15 Destinasi Dunia yang Rusak karena Overtourism
loading...
A
A
A
KEHADIRAN pariwisata ternyata memiliki dilema. Di satu sisi sektor ini menghasilkan devisa , di sisi lain keberadaan turis juga berdampak negatif pada lingkungan sekitar. Fakta membuktikan, banyak destinasi wisata rusak karena ulah wisatawan.
Imbasnya penduduk setempat sering frustrasi dengan perilaku buruk para pelancong. Berikut tempat wisata di dunia yang rusak akibat ulah wisatawan atau biasa disebut fenomena overtourism. (Baca juga: Menjelajahi Situs Warisan Dunia Yang Ada di Indonesia )
1. Kyoto, Jepang
Dengan meningkatnya pariwisata di Jepang, kota-kota kecil, seperti Kyoto, telah terpukul. Kyoto dengan cepat menjadi terkenal karena jalan-jalannya yang kecil dan unik serta kedai tehnya yang nyaman. Itu juga dikenal sebagai tempat yang sempurna untuk melihat geisha dan muridnya.
Akibatnya, turis berbondong-bondong ke kota untuk mengambil gambar, menyerang properti pribadi, dan mengganggu geisha. Beberapa turis bahkan pergi untuk mengejar geisha dan mengenakan kimono mereka. Sebuah kelompok penduduk setempat di kota itu memilih mendenda turis USD92 jika mereka mengambil foto milik pribadi atau geisha tanpa izin. (Baca juga: Usai Pandemi, Bali Dijadikan Pilot Project Penerapan Program CHS )
2. Hallstatt, Austria
Terletak di Pegunungan Alpen Austria, Hallstatt adalah desa yang hanya dihuni sekitar 800 orang. Setiap tahun 1 juta wisatawan berduyun-duyun ke kota kuno ini. Terlebih kota kecil ini menjadi inspirasi di film "Frozen". Pemerintah Hallstatt mengatakan akan mengurangi jumlah bus wisata yang datang ke desa untuk mengurangi ekses negatif akibat berkembangnya pariwisata.
3. Hanoi's "train street", Vietnam
Sebuah jalan di Hanoi, Vietnam, telah menjadi populer di kalangan wisatawan dalam beberapa tahun terakhir sebagai lokasi selfie yang Instagramable. Jalan yang terkenal - dijuluki "jalan kereta" - memiliki jalur kereta api tunggal, di mana kanan kiri rel menjamur toko dan kafe.
Pada Oktober 2019, sebuah kereta harus berhenti darurat karena terlalu banyak turis yang berada di rel dan tidak mau bergerak. Akibatnya, pemerintah Kota Hanoi memaksa bisnis lokal tutup pada 12 Oktober. (Baca juga: Kemenparekraf Ajak Traveler Wisata Heritage di 5 Situs Warisan Dunia di Indonesia )
4. Spanish Steps, Italia
Spanish Steps di Roma, Italia, pernah muncul dalam film Audrey Hepburn, Roman Holiday. Imbasnya, turis berbondong-bondong ke lokasi wisata eksotis ini. Akibatnya di musim liburan tempat wisata ini penuh sesak.
Kini pemerintah melarang wisatawan duduk tangga tempat wisata ini karena adanya kotoran. Ada sekitar 135 tangga batu kotor karena noda anggur merah dan gumpalan permen karet.
Pada 2016, kota ini menghabiskan USD1,68 juta untuk membersihkan kotoran di tempat wisata ini. Pemerintah Italia telah membuat aturan dimana wisatawan yang duduk di tangga Spanish Steps akan didenda USD280 hingga USD448.
5. Fjadrargljufur Canyon, Islandia
Fjadrargljufur Canyon di Islandia ditampilkan dalam video musik Justin Bieber dan muncul di film Game of Thrones. Badan Lingkungan Hidup Islandia melaporkan bahwa sekitar satu juta orang telah mengunjungi situs tersebut sejak video Bieber dirilis pada 2015. Akting cemerlang destinasi wisata ini telah menjadikannya tujuan wisata populer bagi para wisatawan.
