Mengapa Orang yang Pernah Terpapar COVID-19 Tetap Perlu Divaksin? Ini Penjelasannya!
loading...
Orang yang pernah terpapar Covid-19 tetap harus divaksin. Karena antibodi dari vaksin lebih lama dibanding antibodi alami. Foto/bbc.com
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah telah mendatangkan 3 juta vaksin Covid-19 dari Sinovac , China. Rencananya, pada bulan ini, vaksinasi mulai dilakukan. Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia Zubairi Djoerban mengatakan, dirinya mendapatkan cukup banyak pertanyaan soal ini.
" Para ahli, yang saya tahu, meyakini bahwa penyintas Covid-19 itu masih perlu divaksin. Pasalnya perlindungan vaksin bisa jadi lebih tahan lama ketimbang perlindungan yang didapat dari infeksi alami," katanya dalam utas cuitannya di akun Twitter @ProfesorZubairi, dikutip Sabtu (2/1/2020).
Baca juga : Merawat Penderita COVID-19 Tanpa Khawatir Tertular, Ini Tipsnya!
Pernyataan Zubairi Djoerban itu menjawab pertanyaan dari pemilik akun @wagenugelo. Mengenai apakah vaksin diperuntukkan bagi yang belum terkena Covid-19 saja atau yang sudah terkena juga harus mendapatkan vaksin.
Dikatakan Zubairi Djoerban, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyatakan penyintas Covid-19 juga akan memiliki antibodi, tapi sebagian besar antibodi ini hanya akan bertahan sekitar 90 hari saja.
“Sehingga, yang baru saja terinfeksi dan sembuh, bisa saja menunda vaksinasinya hingga 90 hari—ketika antibodi itu “sudah hilang”.
Baca juga : 3 Kali Swab Masih Positif COVID-19, Nirina Zubir Nangis Tak Bisa Peluk Anak
Namun, CDC tetap menganjurkan penyintas Covid-19 untuk vaksinasi dan tidak perlu melakukan tes antibodi terlebih dahulu," tuturnya. Poin pentingnya, kata Zubairi, vaksin Covid-19 tetap dibutuhkan untuk membentuk antibodi dalam jangka waktu lebih lama.
"Kita bisa belajar dari virus flu yang bisa membentuk antibodi beberapa bulan saja atau satu tahun--dan vaksinnya harus diulang tiap tahun,” pungkas Zubairi.
" Para ahli, yang saya tahu, meyakini bahwa penyintas Covid-19 itu masih perlu divaksin. Pasalnya perlindungan vaksin bisa jadi lebih tahan lama ketimbang perlindungan yang didapat dari infeksi alami," katanya dalam utas cuitannya di akun Twitter @ProfesorZubairi, dikutip Sabtu (2/1/2020).
Baca juga : Merawat Penderita COVID-19 Tanpa Khawatir Tertular, Ini Tipsnya!
Pernyataan Zubairi Djoerban itu menjawab pertanyaan dari pemilik akun @wagenugelo. Mengenai apakah vaksin diperuntukkan bagi yang belum terkena Covid-19 saja atau yang sudah terkena juga harus mendapatkan vaksin.
Dikatakan Zubairi Djoerban, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyatakan penyintas Covid-19 juga akan memiliki antibodi, tapi sebagian besar antibodi ini hanya akan bertahan sekitar 90 hari saja.
“Sehingga, yang baru saja terinfeksi dan sembuh, bisa saja menunda vaksinasinya hingga 90 hari—ketika antibodi itu “sudah hilang”.
Baca juga : 3 Kali Swab Masih Positif COVID-19, Nirina Zubir Nangis Tak Bisa Peluk Anak
Namun, CDC tetap menganjurkan penyintas Covid-19 untuk vaksinasi dan tidak perlu melakukan tes antibodi terlebih dahulu," tuturnya. Poin pentingnya, kata Zubairi, vaksin Covid-19 tetap dibutuhkan untuk membentuk antibodi dalam jangka waktu lebih lama.
"Kita bisa belajar dari virus flu yang bisa membentuk antibodi beberapa bulan saja atau satu tahun--dan vaksinnya harus diulang tiap tahun,” pungkas Zubairi.
(wur)
Lihat Juga :
