasalnya suplemen kesehatan ini kaya serat premium dan nutrisi dari ekstrak buah dan sayuran dan dapat membantu sistem pencernaan melakukan detoks dengan optimal.
“Racun dalam hidup kita bisa berupa kebiasaan buruk seperti perbuatan dan ucapan yang tidak baik, alangkah baiknya jika tiba saatnya berlebaran nanti diri kita bersih dari racun-racun tersebut. Namun akan lebih baik lagi jika racun dalam tubuh juga ikut bersih, konsumsi FibreFirst untuk optimalkan detoks buang racun” kata Aldi Herlambang selaku Public Relations FibreFirst.
(tdy)