Imbasnya gelombang wisatawan membuat situs tersebut rusak parah. Pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan melarang pengunjung di lokasi wisata itu.
6. Bloemenmarkt, Amsterdam
Bloemenmarkt di Amsterdam, Belanda, pernah jadi toko bunga apung yang cantik. Kini tempat ini sudah ditutup karena terlalu banyak turis yang datang.
Salah satu pedagang bunga Bloemenmarkt, Michael Saarlos, mengatakan, karena kelompok wisata besar berhenti untuk mengambil gambar di depan toko-toko menghalangi penduduk setempat untuk membeli bunga.
"Saya sudah muak dengan semua turis yang merusak perdagangan saya," kata Saarlos kepada surat kabar Belanda, De Trouw. Tahun lalu, sebanyak 18,5 juta orang diperkirakan mengunjungi Amsterdam. (Baca juga: Ikon-ikon Terkenal dari Berbagai Negara )
7. Venesia, Italia
Meski Venesia sempat tenggelam, tetap saja banyak wisatawan yang mengunjungi kota indah ini setiap tahun. Penduduk setempat mengeluh pariwisata, termasuk kapal pesiar, bertanggung jawab atas meningkatnya polusi di kota itu. Bahkan Komite Warisan Dunia UNESCO prihatin dampak pariwisata terhadap banyak situs bersejarah Venesia.
Akibatnya pemerintah Venesia telah menerapkan aturan ketat mengenai pariwisata. Wisatawan dilarang membuang sampah sembarangan, terlibat dalam permainan kuda, tidak mengenakan baju di depan umum, meninggalkan kunci cinta, dan menulis di atas atau merusak pohon atau bangunan. Menurut CNN, kota ini bahkan membatasi jumlah kamar hotel baru.
8. Dubrovnik, Kroasia
Popularitas Dubrovnik meningkat setelah menjadi salah satu lokasi syuting film Game of Thrones yang tayang di HBO. Imbasnya Dubrovnik mengalami peningkatan pariwisata signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Kota pesisir ini mengalami kenaikan kunjungan turis sebesar 10% pada 2015. Namun, kota ini mulai mendapatkan imbas negatif. Pada Agustus 2017, wali kota Dubrovnik mengumumkan rencana mengurangi jumlah wisatawan maksimum yang diizinkan di kota per hari. Dari 8.000 turun menjadi 4.000 selama 2 tahun ke depan untuk mengurangi dampak negatif.
9. Cozumel, Meksiko
Cozumel adalah pulau indah yang dikelilingi oleh Laut Karibia. Ini juga merupakan tujuan kapal pesiar terpopuler kedua di dunia menurut BBC.
Terumbu karang mengelilingi pulau, meskipun sejumlah besar karang telah dihancurkan oleh kapal dan penyelam scuba. Karang yang tersisa juga telah rusak oleh polusi dari lalu lintas kapal berat.
10. Barcelona, Spanyol
Awal 2019, sebuah protes terhadap pariwisata di kota berubah menjadi kekerasan ketika pengunjuk rasa menyerang sebuah bus wisata dan hotel. Objek wisata populer bahkan telah mengubah aturan mereka sebagai akibat dari kegiatan wisata.
La Boqueria, pasar publik besar, melarang kelompok wisatawan lebih dari 15 orang pada 2015. Sebelum pelarangan, kelompok besar wisatawan sering memblokir lalu lintas pejalan kaki saat mengambil foto, menyebabkan gangguan bagi vendor dan pelanggan tetap.
11. New York, AS
Kota New York telah menjadi tujuan liburan populer selama bertahun-tahun. The New York Times melaporkan awal 2018 New York memiliki sekitar 113.000 kamar hotel. Dari pasar hotel yang terus tumbuh hingga menjamurnya lokasi-lokasi berswa foto (selfie) yang Instagramable membuat sejumlah kalangan menyebut bahwa para wisatawan telah ‘mengusai’ Kota New York saat musim liburan tiba.
