Covid-19 Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi? Ini Kata Ahli
loading...
A
A
A
JAKARTA - Disfungsi ereksi (DE) atau impotensi menjadi momok bagi kaum Adam. Kondisi ini terjadi ketika pria tidak mendapatkan atau mempertahankan cukup ereksi untuk melakukan hubungan seksual. "Banyak faktor yang memengaruhinya," Sebut Chris Kyle, MD, MPH, spesialis urologi, mengutip dari Verywellhealth.
Baca juga : Gelar Konser Virtual, Baekhyun EXO Kehabisan Napas Nyanyikan Call Me Baby
“Komorbiditas seperti diabetes atau hipertensi, berisiko menimbulkan berbagai gejala termasuk DE,” tutur Kyle. Bukan hanya fisik yang memengaruhi, kesehatan mental juga berkontribusi terhadap DE. “Depresi dan kegelisahan (gangguan kecemasan) dapat membuat impotensi,” imbuhnya.
Terkait DE yang disebut sebagai efek langsung Covid-19, sejauh ini tidak ada penelitian yang membuktikannya. Kerusakan serius pada pembuluh darah, adalah penyebabnya. Meski begitu, Judson Brandeis, MD, pendiri BrandeisMD Male Rejuvenation Center, mengatakan Covid-19 bisa berdampak pada sistem pembuluh darah dari kasus sedang hingga berat. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya impotensi.
Baca juga : Wanita Tertua di Dunia Rayakan Ultah ke-118
“Bukan virusnya sendiri sebagai penyebabnya (impotensi), tapi reaksi tubuh terhadap viruslah yang akhirnya memicu kerusakan yang berujung disfungsi ereksi,” ungkap Brandeis. Ia menambahkan, kuatnya respon peradangan tubuh untuk melawan kerusakan virus pada inti pembuluh darah menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga menghambat aliran pembuluh darah ke penis. Untuk mengatasinya, Brandeis menerangkan bahwa terapi farmakologi kardiovaskular dapat efektif menangani Covid 19.
“Studi lain juga menunjukkan bahwa medikasi seperti pemberian aspirin sebagai pengencer darah dapat mengobati Covid-19. Penelitian pun menyebutkan pemberian obat antiradang seperti dexamethasone mendorong kesembuhan Covid-19,” tambah Brandeis. Terkait gangguan pembuluh darah, stres, kecemasan, dan depresi dipicu dengan kondisi pandemi, bisa membuat permasalahan DE menjadi semakin memburuk.
Baca juga : BCAP Mengakuisisi Mayoritas Saham AGCO untuk Merambah Pasar Internasional
Banyak pasien yang mengeluh kadar kecemasan bertambah sekaligus depresi meningkat akibat isolasi diri. DE dapat mempengaruhi pria segala usia tapi paling sering terjadi pada usia paruh baya yang memiliki penyakit penyerta seperti obesitas, diabetes, atau hipertensi.
Menurut Brandeis, penderita Covid-19 berat lebih mungkin mengalami DE. “Semakin berat respon imun terhadap Covid-19, semakin tinggi potensi terjadi kerusakan pada pembuluh darah,” tandas Brandeis.
Lihat Juga: Asuransi Kesehatan Mental Makin Penting bagi Gen Z, Apa Saja yang Ditanggung BPJS Kesehatan?
Baca juga : Gelar Konser Virtual, Baekhyun EXO Kehabisan Napas Nyanyikan Call Me Baby
“Komorbiditas seperti diabetes atau hipertensi, berisiko menimbulkan berbagai gejala termasuk DE,” tutur Kyle. Bukan hanya fisik yang memengaruhi, kesehatan mental juga berkontribusi terhadap DE. “Depresi dan kegelisahan (gangguan kecemasan) dapat membuat impotensi,” imbuhnya.
Terkait DE yang disebut sebagai efek langsung Covid-19, sejauh ini tidak ada penelitian yang membuktikannya. Kerusakan serius pada pembuluh darah, adalah penyebabnya. Meski begitu, Judson Brandeis, MD, pendiri BrandeisMD Male Rejuvenation Center, mengatakan Covid-19 bisa berdampak pada sistem pembuluh darah dari kasus sedang hingga berat. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya impotensi.
Baca juga : Wanita Tertua di Dunia Rayakan Ultah ke-118
“Bukan virusnya sendiri sebagai penyebabnya (impotensi), tapi reaksi tubuh terhadap viruslah yang akhirnya memicu kerusakan yang berujung disfungsi ereksi,” ungkap Brandeis. Ia menambahkan, kuatnya respon peradangan tubuh untuk melawan kerusakan virus pada inti pembuluh darah menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga menghambat aliran pembuluh darah ke penis. Untuk mengatasinya, Brandeis menerangkan bahwa terapi farmakologi kardiovaskular dapat efektif menangani Covid 19.
“Studi lain juga menunjukkan bahwa medikasi seperti pemberian aspirin sebagai pengencer darah dapat mengobati Covid-19. Penelitian pun menyebutkan pemberian obat antiradang seperti dexamethasone mendorong kesembuhan Covid-19,” tambah Brandeis. Terkait gangguan pembuluh darah, stres, kecemasan, dan depresi dipicu dengan kondisi pandemi, bisa membuat permasalahan DE menjadi semakin memburuk.
Baca juga : BCAP Mengakuisisi Mayoritas Saham AGCO untuk Merambah Pasar Internasional
Banyak pasien yang mengeluh kadar kecemasan bertambah sekaligus depresi meningkat akibat isolasi diri. DE dapat mempengaruhi pria segala usia tapi paling sering terjadi pada usia paruh baya yang memiliki penyakit penyerta seperti obesitas, diabetes, atau hipertensi.
Menurut Brandeis, penderita Covid-19 berat lebih mungkin mengalami DE. “Semakin berat respon imun terhadap Covid-19, semakin tinggi potensi terjadi kerusakan pada pembuluh darah,” tandas Brandeis.
Lihat Juga: Asuransi Kesehatan Mental Makin Penting bagi Gen Z, Apa Saja yang Ditanggung BPJS Kesehatan?
(sal)