12. Machu Picchu, Cusco, Peru
Desa Inca kuno Machu Picchu menarik ribuan wisatawan setiap hari. Mereka menyambangi areal seluas 2.500 hektare yang ditetapkan oleh Peru dan UNESCO sebagai situs warisan dunia pada 2011.
Sayangnya gelombang besar wisatawan ini membuat situs ini dalam bahaya yakni adanya kerusakan serius. Untuk mencegah kerusakan tambah parah, sejak 2019 Pemerintah Peru mengeluarkan kebijakan bahwa wisatawan diwajibkan menyewa pemandu dan mengikuti jalur tertentu ketika mengunjungi Machu Picchu.
13. Santorini, Yunani
Santorini adalah pulau indah di lepas pantai Yunani dan sering penuh turis selama musim panas. Menurut Conde Nast Traveler, sebanyak 790.000 orang dari 636 kapal pesiar mengunjungi Santorini pada 2015.
Sementara pulau hanya memiliki populasi lebih dari 15.000 orang. Dengan banyaknya turis membawa dampak negatif berupa aksi vandalisme di sejumlah lokasi ber-selfie.
14. Praha, Rep. Ceko
Praha adalah kota populer di kalangan wisatawan yang menyukai pesta karena menjamurnya bar dengan harga bir murah. Ketika sedang ‘berpesta’ turis-turis yang gaduh menjadi begitu tak terkendali sehingga para pejabat setempat harus turun tangan untuk menegakkan “waktu tenang malam” di seluruh kota pada pukul 10:00 malam.
15. Kuba
Menurut New York Times, jumlah wisatawan ke Kuba pernah memecahkan rekor yakni 3,5 juta pengunjung pada 2018. Hal itu telah menyebabkan kekurangan makanan bagi penduduk setempat.
Penyebabnya harga kebutuhan pokok meroket karena banyak hotel menimbunnya untuk melayani wisatawan. Karena hal itu Pemerintah Kuba telah menerapkan pembatasan harga untuk kebutuhan pokok agar harganya terjangkau bagi penduduk setempat.
Sumber: www.businessinsider.com
Imbasnya penduduk setempat sering frustrasi dengan perilaku buruk para pelancong. Berikut tempat wisata di dunia yang rusak akibat ulah wisatawan atau biasa disebut fenomena overtourism. (Baca juga: Menjelajahi Situs Warisan Dunia Yang Ada di Indonesia )
1. Kyoto, Jepang
Dengan meningkatnya pariwisata di Jepang, kota-kota kecil, seperti Kyoto, telah terpukul. Kyoto dengan cepat menjadi terkenal karena jalan-jalannya yang kecil dan unik serta kedai tehnya yang nyaman. Itu juga dikenal sebagai tempat yang sempurna untuk melihat geisha dan muridnya.
Akibatnya, turis berbondong-bondong ke kota untuk mengambil gambar, menyerang properti pribadi, dan mengganggu geisha. Beberapa turis bahkan pergi untuk mengejar geisha dan mengenakan kimono mereka. Sebuah kelompok penduduk setempat di kota itu memilih mendenda turis USD92 jika mereka mengambil foto milik pribadi atau geisha tanpa izin. (Baca juga: Usai Pandemi, Bali Dijadikan Pilot Project Penerapan Program CHS )
2. Hallstatt, Austria
Terletak di Pegunungan Alpen Austria, Hallstatt adalah desa yang hanya dihuni sekitar 800 orang. Setiap tahun 1 juta wisatawan berduyun-duyun ke kota kuno ini. Terlebih kota kecil ini menjadi inspirasi di film "Frozen". Pemerintah Hallstatt mengatakan akan mengurangi jumlah bus wisata yang datang ke desa untuk mengurangi ekses negatif akibat berkembangnya pariwisata.
3. Hanoi's "train street", Vietnam
Sebuah jalan di Hanoi, Vietnam, telah menjadi populer di kalangan wisatawan dalam beberapa tahun terakhir sebagai lokasi selfie yang Instagramable. Jalan yang terkenal - dijuluki "jalan kereta" - memiliki jalur kereta api tunggal, di mana kanan kiri rel menjamur toko dan kafe.
Pada Oktober 2019, sebuah kereta harus berhenti darurat karena terlalu banyak turis yang berada di rel dan tidak mau bergerak. Akibatnya, pemerintah Kota Hanoi memaksa bisnis lokal tutup pada 12 Oktober. (Baca juga: Kemenparekraf Ajak Traveler Wisata Heritage di 5 Situs Warisan Dunia di Indonesia )
4. Spanish Steps, Italia
Spanish Steps di Roma, Italia, pernah muncul dalam film Audrey Hepburn, Roman Holiday. Imbasnya, turis berbondong-bondong ke lokasi wisata eksotis ini. Akibatnya di musim liburan tempat wisata ini penuh sesak.
Kini pemerintah melarang wisatawan duduk tangga tempat wisata ini karena adanya kotoran. Ada sekitar 135 tangga batu kotor karena noda anggur merah dan gumpalan permen karet.
Pada 2016, kota ini menghabiskan USD1,68 juta untuk membersihkan kotoran di tempat wisata ini. Pemerintah Italia telah membuat aturan dimana wisatawan yang duduk di tangga Spanish Steps akan didenda USD280 hingga USD448.
5. Fjadrargljufur Canyon, Islandia
Fjadrargljufur Canyon di Islandia ditampilkan dalam video musik Justin Bieber dan muncul di film Game of Thrones. Badan Lingkungan Hidup Islandia melaporkan bahwa sekitar satu juta orang telah mengunjungi situs tersebut sejak video Bieber dirilis pada 2015. Akting cemerlang destinasi wisata ini telah menjadikannya tujuan wisata populer bagi para wisatawan.
Imbasnya gelombang wisatawan membuat situs tersebut rusak parah. Pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan melarang pengunjung di lokasi wisata itu.
6. Bloemenmarkt, Amsterdam
Bloemenmarkt di Amsterdam, Belanda, pernah jadi toko bunga apung yang cantik. Kini tempat ini sudah ditutup karena terlalu banyak turis yang datang.
Salah satu pedagang bunga Bloemenmarkt, Michael Saarlos, mengatakan, karena kelompok wisata besar berhenti untuk mengambil gambar di depan toko-toko menghalangi penduduk setempat untuk membeli bunga.
"Saya sudah muak dengan semua turis yang merusak perdagangan saya," kata Saarlos kepada surat kabar Belanda, De Trouw. Tahun lalu, sebanyak 18,5 juta orang diperkirakan mengunjungi Amsterdam. (Baca juga: Ikon-ikon Terkenal dari Berbagai Negara )
7. Venesia, Italia
Meski Venesia sempat tenggelam, tetap saja banyak wisatawan yang mengunjungi kota indah ini setiap tahun. Penduduk setempat mengeluh pariwisata, termasuk kapal pesiar, bertanggung jawab atas meningkatnya polusi di kota itu. Bahkan Komite Warisan Dunia UNESCO prihatin dampak pariwisata terhadap banyak situs bersejarah Venesia.
Akibatnya pemerintah Venesia telah menerapkan aturan ketat mengenai pariwisata. Wisatawan dilarang membuang sampah sembarangan, terlibat dalam permainan kuda, tidak mengenakan baju di depan umum, meninggalkan kunci cinta, dan menulis di atas atau merusak pohon atau bangunan. Menurut CNN, kota ini bahkan membatasi jumlah kamar hotel baru.
8. Dubrovnik, Kroasia
Popularitas Dubrovnik meningkat setelah menjadi salah satu lokasi syuting film Game of Thrones yang tayang di HBO. Imbasnya Dubrovnik mengalami peningkatan pariwisata signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Kota pesisir ini mengalami kenaikan kunjungan turis sebesar 10% pada 2015. Namun, kota ini mulai mendapatkan imbas negatif. Pada Agustus 2017, wali kota Dubrovnik mengumumkan rencana mengurangi jumlah wisatawan maksimum yang diizinkan di kota per hari. Dari 8.000 turun menjadi 4.000 selama 2 tahun ke depan untuk mengurangi dampak negatif.
9. Cozumel, Meksiko
Cozumel adalah pulau indah yang dikelilingi oleh Laut Karibia. Ini juga merupakan tujuan kapal pesiar terpopuler kedua di dunia menurut BBC.
Terumbu karang mengelilingi pulau, meskipun sejumlah besar karang telah dihancurkan oleh kapal dan penyelam scuba. Karang yang tersisa juga telah rusak oleh polusi dari lalu lintas kapal berat.
10. Barcelona, Spanyol
Awal 2019, sebuah protes terhadap pariwisata di kota berubah menjadi kekerasan ketika pengunjuk rasa menyerang sebuah bus wisata dan hotel. Objek wisata populer bahkan telah mengubah aturan mereka sebagai akibat dari kegiatan wisata.
La Boqueria, pasar publik besar, melarang kelompok wisatawan lebih dari 15 orang pada 2015. Sebelum pelarangan, kelompok besar wisatawan sering memblokir lalu lintas pejalan kaki saat mengambil foto, menyebabkan gangguan bagi vendor dan pelanggan tetap.
11. New York, AS
Kota New York telah menjadi tujuan liburan populer selama bertahun-tahun. The New York Times melaporkan awal 2018 New York memiliki sekitar 113.000 kamar hotel. Dari pasar hotel yang terus tumbuh hingga menjamurnya lokasi-lokasi berswa foto (selfie) yang Instagramable membuat sejumlah kalangan menyebut bahwa para wisatawan telah ‘mengusai’ Kota New York saat musim liburan tiba.
12. Machu Picchu, Cusco, Peru
Desa Inca kuno Machu Picchu menarik ribuan wisatawan setiap hari. Mereka menyambangi areal seluas 2.500 hektare yang ditetapkan oleh Peru dan UNESCO sebagai situs warisan dunia pada 2011.
Sayangnya gelombang besar wisatawan ini membuat situs ini dalam bahaya yakni adanya kerusakan serius. Untuk mencegah kerusakan tambah parah, sejak 2019 Pemerintah Peru mengeluarkan kebijakan bahwa wisatawan diwajibkan menyewa pemandu dan mengikuti jalur tertentu ketika mengunjungi Machu Picchu.
13. Santorini, Yunani
Santorini adalah pulau indah di lepas pantai Yunani dan sering penuh turis selama musim panas. Menurut Conde Nast Traveler, sebanyak 790.000 orang dari 636 kapal pesiar mengunjungi Santorini pada 2015.
Sementara pulau hanya memiliki populasi lebih dari 15.000 orang. Dengan banyaknya turis membawa dampak negatif berupa aksi vandalisme di sejumlah lokasi ber-selfie.
14. Praha, Rep. Ceko
Praha adalah kota populer di kalangan wisatawan yang menyukai pesta karena menjamurnya bar dengan harga bir murah. Ketika sedang ‘berpesta’ turis-turis yang gaduh menjadi begitu tak terkendali sehingga para pejabat setempat harus turun tangan untuk menegakkan “waktu tenang malam” di seluruh kota pada pukul 10:00 malam.
15. Kuba
Menurut New York Times, jumlah wisatawan ke Kuba pernah memecahkan rekor yakni 3,5 juta pengunjung pada 2018. Hal itu telah menyebabkan kekurangan makanan bagi penduduk setempat.
Penyebabnya harga kebutuhan pokok meroket karena banyak hotel menimbunnya untuk melayani wisatawan. Karena hal itu Pemerintah Kuba telah menerapkan pembatasan harga untuk kebutuhan pokok agar harganya terjangkau bagi penduduk setempat.
Sumber: www.businessinsider.com
(poe)